Bola Basket 1. Permainan Bola Basket

sedangkan pemain dalam posisi tidak memegang bola maka dia bersiap untuk menerima atau menangkap bolaSodikun, 1992. Menurut Wissel, 2000 mengumpan memiliki kegunaan khusus, yaitu 1 mengalihkan bola dari daerah padat pemain, 2 menggerakkan bola bola dengan cepat dengan cepat pada fast break, 3 membangun permainan yang offensive, 4 mengoper ke rekan yang sedang terbuka untuk penembakan, dan 5 mengoper dan memotong untuk melakukan tembakan sendiri. Menurut Kosasih D. , 2008, ada beberapa elemen dasar dalam passing yang harus diajarkan agar presentase turn over bias ditekan, antara lain: 1 Kecepatan, bola yang di-passing harus tajam, cepat, tidak terlalu keras, dan tidak terlalu pelan, 2 Target, setiap passing haruslah tepatakurat pada target yang spesifik. Bukan hanya orang yang akan di-passing, tetapi sasarantarget tangan peminta bola, 3 Timing, bola harus sampai pada penerima disaat yang tepat, tidak sebelum atau sesudahnya, 4 Trik, pemain yang melakukan passing harus berusaha menggunakan tipuan untuk mengelabuhi defender. Biasanya defender tertipu saat kita menggunakan tipuan mata, 5 Komunikasi, komunikasi antar pemain sangat diperlukan untuk mengurangi resiko turn over komunikasi mata, suara, sinyal, dan lain-lain. 2. Teknik Mengumpan dan Menangkap Passing dan Catching Menurut PERBASI, 2010 menembak adalah gerakan terakhir untuk mendapatkan angka. Umumnya dalam bola basket, tembakan dilakukan setiap 15-20 detik dan hampir setengahnya berhasil masuk. Menurut Kosasih D. , 2008shooting adalah skill dasar bola basket yang paling dikenal dan paling digemari. Ada istilah berkaitan dengan teknik shooting dalam bola basket yang perlu dikenalkan kepada pemain sejak usia dini, yaitu “BEEF. Wissel, 2000 mengungkapkan bahwa kemampuan yang harus dikuasai seorang pemmain adalah kemampuan memasukan bola atau shooting. Seorang pemain yang memilki keahlian shooting akan mampu memasukan bola ke keranjang dengan leluasa dari jarak manapun. Kemampuan ini juga sangat berpengaruh ketika dalam pertandingan, karena ini keahlian shooting bisa menutupi kelemahan teknik dasar yang lainnya. Sodikun, 1992 mengemukakan bahwa menembak merupakan sasaran akhir setiap pemain dalam bermain. Keberhasilan suatu regu dalam permainan selalu ditentukan oleh suatu keberhasilan dalam menembakan. Penembak yang hebat sering disebut pure-shooter karena kehalusannya, tembakan yang melucur bebas tanpa menyentuh ring ketika masuk ke keranjang. Wissel, 2000 mengungkapkan beberapa pemain beranggapan pure-shooter adalah anugerah alam, bakat sejak lahir. Ini adalah konsep yang salah, penembak yang handal itu hasil latihan bukan dari semata- mata bakat dari lahir. Banyak teknik shooting yang dapat dilakukan diantaranya: 1 Menembak Dua Tangan Dari Atas Kepala 2 Lay Up Shoot 3 Menembak dengan satu tangan 4 Jump Shoot 3. Teknik Menggiring Dribbling Menurut Wissel, 2000dribble merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam bola basket dan penting untuk permainan individual dan tim. Menurut Sodikun, 1992 menggiring bola adalah salah satu cara yang diperbolehkan oleh peraturan untuk membawa lari ke segala arah. Untuk mampu mengendalikan sebuah pertandingan maka keahlian dribbling harus di atas rata-rata. Sedangkan menurut PERBASI, 2010 driblle adalah cara untuk bergerak dengan bola ynag dilakukan oleh seorang pemain, tujuannya untuk membebaskan diri dari lawan atau mencari posisi yang terbaik untuk melakukan passing ataupun shooting. Manfaat men-dribble antara lain : 1 memindahkan bola keluar dari daerah yang padat penjagaan ketika operan tidak memungkinkan, ketika penerima tidak bebas penjagaan, dan pada saat fast break untuk mencetak angka, 2 menembus penjagaan ke arah ring, 3 menarik perhatian penjaga untuk membebaskan rekan tim, 4 memperbaiki posisi atau sudut, 5 membuat peluang untuk mencetak skor.

