No. Peneliti
Variabel Penelitian Hasil Penelitian
keuangan ke Bapepam
perusahaan, dan Struktur perusahaan
mempengaruhi keterlambatan
penyampaian laporan keuangan.
8. Magdalena Krisanti
Yuananda 2010
X: Debt to Equity Ratio dan
Profitabilitas ROA dan ROE
Y: Ketepatan Waktu Penyampaian
Laporan Keuangan -
Sumber: Penelitian Terdahulu
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Laporan Keuangan
2.2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan 2009: 1-2 yaitu ”Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan
keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan dalam berbagai
cara seperti sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana, catatan dan laporan lain, serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari
laporan keuangan, disamping itu juga termasuk juga skedul dan informasi yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan,
segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga”.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan
Menurut PSAK No. 1 dalam Standar Akuntansi Keuangan 2009 paragraf 2, laporan keuangan untuk tujuan umum adalah laporan keuangan
yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan. Laporan keuangan untuk tujuan umum termasuk juga
laporan keuangan yang disajikan terpisah atau yang disajikan dalam dokumen publik lainnya seperti laporan tahunan atau prospektus.
Pernyataan ini berlaku pula untuk laporan keuangan konsolidasian. Selain dalam paragraf 2, dijelaskan juga dalam paragraf 5, bahwa
laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat
bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban
stewardship manajemen atas pengguna sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka SAK, 2009.
Tujuan utama laporan keuangan juga diungkapkan oleh Suta 2000: 107, yaitu untuk memberikan informasi, terutama yang bersifat
keuangan, bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi.
2.2.1.3 Karakteristik Laporan Keuangan
Menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Standart Akuntansi Keuangan 2009: 5-8, karakteristik
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai.
Karakteristik kualitatif tersebut antara lain: 1.
Dapat dipahami Kualitas penting informasi yang ditampung, dalam laporan
keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pengguna.
2. Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam proses pengambilan keputusan.
Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna dengan membantu mereka
mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan, menegaskan, atau mengoreksi, hasil evaluasi pengguna di masa
lalu. 3.
Materialitas Informasi dipandang material kalau kelalaian untuk mencantumkan
atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang di ambil atas
dasar laporan keuangan. 4.
Keandalan Informasi juga harus andal reliable. Informasi memiliki kualitas
andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
material, dan dapat diandalkan penggunanya sebagai penyajian yang tulus atau jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang
secara wajar diharapkan dapat disajikan. 5.
Penyajian jujur Agar dapat diandalkan, informasi harus menggambar dengan jujur
transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.
6. Substansi Mengungguli Bentuk
Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka
peristiwa tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya.
7. Netralitas
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pengguna, dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu.
Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa pihak, sementara hal tersebut akan
merugikan pihak lain yang mempunyai kepentingan yang berlawanan.
8. Pertimbangan sehat
Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan perkiraan dalam kondisi ketidakpastian sehingga aktiva
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
atau penghasilan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban atau beban tidak dinyatakan terlalu rendah.
9. Kelengkapan
Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan biaya.
10. Dapat dibandingkan
Pengguna harus dapat membandingkan lapoan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan
tren posisi dan kinerja keuangan. Pengguna juga harus dapat membandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk
mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif.
2.2.1.4 Jenis-jenis Laporan Keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan 2009, jenis-jenis laporan keuangan yang lengkap terdiri dari:
1. Neraca
Neraca adalah laporan yang secara langsung berkaitan dengan pengukuran posisi keuangan sebuah perusahaan yang terdiri dari
tiga unsur , yaitu aset, kewajiban, dan ekuitas SAK, 2009: 9. 2.
Laporan Laba-Rugi
Laporan Laba Rugi adalah laporan yang berkaitan dengan pengukuran kinerja sebuah perusahaan yang menggambarkan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
pendapatan dan beban perusahaan, selama periode waktu tertentu SAK, 2009: 9. Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos
pendapatan, laba rugi usaha, beban pinjaman, beban pajak, laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan, pos luar biasa, hak
minoritas, dan laba atau rugi bersih untuk periode berjalan SAK, 2009: 1.10.
3. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Perubahan Ekuitas adalah laporan yang menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama
periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan diungkapkan dalam laporan keuangan SAK,
2009: 1.13.
4. Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas merupakan laporan yang berisi mengenai informasi tentang arus kas sebuah perusahaan, dimana berguna
bagi para pengguna laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas serta setara kas
dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Laporan arus kas memberi informasi historis mengenai
perubahan kas dan setara kas,yang diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan selama suatu periode
akuntansi SAK, 2009: 2.1.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
Dalam PSAK no. 1 halaman 13, Catatan atas laporan keuangan adalah catatan yang mengungkapkan:
a. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan
kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting.
b. Informasi yang diwajibkan dalam PSAK tetapi tidak
disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas.
c. Informasi yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi
diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.
2.2.1.5 Pengguna Laporan Keuangan
Menurut Belkoui 2001: 96-97, kelompok–kelompok yang berkepentingan terhadap laporan aktivitas sebuah organisasi berorientasi
profit dapat diklasifikasikan sebagai pengguna langsung direct users dan tidak langsung indirect users. Pengguna langsung meliputi :
1. Pemilik dan pemegang saham perusahaan.
2. Pemberi pinjaman kreditor dan pemasok.
3. Manajemen perusahaan.
4. Dinas perpajakan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5. Organisasi pekerja.
6. Pelanggan.
Pengguna tidak langsung meliputi : 1.
Analis dan konsultan keuangan. 2.
Pasar saham. 3.
Pengacara 4.
Otoritas yang terkait dengan regulasi 5.
Kalangan berita keuangan dan agen-agen penyaji laporan 6.
Asosiasi dagang 7.
Serikat pekerja 8.
Competitor 9.
Masyarakat umum 10.
Departemen pemerintah lainnya. Dalam Standar Akuntansi Keuangan 2009: 2, pengguna laporan
keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan,
pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan masyarakat.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.1.6 Manfaat Laporan Keuangan
Menurut Suharli 2009: 4, bagi dunia bisnis manfaat laporan keuangan antara lain:
1. Menyediakan informasi ekonomis suatu perusahaan yang relevan
untuk pengambilan keputusan investasi dan kredit yang tepat. 2.
Menjadikan media komunikasi bisnis antara manajemen dan pengguna eksternal mengenai posisi keuangan, perubahan posisi
keuangan, dan arus kas perusahaan. 3.
Memberikan potret yang dapat diandalkan mengenai kemampuan menghasilkan laba dan arus kas perusahaan.
4. Memberikan potret yang dapat diandalkan mengenai kemampuan
menghasilkan laba dan arus kas perusahaan. 5.
Menjadikan gambaran kondisi perusahaan dari satu periode ke periode berikutnya mengenai pertumbuhan atau kemunduran, dan
memungkinkan untuk diperbandingkan dengan perusahaan lain pada industri sejenis.
2.2.1.7 Penyajian Laporan Keuangan
Menurut BAPEPAM dalam peraturan nomor VIII.G.7, penyajian laporan keuangan terdiri dari:
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
1. Neraca
Neraca merupakan laporan yang menggambarkan posisi keuangan, yang
menunjukkan aktiva, kewajiban dan ekuitas dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu.
2. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi merupakan ringkasan aktivitas usaha perusahaan untuk periode tertentu yang melaporkan hasil usaha bersih atau
kerugian yang timbul dari kegiatan usaha dan aktivitas lainnya. 3.
Laporan Perubahan Ekuitas Laporan Perubahan Ekuitas adalah laporan yang menunjukkan
perubahan ekuitas perusahaan yang menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode
pelaporan. 4.
Laporan Arus Kas Laporan ini menunjukkan penerimaan dan pengeluaran kas dalam
aktivitas perusahaan selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
5. Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan memberikan penjelasan mengenai gambaran umum perusahaan, ikhtisar kebijakan akuntansi,
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
penjelasan pos-pos laporan keuangan dan informasi penting lainnya.
2.2.2 Ketentuan BAPEPAM
2.2.2.1 Penyampaian Laporan Keuangan
Menurut BAPEPAM dalam peraturan nomor X.K.2, penyampaian laporan keuangan yaitu laporan keuangan berkala yang
terdiri dari laporan keuangan tahunan dan laporan keuangan tengah tahunan.
2.2.2.2 Laporan Keuangan Tahunan
2.2.2.2.1 Jangka Waktu Penyajian Laporan Keuangan Tahunan
Peraturan BAPEPAM nomor X.K.2 menyebutkan bahwa Laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan Akuntan
dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan
keuangan tahunan.
