1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keberhasilan pembangunan Nasional telah dirasakan oleh rakyat dengan meningkatnya kesejahteraan pada umumnya. Tetapi hasil pembangunan juga telah
menimbulkan masalah-masalah sosial lainnya. Salah satunya yaitu masalah ketidakpastian sosial ekonomi yang dihadapi oleh sebagian besar tenaga kerja
Indonesia. Bagi perseorangan ketidakpastian ini perlu diatasi, karena dapat mengakibatkan hilangnya penghasilan. Sebab utama dari gangguan penghasilan
ini adalah hari tua, cacatsakit dan kecelakaan serta kematian. Kondisi kehidupan yang menurun pada hari tua merupakan masalah utama bagi setiap tenaga kerja,
karena pada saat itu kemampuan untuk memperoleh penghasilan menjadi menurunmerosot atau hilang sama sekali, tetapi biaya hidup terus diperlukan. Hal
ini dijelaskan dengan menggunakan model Hipotesa Siklus Hidup Konsumsi life –cycle hypothesis of consumption dari Ando Modigliani Branson, 1979.
Hipotesa siklus hidup konsumsi menekankan adanya hubungan antara produktivitas, pendapatan dengan konsumsi. Menurut model ini perjalanan hidup
seseorang life time dibagi dalam tiga kurun waktu, yaitu: 1 masa produktivitas rendah
2 masa produktivitas tinggi 3 masa produktivitas menurun.
2
Gambar 1. Hipotesa Siklus Hidup Konsumsi
Kurva konsumsi menunjukkan aliran konsumsi individu yang berkencenderungan meningkat seiring dengan perjalanan hidup seorang dan tidak
mungkin mengalami penurunan. Sedangkan kurva pendapatan menunjukkan aliran pendapatan dimana berlaku siklus hidup yang membagi perjalanan hidup
seseorang kedalam tiga periode. Gambar 1 menunjukkan bahwa tahun awal perjalanan hidup seseorang merupakan periode hutang net borrower, sebab
meskipun belum ada aliran pendapatan, aliran konsumsi tetap berjalan Y
C .
Periode antara
1
T
dan
2
T
menunjukkan periode produktivitas tinggi, sehingga aliran pendapatan lebih dari konsumsi
C Y
. Pada masa ini, individu sudah dapat melunasi semua hutang pada periode hutang dan kemudian menyisihkan
C Y
A B
1
T
2
T Waktu
3
T
kurva konsumsi
kurva pendapatan Nilai PendapatanKonsumsi
3
pendapatannya net surplus. Pada periode akhir setelah titik B, masa produktivitas individu menurun sehingga menyebabkan kemampuan memperoleh
pendapatan juga menurun net deficit seiring dengan bertambahnya usia. Titik
2
T
dapat dikatakan batas usia pensiun dimana pendapatan sama besarnya dengan konsumsi. Setelah titik B, individu mengalami masa defisit dimana pendapatannya
lebih kecil dari konsumsinya. Banyak orang yang bersedia menerima penghasilan yang kecil pada masa aktif bekerja, asalkan mendapatkan cukup jaminan pada hari
tua. Pengertian pensiun secara umum adalah berakhirnya masa kerja pegawai
karena sesuatu hal misal : cacatsakit atau telah mencapai batas usia tertentu usia pensiun. Meskipun masa pensiun hanya akan berlangsung dalam jangka
pendek, tetap dibutuhkan jumlah investasi yang cukup besar. Sedangkan setiap orang tidak mengetahui apakah dia masih hidup sampai hari tua dan berapa lama
dia dapat bertahan setelah melewati masa pensiun. Demikian juga seseorang tidak dapat memperkirakan berapa besar dana yang harus diinvestasikan untuk
memenuhi biaya hidup di hari tua. Jika ditangani secara individual maka akan terjadi kesulitan, karena setiap orang mempunyai keterbatasan pengetahuan
tentang dunia investasi. Untuk mengatasi masalah tersebut, pihak perusahaanpemberi kerja
menawarkan kepada pegawainya suatu bentuk simpanantabungan sebagai jaminan di hari tua melalui sebuah Program Pensiun. Pada pelaksanaan program
pensiun, pegawaipeserta program diwajibkan membayar iuran yang berupa anuitas dari awal masuk menjadi anggota sampai mencapai pensiun, yang
4
kemudian dibayarkan kembali dalam bentuk anuitas dari usia pensiun sampai seumur hidup. Pembayaran anuitas didasarkan pada masa kerja dan gaji pegawai
yang bersangkutan. Penyetoran iuran harus dilakukan setiap jangka waktu
tertentu, karena dana tersebut harus segera diinvestasikan dan bunganya diperhitungkan untuk setiap kali penyetoran.
B. Perumusan Masalah