yang sehat dan benar; d pembinaan kerja: diadakan bagi para anggota staf agar seseorang dapat menganalisis kerja mereka sehingga
mendapatkan penambahan pandangan dan kecakapan mengenai pengetahuan pada bidang kerja yang baru; e pembinaan penyegaran: pada
pembinaan ini tidak jauh berbeda dengan pembinaan kerja, hanya berbeda dalam penyajian yang sekedar menambahkan cakrawala pada pengetahuan
dan kecakapan yang sudah ada; f pembinaan lapangan: ditujukan agar seseorang berada pada situasi yang benar-benar nyata dan mendapatkan
pengalaman langsung dalam bidang kerjanya sehubungan dengan permasalahan yang ditemukan di lapangan.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Program Pembinaan
Program pembinaan di sekolah terdiri atas pelayanan-pelayanan yang dikoordinasikan dan yang dilakukan oleh dewan sekolah, termasuk
kepala sekolah, guru-guru, dan pegawai-pegawai sekolah yang lainnya dalam kerja samanya dengan lembaga-lembaga dalam masyarakat yang
ada hubungannya dengan pendidikan dan pembinaan. Semua pelayanan ditujukan untuk membangun kesejahteraan individu dan kelompok dalam
arti yang luas. Dari pernyatan di atas ternyata bahwa program pembinaan
menyangkut berbagai faktor. Di samping faktor pelaksana orang-orang yang bertugas melaksanakan pembinaan, juga faktor alat dan
perlengkapan, metode dan bentuk pelayanan, guru-guru atau karyawan
yang menerima pembinaan itu, dan lembaga-lembaga masyarakat yang erat hubungannya dengan pelaksanaan pembinaan itu.
Mengingat hal-hal tersebut, Purwanto 1987:196, menyatakan bahwa berhasil atau tidaknya suatu program pembinaan di sekolah
sebagian besar bergantung pada : 1 bagaimana pengertian dan penerimaan kepala sekolah tentang fungsi dan tujuan pembinaan itu; 2 latihan,
pengalaman, minat dan pengetahuan tentang pembinaan yang dimiliki oleh para pelaksana; 3 bagaimana pandangan kepala sekolah terhadap
kebutuhan-kebutuhan pembinaan itu bagi guru-guru; 4 kerja sama antara kepala sekolah,guru-guru, dan lembaga masyarakat yang bergerak dalam
bidang pembinaan; 5 biaya dan perlengkapan yang tersedia. Dengan demikian, tidaklah mengherankan jika program pembinaan akan berbeda
antara sekolah yang satu dengan sekolah yang lainnya. Itu merupakan hal yang wajar, dan dalam program pembinaan hendaklah disesuaikan dengan
keadaan dan tujuan sekolah masing-masing.
4. Pembinaan yang dilakukan Kepala Sekolah
Setiap jabatan menggambarkan status yang diemban pemegangnya. Status itu pada gilirannya menunjukkan peran yang harus dilakukan
pejabatnya. Peran utama yang harus diemban kepala sekolah, yang membedakannya dari jabatan-jabatan kepala lainnya adalah perannya
sebagai pemimpin pendidikan. Setiap sekolah mempunyai kekhususan dan hal ini merupakan akibat dari kepemimpinan sekolah yang sifatnya unik
Arikunto, 1990:196. Staf anggota sekolah merupakan personal-personal
yang mempunyai ciri-ciri yang lain bila dibandingkan dengan lembaga atau organisasi sosial yang lain.
Menurut Soewadji 1984:60, kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan yang mempunyai peranan sangat besar dalam mengembangkan
mutu pendidikan. Berkembangnya semangat kerja, kerjasama yang harmonis, minat terhadap perkembangan pendidikan, sussana kerja yang
menyenangkan, dan perkembangan mutu profesional diantara para guru banyak ditentukan oleh kualitas kepemimpinan kepala sekolah.
Sehubungan dengan itu maka dapat dikatakan bahwa kepala sekolah selaku administrator berfungsi merencanakan, mengorganisasi,
mengarahkan, mengkoordinasi dan mengawasi seluruh kegiatan pendidikan yang diselenggarakan di suatu sekolah Nawawi, 1982: 90
Kepemimpinan di sekolah untuk mencapai tujuannya tidak sekedar dipengaruhi oleh kemampuan mengarahkan dan mendayagunakan manusia
sebagai pelaksana kerja, tetapi juga dipengaruhi oleh manusia yang dikenai pekerjaan dan pelaksana kerja. Oleh karena itu maka setiap kepala
sekolah perlu memiliki sifat dan kemampuan memimpin, baik dikalangan guru, pegawai non guru maupun lingkungan siswa. Menurut Dharma
2003:2 kepemimpinan pendidikan mengacu pada kualitas-kualitas tertentu yang harus dimiliki kepala sekolah untuk dapat mengemban
tanggung jawab secara berhasil. Kualitas yang harus dimiliki kepala sekolah diantaranya : a kepala sekolah harus tahu persis apa yang ingin
dicapainya visi dan bagaimana mencapainya misi; b kepala sekolah
harus memiliki sejumlah kompetensi unutk melaksanakan misi guna mewujudkan visi tersebut; c kepala sekolah harus memiliki karakter
tertentu yang menunjukkan integritasnya. Dengan kualitas yang dimiliki oleh seorang kepala sekolah dapat diharapkan tujuan dan program yang
telah ditetapkan oleh sekolah dapat tercapai dengan maksimal. Dalam tugas dan kedudukannya itu, kepala sekolah mengemban
tugas pokoknya yaitu membina atau mengembangkan sekolah secara terus-menerus. Untuk melaksanakan tugasnya ini ada 3 jalan yang harus
ditempuh Soewadji, 1984:20 : 1. Pembinaan sarana dan prasarana administratif
Didalam usaha meningkatkan mutu sekolah, kepala sekolah dapat memperbaiki dan mengembangkan fasilitas sekolah misalnya : gedung,
perlengkapanperalatan, keuangan, sistem pencatatanpendataan, kesejahteraan, dan lain-lain yang semua tercakup dalam bidang
administratif pendidikan. Maka kepala sekolah sebagai administrator pendidikan
2. Pembinaan staff dalam kemampuan profesinya Usaha meningkatkan mutu dapat pula dilakukan dengan cara
meningkatkan mutu guru-guru dan seluruh staf sekolah misalnya: melalui rapat-rapat, diskusi, seminar, observasi kelas, penataran,
perpustakaan. Dalam hal ini kepala sekolah sebagai supervisor pendidikan.
3. Pembinaan diri sendiri dalam kemampuannya. Kepala sekolah sebagai pemimpin harus dapat menciptakan suasana
kerja yang menyenangkan, aman dan menantang bagi guru dan staf sekolah. Suasana yang demikian itu ditentukan oleh bentuk dan sifat
kepemimpinan yang dilakukan kepala sekolah. Untuk itu kepala sekolah harus mengembangkan diri agar kepemimpinannya
berkembang pula. Hal ini merupakan kewajiban yang penting karena fungsinya sebagai pemimpin pendidikan.
D. Kerangka Berpikir 1. Hubungan antara Pembinaan Kepala Sekolah dengan Etos Kerja