2.2.2.2.2 Ketentuan Penyajian Laporan Keuangan Tahunan
Dalam Peraturan BAPEPAM nomor X.K.2, disebutkan bahwa laporan keuangan tahunan yang diumumkan kepada publik
memiliki lima ketentuan, antara lain:
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
1. Perusahaaan wajib mengumumkan neraca, laporan laba rugi dan
laporan lain yang dipersyaratkan oleh instansi yang berwenang sesuai dengan jenis industrinya dalam sekurang-kurangnya 2 dua
surat kabar harian berbahasa Indonesia yang satu diantaranya mempunyai peredaran nasional dan lainnya yang terbit di tempat
kedudukan Emiten atau Perusahaan Publik, selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan.
2. Bagi perusahaan yang dikategorikan sebagai Perusahaan
Menengah atau Kecil wajib mengumumkan neraca, laporan laba rugi dan laporan lain yang dipersyaratkan oleh instansi yang
berwenang sesuai dengan jenis industrinya dalam sekurang- kurangnya 1 satu surat kabar harian berbahasa Indonesia yang
mempunyai peredaran nasional. 3.
Bentuk dan isi neraca, laporan laba rugi, dan laporan lain yang dipersyaratkan oleh instansi yang berwenang sesuai dengan jenis
industrinya yang diumumkan tersebut harus sama dengan yang disajikan dalam laporan keuangan tahunan yang disampaikan
kepada Bapepam. 4.
Pengumuman tersebut harus memuat opini dari akuntan. 5.
Bukti pengumuman tersebut harus disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya 2 dua hari kerja setelah tanggal
pengumuman.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.2.3 Laporan Keuangan Tengah Tahunan
2.2.2.3.1 Jangka Waktu Penyajian Laporan Keuangan Tengah Tahunan
Menurut peraturan BAPEPAM nomor X.K.2, laporan keuangan tengah tahunan disampaikan kepada Bapepam dalam jangka
waktu sebagai berikut: 1.
Selambat-lambatnya pada akhir bulan pertama setelah tanggal laporan keuangan tengah tahunan, jika tidak disertai laporan
Akuntan 2.
Selambat-lambatnya pada akhir bulan kedua setelah tanggal laporan keuangan tengah tahunan, jika disertai laporan Akuntan
dalam rangka penelaahan terbatas 3.
Selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tengah tahunan, jika disertai laporan Akuntan
yang memberikan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.
2.2.2.3.2 Ketentuan Penyajian Laporan Keuangan Tengah Tahunan
Dalam Peraturan BAPEPAM nomor X.K.2, disebutkan bahwa laporan keuangan tengah tahunan yang diumumkan kepada
publik memiliki empat ketentuan, antara lain: 1.
Perusahaan wajib mengumumkan neraca, laporan laba rugi dan laporan lain yang dipersyaratkan oleh instansi yang berwenang
sesuai dengan jenis industrinya dalam sekurang-kurangnya 1
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
satu surat kabar harian berbahasa Indonesia yang mempunyai peredaran nasional
2. Bentuk dan isi neraca, laporan laba rugi dan laporan lain yang
dipersyaratkan oleh instansi yang berwenang sesuai dengan jenis industrinya yang diumumkan tersebut harus sama dengan
yang disajikan dalam laporan keuangan tengah tahunan yang disampaikan kepada Bapepam
3. Pengumuman tersebut di atas dilakukan selambat-lambatnya
sesuai dengan jangka waktu menurut kewajiban penyampaian laporan keuangan tengah tahunan kepada Bapepam
4. Bukti pengumuman tersebut harus disampaikan kepada
Bapepam selambat-lambatnya 2 dua hari kerja setelah tanggal pengumuman.
2.2.3 Teori Agensi Agency Theory
Telah lama diketahui bahwa para manajer mungkin memiliki tujuan-tujuan pribadi yang bersaing dengan tujuan memaksimalkan
kekayaan pemegang saham. Para manajer diberi kekuasaan oleh para pemilik perusahaan, yaitu pemegang saham, untuk membuat keputusan
Brigham dan Houston, 2006: 26. Teori agensi adalah teori yang berusaha untuk menjelaskan faktor-faktor utama yang harus dipertimbangkan dalam
pendesainan kontrak-kontrak insentif untuk memotivasi para individu mencapai keselarasan tujuan Supriyono, 2000: 184.
