Attachment Dewasa Teori Adult Attachment

17

2.2.6. Attachment Dewasa

Beberapa peneliti mengkhususkan penelitian terhadap dunia orang dewasa dan hubungan-hubungan yang dijalin pada masa itu, sehinga keterikatan emosional yang menjadi topiknya diberi nama adult attachment. Pola-pola adult attachment pada dasarnya merupakan replikasi dari pola-pola yang terbentuk semasa bayi, namun adult attachment dengan infant-parent attachment bukanlah hal yang sama. Relasi orangtua terhadap anak berupa caregiving memberi, sementara relasi anak pada orang tua berupa attachment meminta, masing-masing sifatnya satu arah. Sedangkan pada pasangan suami istri, relasi yang terjadi bersifat dua arah, yaitu caregiving dan attachment. Masing-masing individu berperan sebagai figur attachment yang memberi sekaligus membutuhkan kedekatan dan responsivitas dari pasangannya. Hazan dan Shaver 1987 merupakan salah satu pelopor penelitian adult attachment dengan mengadopsi tiga pola infant-parent attachment types dari Ainsworth untuk diberlakukan pada pasangan dalam hubungan romantis dewasa, yaitu secure, avoidance dan preoccupied anxious-ambivalent. Ini kemudian disempurnakan oleh Bartholomew dan Horowitz 1991; dalam Feeney and Noller, 1996 menjadi empat pola berdasarkan karakteristik khusus yang membedakan dua subpola avoidance, yaitu: dismissing menolak dan fearful takut. Menurut Bartholomew 1990, working model of self dapat diperlakukan secara dikotomi sebagai positif dan negatif, demikian juga model of others. Kombinasi antara working model of self yang positif atau negatif dengan working model of others yang juga positif dan negatif akan menghasilkan empat variasi pola- pola adult attachment, yaitu:

1. Pola Secure memiliki persepsi yang positif terhadap dirinya dan orang lain.

Artinya ia memiliki keyakinan bahwa dirinya berharga, dan mengharapkan orang lain menerima dan responsif terhadap dirinya, serta merasa nyaman dengan intimacy dan otonomi. Individu secure umumnya memiliki masa kecil yang bahagia, dimana ibu cukup peka dan sensitif terhadap kebutuhan sang anak. Karena anak yakin bahwa ibu akan selalu ada saat ia membutuhkan sesuatu, serta keyakinan bahwa ia disayang dan diperhatikan oleh ibu, maka