Pengukuran Kualitas Attachment Internal Working model

15 2. Anxious AmbivalentResistent attachment Anak dengan pola ini tidak yakin apakah orangtuanya akan selalu ada dan membantunya jika dibutuhkan, sehingga anak cenderung menjadi tidak dapat dilepaskan dan takut untuk berpisah dengan ibunya, serta rasa cemas dan tidak aman dalam mengeksplorasi lingkungannya. Rasa tidak aman ini menyebabkan anak menjadi ragu-ragu dalam menjalin hubungan yang dekat dengan orang lain sehingga ia cenderung menjadi terisolasi dari lingkungan. Anak dengan pola ini mempunyai ibu yang cenderung tidak konsisten dalam mengasuh anak. Pada saat-saat tertentu ibu merespon kebutuhan anak, namun tidak di saat lainnya. Ibu yang terkadang menunjukkan sikap penolakan terhadap dan terlalu mencampuri keinginan anak dengan sering memaksakan keinginannya pada anak. Penemuan klinis juga menunjukkan bahwa seringkali orangtua memberikan ancaman perpisahan untuk mengontrol tingkah laku anak. 3. Avoidant attachment Anak dengan pola ini sama sekali merasa tidak yakin dan percaya bahwa ia akan mendapat respon atau bantuan dari ibu jika ia mencari perhatian atau bantuan dari ibunya. Anak sering mempunyai prasangka ibunya akan menolak membantunya. Hal ini akan membuat anak memutuskan untuk hidup tanpa kasih sayang dan dukungan orang lain serta cenderung untuk mencukupi kebutuhan psikologisnya sendiri dengan cara menghibur dirinya sendiri yang didiagnosis sebagai narsistik. Anak cenderung tumbuh menjadi individu yang lebih mementingkan diri sendiri. Pola ini diperoleh berdasarkan perlakuan ibu yang sering menolak anak secara konsisten serta sering tidak responsif terhadap isyarat dan komunikasi anak. Kasus yang ekstrim dihasilkan dari penolakan ibu yang secara konsisten brulang dan terjadi pada tahun-tahun pertama kehidupan.

2.2.4 Pengukuran Kualitas Attachment

Penelitian-penelitian yang dilakukan oleh Ainsworth dan kawan-kawan dalam mengukur kualitas attachment pada bayi dan anak kecil dilakukan melalui teknik observasi. Setelah masa kanak-kanak pengukuran melalui teknik ini sulit 16 dilakukan karena kehadiran aktual ibu sebagai pengasuh kurang diperhatikan sebagai akibat dari anak yang telah mempunyai pandangan sendiri terhadap ibu sebagai figur attachment. Oleh karena itu pengukuran kualitas attachment anak lebih diperhatikan pada Internal Working model anak Main, Kaplan, and Cassidy, 1985; dalam Bowlby, 1988

2.2.5 Internal Working model

Penjelasan bagaimana cara perlakuan ibu terhadap anak berkembang menjadi pola-pola attachment pada anak dapat dilakukan dengan menggunakan konsep internal working model dari Bowlby 1988. Internal working model adalah suatu representasi mental individu terhadap diri sendiri self dengan lingkungannya yang akan membantu individu tersebut merencanakan tingkah laku yang akan ditampilkan di lingkungan. Internal working model dari hubungan attachment merupakan representasi mental anak dengan figur attachment, dalam hal ini adalah dengan ibu. Internalisasi pada anak mengenai bagaimana dirinya self dan figur ibu, bagaimana cara perlakuan ibu terhadap dirinya selama tahun pertama kehidupannya akan menetap sebagai struktur kognitif Main, Kaplan, and Cassidy, 1985; dalam Bowlby, 1988. Selanjutnya model ini akan mengarahkan pada bagaimana perasaan anak terhadap dirinya dan orang tuanya ibu, bagaimana anak mengharapkan perlakuan orang lain terhadapnya serta pada perencanaan anak terhadap tingkah laku yang akan ia tampilkan di lingkungannya Bowlby, 1988. Terdapat dua konsep penting dalam internal working model. Pertama adalah bagaimana anak memandang perlakuan figur attachment dan pengaruhnya terhadap tingkah lakunya. Kedua, bagaimana self-image anak yaitu seberapa besar anak merasa diterima atau tidak oleh figur attachment mereka. Dua konsep ini akan saling mengisi membentuk internal working model anak. Ibu sebagai figur attachment yang memperlakukan anak dengan penuh kasih sayang, responsif terhadap kebutuhan dan komunikasi anak, dan mau menerima anak akan membentuk internal working model pada anak bahwa dirinya dicintai, diterima, dan dihargai. Model ini cenderung menetap dan berfungsi diluar kesadaran. Pola attachment yang terbentuk dari internal working model ini juga cenderung menetap karena perlakuan orang tua ibu terhadap anaknya cenderung tidak berubah. 17

2.2.6. Attachment Dewasa