2.2.3.1 Konsep Teori Agensi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Hubungan agensi adalah hubungan yang timbul antara satu pihak, disebut prinsipal yang menyewa pihak lain, disebut agen, untuk
melaksanakan sejumlah jasa, dan oleh karena itu, prinsipal juga mendelegasikan wewenang pembuatan keputusan pada agen. Dalam
perusahaan perseroan terbatas, para pemegang saham adalah para prinsipal dan chief executive officer CEO adalah agennya. Pemegang saham
menyewa CEO dan mengharapkan CEO untuk bertindak demi kepentingan pemegang saham. Dalam tingkat bawah, CEO adalah adalah
prinsipal dan para manajer unit bisnis adalah para agen. Hubungan ini menimbulkan tantangan yaitu bagaimana memotivasi agen sehingga
mereka seproduktif jika mereka adalah para pemilik Supriyono, 2000: 184-185.
2.2.3.1.1 Perbedaan Tujuan Prinsipal dan Agen
Menurut Supriyono 2000: 185, teori agensi menganggap bahwa semua tindakan individu didasarkan atas kepentingannya
sendiri. Oleh karena itu, timbul perbedaan antara tujuan prinsipal dan agen yaitu:
a. Agen dianggap menerima kepuasan tidak hanya dari kompensasi
keuangan, namun juga dari kepuasan lain yang diperolehnya dari hubungan agensi. Di lain pihak, prinsipal pemegang saham
dianggap hanya tertarik pada kembalian return keuangan yang tumbuh dari investasinya dalam perusahaan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
b. Prinsipal dan agen mempunyai perbedaan dalam preferensi risiko.
Prinsipal pemegang saham netral risiko, agen para manajer segan risiko.
2.2.4 Teori Informasi Tidak Simetris Asymmetric Information Theory
Asymmetric information adalah kondisi di mana suatu pihak memiliki informasi yang lebih banyak daripada pihak lain. Tingkat
asymmetric information bervariasi dari sangat tinggi ke sangat rendah. Asymmetric information memberikan efek yang nyata pada keputusan
keuangan maupun pasar financial. Tujuan manajemen keuangan adalah memaksimumkan motivasi untuk menyampaikan informasi yang baik
mengenai perusahaannya ke publik secepat mungkin, misalnya melalui jumpa pers. Namun pihak di luar perusahaan tidak tahu kebenaran dari
informasi yang disampaikan tersebut. Jika manajer dapat memberi sinyal yang meyakinkan, maka publik akan terkesan dan hal ini akan terefleksi
pada harga sekuritas. Dengan adanya asymmetric information, pemberian sinyal kepada investor atau publik melalui keputusan-keputusan
manajemen menjadi sangat penting Kodrat dan Herdinata, 2009: 16-19.
2.2.5 Rasio Hutang Terhadap Modal Debt to Equity Ratio
Debt to Equity Ratio merupakan bagian dari rasio solvabilitas Subramanyam dan Wild, 2010: 46. Rasio ini digunakan untuk menilai
utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini
berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
untuk jaminan utang Kasmir, 2010: 157-158. Debt to Equity Ratio ini juga dapat memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki
oleh perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat risiko tak tertagihnya suatu utang Prastowo dan Juliaty, 2005: 89.
Menurut Subramanyam dan Wild 2010: 44, rasio yang digunakan dalam perhitungan hutang terhadap modal debt to equity ratio adalah:
2.2.6 Profitabilitas
Profitabilitas merupakan efektifitas manajemen dalam menggunakan total aktiva maupun aktiva bersih seperti yang terdapat
dalam neraca, dihubungkan dengan laba bersih, dapat disimpulkan definisi profitabilitas adalah efektifitas manajemen dalam menggunakan aktiva
untuk menghasilkan labanya Helfert, 1996: 83. Rasio – rasio yang digunakan untuk mengukur profitabilitas antara lain Subramanyam dan
Wild: 43-44: 1.
Tingkat pengembalian atas investasi return on investment. Digunakan untuk menilai kompensasi keuangan kepada penyedia
pendanaan ekuitas dan utang. Didalamnya terdapat tingkat pengembalian atas aset return on assets - ROA dan tingkat
pengembalian atas ekuitas biasa return on common equity - ROE. Perhitungan untuk kedua pengembalian tersebut adalah sebagai
berikut:
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2. Kinerja operasi operating performance
Digunakan untuk mengevaluasi margin laba dari aktivitas operasi. Analisis rasionya dapat dilihat antara lain sebagai berikut
Subramanyam dan Wild, 2010: 44-45:
3. Pemanfaatan aset asset utilization
Digunakan untuk menilai efektivitas dan intensitas aset dalam menghasilkan penjualan, disebut juga perputaran turnover.
