Usia responden Evaluasi Mutu Pelayanan

E. Hasil Pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek-Apotek Kabupaten Gunungkidul Berdasarkan Karakteristik Responden

1. Usia responden

Menurut penelitian yang dilakukan Harvard Growth Study, proses pertumbuhan dan perkembangan intelegensi diawali pada usia remaja dan mencapai puncaknya pada usia 30 tahun. Berdasarkan gambar dapat dilihat bahwa sebagian besar responden berada pada usia 21-35 tahun Pada usia tersebut seseorang mampu berpikir hipotetik dan dapat menguji secara sistematik berbagai penjelasan mengenai kejadian-kejadian tertentu dan dapat memahami prinsip- prinsip abstrak yang berlaku Azwar, 1999. Sisanya responden berada pada usia lebih dari 50 tahun. Jika dilihat secara umum pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek untuk responden yang berusia 21-35 tahun lebih baik dibandingkan dengan responden yang berusia lebih dari 50 tahun. Pelaksanaan pengelolaan sumber daya untuk responden yang berusia 21-35 tahun sebesar 86,51, sedangkan untuk responden yang berusia lebih dari 50 tahun sebesar 83, pelaksanaan pelayanan untuk responden yang berusia 21-35 tahun sebesar 79, sedangkan untuk responden yang berusia lebih dari 50 tahun sebesar 79, pelaksanaan evaluasi mutu pelayanan untuk responden yang berusia 21-35 tahun sebesar 19,23, sedangkan untuk responden yang berusia lebih dari 50 tahun belum dilaksanakan. Berdasarkan penjelasan di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa semakin tingginya usia tidak menjamin Pelaksanaan Standar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Pelayanan kefarmasian di Apotek lebih baik, walaupun jika dilihat dari segi usia kelompok ini memiliki banyak pengetahuan dan pengalaman kerja di bidangnya. Jika dilihat secara spesifik pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian, responden dengan usia lebih dari 50 tahun pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasiannya labih baik dibandingkan dengan responden yang berusia 21-35 tahun. Gambar juga menunjukkan pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek oleh responden yang berumur lebih dari 50 tahun lebih merata dibandingkan dengan responden yang berusia 21-35 tahun. Namun jika dilihat dari pelaksanaan evaluasi mutu pelayanan, responden yang berusia 21- 35 tahun lebih baik dibandingkan responden yang berusia lebih dari 50 tahun. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Usia Responden 86.51 79 19.23 83 79 0.00 50 100 Pengelolaan Sumber Daya Pelayanan Evaluasi Mutu Pelayanan Pengelolaan Sumber Daya Pelayanan Evaluasi Mutu Pelayanan 21 - 35 tahun n=7 50 tahun n=2 Gambar 23 Diagram Pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek-Apotek Kabupaten Gunungkidul Berdasarkan Usia Responden Secara Umum 90 Usia Responden 50 100 Pengelolaan Sumber Daya Pelayanan Evaluasi Mutu Pelayanan Pengelolaan Sumber Daya Pelayanan Evaluasi Mutu Pelayanan 21 - 35 tahun n=7 50 tahun n=2 pengambilan keputusan di apotek papan petunjuk apotek penempatan produk yg terpisah ruang tunggu tempat display informasi ruang konseling tertutup ruang racikan keranjang sampah perencanaan pengadaan penyimpanan informasi pada w adah baru pencatatanpengarsipan pembelian penyertaan buktifaktur penjualan pencatatan penjualan pencatatan narkotikapsikotropika pengarsipan resep pengisian medication record persyaratan administratif kesesuaian farmasetik pertimbangan klinis konsultasi dengan dokter etiket jelasdapat dibaca pengecekan resep sebelum diserahkan keterlibatan apoteker dalam penyerahan obat jam konseling setiap hari konseling secara berkelanjutan informasi yg diberikan pada pasien diseminasi informasi kesehatan tindak lanjut terapi survey tingkat kepuasan konsumen w aktu pelayanan per pasien prosedur tetap Gambar 24. Diagram Pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek-Apotek Kabupaten Gunungkidul Berdasarkan Usia Responden Secara Spesifik 91

2. Lama kerja di apotek

Dokumen yang terkait

Kajian pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan Kepmenkes RI nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 di apotek-apotek Kabupaten Bantul.

0 2 159

Pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian di apotek berdasarkan Kepmenkes RI nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 di Kabupaten Sleman periode Oktober-Desember 2006.

0 8 127

Pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian di apotek berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 di Kota Yogyakarta.

0 0 133

Kajian pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 di apotek-apotek Kabupaten Kulon Progo.

0 1 133

KMK No. 1027 ttg Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek.

0 0 12

Pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian di apotek berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 di Kota Yogyakarta - USD Repository

0 0 131

Kajian pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 di apotek-apotek Kabupaten Kulon Progo - USD Repository

0 1 131

Pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian di apotek berdasarkan Kepmenkes RI nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 di Kabupaten Sleman periode Oktober-Desember 2006 - USD Repository

0 0 125

Kajian pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan Kepmenkes RI nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 di apotek-apotek Kabupaten Bantul - USD Repository

0 0 157

Kajian pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan Kepmenkes RI nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 di apotek-apotek Kabupaten Gunungkidul - USD Repository

0 0 173