Square R
2
menunjukkan nilai 0,249. Nilai R
2
tersebut menunjukkan
bahwa tinggi atau rendahnya etos kerja ditentukan oleh variabel pembinaan kepala sekolah dan pengalaman kerja sebesar 0,249
24,9. Hasil pengujian signifikansi koefisien korelasi ganda menunjukkan bahwa nilai F hitung = 2,880 Ftabel. = 1,660 dan nilai
probabilitas = 0,000 α = 0,05 lampiran V hal 96
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut disimpulkan bahwa nilai Ha diterima. Artinya, ada hubungan positif dan signifikan antara
pembinaan kepala sekolah dan pengalaman kerja dengan etos kerja guru.
3. Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif
a. Sumbangan Relatif Variabel pembinaan kepala sekolah memberikan sumbangan relatif
pada variabel etos kerja guru sebesar 67,30. Variabel pengalaman kerja memberikan sumbangan relatif pada variabel etos kerja guru
sebesar 32,70 lampiran V hal 94 b. Sumbangan Efektif
Variabel pembinaan kepala sekolah memberikan sumbangan efektif sebesar 16,74 . Variabel pengalaman kerja memberikan sumbangan
efektif sebesar 8,13. Ini menunjukkan bahwa peningkatan etos kerja ditentukan oleh variabel lain di luar penelitian ini sebesar 75,13
lampiran V hal 94
1. Hubungan antara Pembinaan Kepala Sekolah dengan Etos Kerja Guru
Dari hasil analisis diketahui bahwa nilai koefisien korelasi r
hitung
= 0,404. Hasil dari perhitungan uji t diketahui bahwa t
hitung
= 4,395 t
tabel
. = 1,660. Hal ini berarti bahwa pembinaan kepala sekolah mempunyai
hubungan positif dan signifikan dengan etos kerja guru. Atau dengan kata lain semakin sering pembinaan kepada guru dilakukan oleh kepala
sekolah maka akan semakin meningkat pula etos kerja guru. Deskripsi pembinaan kepala sekolah menunjukkan bahwa tingkat
pembinaan kepada guru yang dilakukan oleh kepala sekolah adalah sebagai berikut sebanyak 53 orang 52 dikategorikan sangat baik, 42
orang 14 dikategorikan baik, 6 orang 7 dikategorikan cukup baik. Deskripsi tersebut menunjukkan bahwa secara umum pembinaan yang
dilakukan oleh kepala sekolah terhadap guru dengan dikategori sangat baik. Pembinaan pleh kepala sekolah yang berjalan sudah baik mencakup
pembinaan orientasi yang meliputi perkenalan, tugas-tugas jabatan, struktur organisasi. Pembinaan kecakapan yang meliputi penguasaan teori
belajar dan pembelajaran, penguasaan materi kurikulum, komunikasi secara efektif, dan penguasaan karakteristik peserta didik. Pembinaan
pengembangan kepribadian yang meliputi bertindak sesuai dengan norma, menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur dan menjunjung tinggi kode
etik guru. Pembinaan kerja meliputi pengembangan keprofesionalan
dengan tindakan reflektif, dan pelatihan kerja. Pembinaan penyegaran meliputi pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Pembinaan
lapangan meliputi pengenalan teknik latihan dan pengembangan untuk mempelajari prosedur baru. Sementara yang belum berjalan baik adalah
tidak ada. Deskripsi etos kerja guru menunjukkan bahwa tingkat etos kerja guru
sebesar 5 orang 5 dikategorikan sangat baik, 40 orang 40 dikategorikan baik, 41 orang 41 dikategorikan cukup baik, 13 orang
13 dikategorikan buruk, dan 2 orang 1 dikategorikan sangat buruk. Deskripsi tersebut menunjukkan bahwa secara umum etos kerja guru
dikategorikan cukup baik. Etos kerja guru yang dikategorikan sudah baik adalah dalam hal pengembangan diri, pengabdian kepada masyarakat dan
bangsa, dan pengabdian kepada tuhan, sedangkan etos kerja guru yang dikategorikan belum baik adalah dalam hal bekerja untuk mencari nafkah
semata dan besarnya penghasilan merupakan motivasi dalam bekerja. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Simandjuntak
1980:84, yang menyatakan bahwa pelaksanaan pembinaan terhadap lembaga pendidikan terarah pada peningkatan mutu dan perbaikan sistem
pendidikan. Peningkatan mutu dapat berjalan dengan baik apabila guru- guru bersikap terbuka open mindedness, kreatif dan memiliki semangat
kerja yang tinggi. Hal ini dapat terjadi apabila mereka berada dalam suatu suasana kerja yang menyenangkan, aman, dan menantang Soewadji,
1984:21. Guru-guru akan melaksanakan tugas dengan efektif apabila
mereka memiliki semangat kerja yang dapat menjadi pendorong atau motivasi bagi guru, bahkan dapat menjadi zat perekat atau tenaga
penggerak bagi seseorang dalam melaksanakan pekerjaan Suseno, 1978:28.
Menurut Soewadji 1984:60, kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan yang mempunyai peranan sangat besar dalam mengembangkan
mutu pendidikan. Berkembangnya semangat kerja, kerjasama yang harmonis, minat terhadap perkembangan pendidikan, suasana kerja yang
menyenangkan, dan perkembangan mutu profesional diantara para guru banyak ditentukan oleh kualitas kepemimpinan kepala sekolah.
Sehubungan dengan itu maka dapat dikatakan bahwa kepala sekolah selaku administrator berfungsi merencanakan, mengorganisasi,
mengarahkan, mengkoordinasi dan mengawasi seluruh kegiatan pendidikan yang diselenggarakan di suatu sekolah Nawawi, 1982: 90.
Dengan demikian etos kerja guru akan semakin baik apabila dilakukan pembinaan yang baik oleh kepala sekolah terhadap guru-guru.
2. Hubungan antara Pengalaman Kerja dengan Etos Kerja Guru