Penghitungan perputaran antara lain dapat dilihat dengan Subramanyam dan Wild, 2010: 45:
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.7 Ketepatan Waktu
2.2.7.1 Latar Belakang Ketepatan Waktu
Berdasarkan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Standar Akuntansi Keuangan, laporan keuangan harus
memenuhi empat karakteristik kualitatif yang merupakan ciri khas yang membuat informasi laporan keuangan berguna bagi para pemakainya.
Keempat karakteristik tersebut yaitu dapat dipahami, relevan, andal, dan dapat diperbandingkan SAK, 2009: 5.
Dalam menghasilkan informasi yang relevan dan andal, terdapat beberapa kendala yang dihadapi. Salah satu kendala informasi yang
relevan dan andal tersebut adalah tepat waktu timeliness. Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang
dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Untuk menyediakan informasi yang tepat waktu, sering kali perlu melaporkan sebelum seluruh aspek
transaksi atau peristiwa lainnya diketahui, sehingga mengurangi keandalan informasi tersebut. Sebaliknya, jika pelaporan ditunda sampai
seluruh aspek diketahui, informasi yang dihasilkan mungkin sangat andal tetapi kurang bermanfaat bagi pengambil keputusan SAK 2009:
8.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Sesuai dengan peraturan ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan didukung oleh peraturan terbaru Bapepam, X.K.6 tertanggal 7 Desember
2006, maka penyampaian laporan keuangan tahunan yang telah diaudit dikatakan tepat waktu apabila diserahkan sebelum atau paling lambat
pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan perusahaan publik tersebut.
2.2.7.2 Pengertian Ketepatan Waktu
Ada beberapa definisi yang mengambarkan ketepatan waktu yang merupakan bagian dari karakteristik kualitatif informasi akuntansi
yang terdapat dalam laporan keuangan diantaranya : Menurut SAK 2009: 1.7, ketepatan waktu menunjukkan
rentang waktu penyajian informasi yang diinginkan. Apabila informasi tersebut tidak disampaikan dengan tepat waktu akan menyebabkan
informasi tersebut kehilangan nilai di dalam mempengaruhi kualitas keputusan. Suatu perusahaan sebaiknya mengeluarkan laporan
keuangannya paling lama 4 empat bulan setelah tanggal neraca. Menurut Hendriksen 1988: 69, ketepatan waktu adalah batasan
penting pada publikasi laporan keuangan. Akumulasi, peringkasan, dan penyajian selanjutnya informasi akuntansi harus dilakukan secepat
mungkin untuk menjamin tersedianya informasi sekarang di tangan pemakai. Ketepatan waktu juga menunjukkan bahwa laporan keuangan
harus disajikan pada kurun waktu yang teratur untuk memperlihatkan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
perubahan keadaan perusahaan yang pada gilirannya mungkin akan mempengaruhi prediksi dan keputusan pemakai.
Menurut Suwardjono 2005: 170-171, ketepatwaktuan adalah tersedianya informasi bagi pembuat keputusan pada saat dibutuhkan
sebelum informasi tersebut kehilangan kekuatan untuk mempengaruhi keputusan. Tersedianya informasi lama setelah suatu kejadian yang
memerlukan tanggapan atau keputusan berlalu menjadikan informasi tersebut tidak punya nilai lagi.
Menurut ketua Badan Pengawas Pasar Modal, ketepatan waktu adalah penyampaian laporan keuangan sesuai dengan jangka waktu yang
telah ditetapkan sebagaimana telah diatur dalam peraturan kewajiban penyampaian laporan keuangan berkala.
2.2.8 Pengaruh Debt to Equity Ratio dan Profitabilitas terhadap Ketepatan
Waktu Penyampaian Laporan Keuangan
Menurut Hendriksen 1988: 69, ketepatan waktu adalah batasan penting pada publikasi laporan keuangan. Akumulasi, peringkasan, dan
penyajian selanjutnya informasi akuntansi harus dilakukan secepat mungkin untuk menjamin tersedianya informasi sekarang di tangan
pemakai. Menurut Na’im 1999, perusahaan yang tidak mematuhi peraturan ketepatan waktu lebih disebabkan karena rendahnya
profitabilitas. Ukuran perusahaan diukur dengan total aset dan total penjualan, kesulitan finansial diukur dengan rasio hutang terhadap
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
modal tidak secara signifikan mempengaruhi perilaku ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan.
2.2.8.1 Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Ketepatan Waktu
Penyampaian Laporan Keuangan
Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah
dana yang disediakan peminjam kreditor dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah
modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang Kasmir, 2010:157- 158.
