2.3 Kerangka Konseptual
Kepemilikan manajerial diartikan sebagai kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak manajemen perusahaan, baik komisaris atau direktur. Adanya
peningkatan insider ownership dapat mengurangi agency cost. Manajemen akan
ikut merasakan dampak dari setiap keputusan yang diambilnya dan akan lebih berhati-hati dalam menggunakan hutang. Pihak manajemen cenderung
menggunakan rasio hutang pada tingkat yang rendah dan memilih untuk menggunakan rasio laba ditahan lebih besar dalam kegiatan pendanaan perusahan.
Saat laba ditahan besar, maka laba yang digunakan untuk dibayarkan sebagai
dividen kepada pemegang saham akan lebih rendah. Masdupi, 2012:4
Menurut Fauz dan Rozidi 2007:263, kepemilikan institusional adalah kepemilikan oleh pihak institusi, yaitu perusahaan lain atau bank. Kepemilikan
institutional yang tinggi akan memiliki kontrol yang kuat terhadap perusahaan .
Hal itu dikarenakan kepemilikan institusional memiliki pengaruh dan kontrol yang lebih kuat dalam memonitor dan mengendalikan manajemen sehingga
dinilai lebih efisien menekan terjadinya masalah agensi yang ada di perusahaan. Jadi, peningkatan kepemilikan institusional dapat mengurangi
agency cost. Apabila
agency cost dalam perusahaan rendah, maka perusahaan tidak perlu
membagikan dividen dalam jumlah besar. Rachmad dan Muid, 2013:3
Kepemilikan publik adalah kepemilikan saham oleh pihak masyrakat atau publik, diluar kepemilikan saham oleh pihak manajemen dan institusi.
Kepemilikan publik yang tinggi menunjukkan bahwa penyebaran kepemilikan
Universitas Sumatera Utara
saham suatu perusahaan tidak terkonsentrasi. Bila kepemilikan saham menyebar, kontrol pemegang saham cenderung melemah. Pemegang saham terkonsentrasi
akan mempermudah monitoring dan kontrol terhadap kebijakan yang diambil
pengelola perusahaan sehingga dapat mengurangi agency cost. Kepemilikan
publik yang terkonsentrasi atau rendah penyebarannya akan mengurangi agency
cost. Agency cost yang rendah menunjukkan perusahaan tidak perlu membagikan
dividen dalam jumlah yang besar. Sugiarto, 2009:27
Menurut Arifin 2005:77, struktur modal merupakan kombinasi hutang dan ekuitas dalam struktur jangka panjang perushaan. Struktur modal dapat
menggambarkan komposisi hutang dan ekuitas. Struktur modal dapat dihitung dengan melihat
debt to equity ratio yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya. Semakin besar proposi hutang yang
ditunjukkan oleh posisi DER, maka akan besar pula kewajiban perusahaan. Semakin tinggi hutang, maka laba bersih yang dibagikan dalam bentuk dividen
akan semakin rendah karena perusahaan lebih memilih menggunakan laba untuk membayar hutang-hutangnya. Fauz dan Rosidi, 2007:265
Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan perusahaan yang tinggi cennderung akan menahan pendapatannya. Hal ini disebabkan oleh tingginya
tingkat kebutuhan perusahaan terhadap dana tambahan dari dalam dan luar perusahaan. Untuk memenuhi kebutuhan dana ini, manajer memilih untuk
menggunakan pembiayaan dari laba ditahan. Laba ditahan yang semakin tinggi
Universitas Sumatera Utara
untuk memenuhi kebutuhan dana akan membuat dividen yang dibagikan
perusahaan semakin kecil. Fauz dan Rosidi, 2007:4 Berdasar konsep-konsep dasar teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu
tersebut maka faktor-faktor yang dapat digunakan untuk memprediksi dividend
payout ratio adalah kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kepemilikan publik,
debt to equity ratio, dan pertumbuhan aset. Atas dasar
analisis faktor-faktor tersebut maka pengaruh dari masing-masing variabel tersebut terhadap
DPR dapat digambarkan dalam kerangka pemikiran teoritis seperti ditunjukkan dalam Gambar 2.1 berikut ini.
Sumber : Juhandi et al. 2013
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Kepemilikan Manajerial X
1
Pertumbuhan Aset X
5
Kepemilikan Publik X
3
Debt to Equity Ratio X
4
Kepemilikan Institusional X
2
Dividend Payout Ratio Y
Universitas Sumatera Utara
2.4 Hipotesis