2.2. Daya Tahan Kardiovaskuler

2.2.1. Pengertian

Daya tahan kardiovaskuler merupakan kemampuan untuk terus menerus dengan tetap menjalani kerja fisik yang mencakup sejumlah besar otot dalam waktu tertentu, hal ini merupakan kemampuan system peredaran darah dan system pernapasan untuk menyesuaikan diri terhadap efek seluruh kerja fisik Depdiknas, 2000. Pendapat lain mengatakan bahwa daya tahan paru jantung merupakan kemampuan fungsional paru jantung mensuplai oksigen untuk kerja otot dalam waktu yang lama Irianto, 2004. Olahraga yang teratur dapat meningkatkan kesehatan yang kita miliki karena jantung kita menjadi kuat dalam memompa darah ke seluruh tubuh. Tabel 2.1. Tingkat Kebugaran Paru Jantun Berdasarkan Detak Jantung Istirahat 20-29 30-39 40-49 50+ 59 63 65 67 Istimewa 60-69 64-71 66-73 68-75 Baik 70-85 72-85 74-89 76-89 Cukup 86 86 90 90 Kurang PRIA Usia Tahun STATUS Sumber : Irianto,2004 Daya tahan kardiovaskuler merupakan kemampuan sistem peredaran darah dan sistem pernafasan untuk menyesuaikan diri terhadap efek seluruh beban kerja fisik Depdiknas, 2000. Dengan melakukan aktivitas gerak dan olahraga yang teratur dan sistematis akan dapat meningkatkan kualitas sistem jantung dan paru. Hubungan antara daya tahan dan penampilan fisik olahragawan diantaranya adalah menambah kemampuan untuk melakukan aktivitas kerja secara terus- menerus dengan intesitas tinggi dalam jangka waktu yang lama, kemampuan untuk memperpendek waktu pemulihan, terutama pada cabang olahraga pertandingan dan permainan, serta kemampuan untuk menerima beban latihan yang lebih berat, lebih lama, dan bervariasi Sukadiyanto, 2011. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi daya tahan kardiovaskuler menurut Susilowati, 2007, antara lain : a Indeks Massa Tubuh IMT merupakan hasil dari berat badan kilogram dibagi kuadrat dari tinggi badan meter. IMT menggambarkan adiposa pada tubuh seseorang. Dengan pengukuran IMT diperoleh kategori sebagai berikut underweight, normal, overweight dan obesitas Susilowati, 2007. b Umur Umur mempengaruhi hampir semua komponen dalam kesegaran jasmani. Umur dapat mempengaruhi daya tahan kardiovaskuler seseorang. Ketahanan kardiovaskuler mencapai puncaknya pada usia 10-20 tahun dengan nilai indeks jantung normal kira-kira 4 Lmenitm 2 . Ketahanan kardiovaskuler menurun secara perlahan seiring dengan bertambahnya usia, dan pada usia 80 tahun nilai normal indeks jantung hanya tinggal 50. Ini dikarenakan penurunan kekuatan kontraksi jantung, massa otot jantung, kapasitas vital paru dan kapasitas oksidasi otot skeletal Susilowati, 2007. c Jenis Kelamin Daya tahan kardiovaskuler antara pria dan wanita berbeda pada masa pubertas. Hal ini karena wanita memiliki jaringan lemak yang lebih banyak