pemegang saham dengan menikmati keuntungan tambahan ketika perusahaan tidak memiliki
ownership stake dalam perusahaan. Pemegang-pemegang saham kecil tidak akan tertarik dalam memonitor kinerja manajemen karena mereka akan
memakan monitoring cost yang tinggi dengan proporsi keuntungan yang kecil.
Akan tetapi, large shareholders memiliki insentif yang besar untuk dengan aktif
memonitor dan mempengaruhi manajemen perusahaan untuk melindungi investasi-investasi besar mereka.
Seperti halnya yang sudah dijelaskan, maka untuk menganalisis apakah struktur kepemilikan perusahaan efektif dalam memonitor manajemen, maka
digunakan tiga variabel yaitu kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan kepemilikan publik. Kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan
kepemilikan publik dianggap mempengaruhi besarnya biaya agensi yang muncul dalam suatu perusahaan karena permasalahan agensi yang muncul sering
disebabkan oleh benturan antara manajemen dan para pemegang saham.
2.1.3.1 Kepemilikan Manajerial Insider Ownership
Menurut Juhandi et al. 2013:10, kepemilikan manajerial adalah
persentase kepemilikan saham oleh pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan direktur dan komisaris. Peningkatan
kepemilikan manajerial adalah salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengurangi biaya agensi
agency cost. Peningkatan insider ownership dapat
Universitas Sumatera Utara
mengurangi agency cost karena dengan demikian, pihak manajemen juga sudah
ikut berperan tidak hanya sebagai pengelola saja tapi juga sebagai pemilik saham. Manajemen akan ikut merasakan dampak dari setiap keputusan yang
diambilnya dan akan lebih berhati-hati dalam menggunakan hutang. Pihak manajemen cenderung menggunakan rasio hutang pada tingkat yang rendah dan
memilih untuk menggunakan rasio laba ditahan lebih besar dalam kegiatan pendanaan perusahan. Saat laba ditahan besar, maka laba yang digunakan untuk
dibayar kan sebagai dividen kepada pemegang saham akan lebih rendah. Masdupi, 2012:4
2.1.3.2 Kepemilikan Institutional
Kebijakan dividen dapat dipengaruhi oleh struktur kepemilikan saham dalam suatu perusahaan. Hubungan ini dapat dilihat dalam literature Jensen dan
Meckling dalam Ullah et al., 2012:300. Peningkatan kepemilikan institusional
adalah salah satu cara untuk memonitor kinerja manajemen dalam rangka mengurangi
agency cost dalam suatu perusahan yang akan mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan tersebut.
Menurut Juhandi et al. 2013:10, kepemilikan institusional adalah
kepemilikan saham oleh pihak institusi, seperti perusahaan asuransi, reksa dana, bank dan institusi keuangan lainnya. Institusi itu biasanya dapat menguasai
mayoritas saham karena mereka memiliki sumber daya yang lebih besar dibandingkan para pemegang saham lainnya. Fauz dan Rosidi, 2007:263
Universitas Sumatera Utara
Peningkatan kepemilikan saham institusional dalam suatu perusahaan akan meningkatkan kontrol pada perusahaan. Hal tersebut akan mengurangi biaya
agensi dan akan mengakibatkan perusahaan akan membagikan dividen yang rendah. Juhandi
et al., 2013:10 Kepemilikan institusional memiliki pengaruh dan kontrol yang lebih
kuat dalam memonitor dan mengendalikan manajemen sehingga dinilai lebih efisien menekan terjadinya masalah agensi yang ada di perusahaan. Perusahaan
yang memiliki tingkat kepemilikan institusional yang tinggi memiliki masalah agensi yang relatif kecil yang secara langsung mengurangi
agency cost. Jika agency cost dalam perusahaan rendah, maka perusahaan tidak perlu membagikan
dividen dalam jumlah besar. Rachmad dan Muid, 2013:3
2.1.3.3 Kepemilikan Publik