Menurut teori agensi Brigham dan Houston, 2006: 30-31, kreditor memiliki klaim atas sebagian dari arus laba perusahaan untuk
pembayaran bunga dan pokok utang, dan mereka memiliki klaim atas aset perusahaan diwaktu terjadi kebangkrutan. Akan tetapi pemegang saham
memiliki kendali melalui manajernya atas keputusan-keputusan yang memengaruhi profitabilitas dan risiko perusahaan. Agar dapat memberikan
jasa yang terbaik bagi pemegang saham mereka dalam jangka panjang, manajer harus bermain secara adil dengan kreditor-kreditornya. Jadi,
menurut teori ini debt to equity ratio berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
Debt to Equity Ratio yang buruk merupakan bad news bagi perusahaan sehingga perusahaan cenderung berusaha untuk memanipulasi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
terlebih dahulu sebelum laporan keuangan disajikan. Perusahaan dengan rasio hutang terhadap modal yang tinggi akan cenderung memiliki rentang
waktu penyajian laporan keuangan yang lebih lama Almilia dan Setiady, 2006: 7.
2.2.8.2 Pengaruh Profitabilitas terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian
Laporan Keuangan
Menurut Mamduh 2005: 83, profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, aset, dan
modal saham yang tertentu. Semakin besar rasio profitabilitas, semakin baik pula kinerja perusahaan sehingga perusahaan akan cenderung untuk
memberikan informasi tersebut pada pihak lain yang berkepentingan Almilia dan Setiady, 2006: 6.
Menurut Asymmetric Information Theory, Asymmetric information adalah kondisi di mana suatu pihak memiliki informasi yang lebih banyak
daripada pihak lain. Asymmetric information memberikan efek yang nyata pada keputusan keuangan maupun pasar financial. Jika manajer dapat
memberi sinyal yang meyakinkan, maka publik akan terkesan dan hal ini akan terefleksi pada harga sekuritas walaupun pihak di luar perusahaan
tidak tahu kebenaran dari informasi yang disampaikan tersebut Kodrat dan Herdinata, 2009: 16-19. Jadi menurut teori ini, profitabilitas tidak
berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.8.2.1 Pengaruh Return On Assets ROA terhadap Ketepatan Waktu
Penyampaian Laporan Keuangan
Return On Assets ROA mengukur kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba. Ratio ini
mengukur tingkat kembalian investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan seluruh dana aktiva yang
dimilikinya Prastowo dan Juliaty, 2005: 91. Rasio yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen aset, yang berarti efisiensi
manajemen Mamduh, 2005: 85. Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Na’im 1999,
menyatakan bahwa Return On Assets ROA secara marginal signifikan terhadap perilaku ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan
dengan tanda koefisien negatif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin rendah ROA, semakin tinggi probabilitas perusahaan untuk tidak patuh.
Profitabilitas yang diwakili dengan ROA dapat diinterpretasikan sebagai berita buruk yang memotivasi manajemen untuk menunda
penyampaian informasi. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Na’im 1999, Catrinasari 2006 membuktikan bahwa
profitabilitas yang dihitung dengan ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Semakin
tinggi profitabilitas maka akan semakin tinggi ketepatan waktu pelaporan keuangan atau sebaliknya, semakin rendah profitabilitas
maka ketepatan waktu pelaporan keuangan akan semakin rendah pula.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Penelitian lainnya dilakukan oleh Giri 2006 yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara profitabilitas
perusahaan ROA dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Tanda positif pada nilai koefisien regresi melambangkan
hubungan yang searah antara variabel bebas dengan variabel terikat, artinya semakin tinggi tingkat profitabilitas akan mendorong
perusahaan untuk menyampaikan laporan keuangannya secara tepat waktu.
2.2.8.2.2 Pengaruh Return On Equity ROE terhadap Ketepatan Waktu
Penyampaian Laporan Keuangan
Salah satu alasan utama mengapa mengoperasikan perusahaan adalah untuk menghasilkan laba yang akan bermanfaat bagi para
pemegang saham. Ukuran keberhasilan dari pencapaian alasan ini adalah angka Return On Equity ROE yang berhasil dicapai. Return On
Equity ROE merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal tertentu.
Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Pikaso 2009, menyatakan bahwa secara parsial profitabilitas ROE tidak
berpengaruh terhadap keterlambatan penyampaian laporan keuangan perusahaan. Hasil koefisien ROE memiliki tanda positif yang artinya
semakin besar nilai ROE maka keterlambatan akan semakin besar pula.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.3 Kerangka Pikir