PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO DAN PROFITABILITAS TERHADAP KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Akuntansi

Diajukan Oleh :

Magdalena Krisanti Yuananda 0713010249/FE/EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR


(2)

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA yang diajukan

Magdalena Krisanti Yuananda 0713010249/FE/EA

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh tim penguji skripsi

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur pada tanggal 27 Mei 2011

Pembimbing : Tim Penguji :

Pembimbing Utama Ketua

Dra. Ec. Diah Hari S., Msi, Ak. Drs. Ec. H. Tamadoy, MM Sekretaris

Drs. Ec. Eko Riadi, M.Aks.

Anggota

Dra. Ec. Diah Hari S., Msi, Ak.

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM NIP. 030 202 389


(3)

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA yang diajukan

Magdalena Krisanti Yuananda 0713010249/FE/EA

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh tim penguji skripsi

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur pada tanggal 27 Mei 2011

Pembimbing : Tim Penguji :

Pembimbing Utama Ketua

Dra. Ec. Diah Hari S., Msi, Ak. Drs. Ec. H. Tamadoy, MM Sekretaris

Drs. Ec. Eko Riyadi, M.Aks.

Anggota

Dra. Ec. Diah Hari S., Msi, Ak.

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM NIP. 030 202 389


(4)

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Yang diajukan

Magdalena Krisanti Yuananda 0713010249/FE/EA

Telah disetujui untuk Ujian Lisan oleh

Pembimbing Utama

Dra. Diah Hari Suryaningrum, Msi, Ak Tanggal : ……….. NPT. 97 650 0064

Mengetahui

Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi  

Drs. Ec. Suwaidi, MS NIP. 196003301986031003


(5)

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO DAN PROFITABILITAS TERHADAP KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA”.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang diperlukan untuk mendapatkan derajad strata 1 sarjana ekonomi pada jurusan akuntansi, fakultas ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dalam tata cara penulisan, penyajian maupun bobot materi yang diuraikan didalamnya, oleh karena itu penulis sangat menghargai adanya kritik dan saran yang membangun dari semua pihak yang bersedia meluangkan waktu untuk membaca skripsi ini.

Terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari dorongan, motivasi, dan bantuan, serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang dalam dan penghargaan yang tinggi kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. H.R. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.


(6)

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE, Msi selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.

5. Ibu Dra. Diah Hari Suryaningrum, Ak, MSi selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan waktu, tenaga, pikiran dan inspirasi dalam membimbing penyusunan skripsi ini.

6. Para Dosen yang telah memberikan banyak bekal ilmu pengetuhuan dan suri tauladan kepada penulis selama menjadi mahasiswa di Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.

7. Staf perpustakaan Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jatim yang telah memberikan bantuan terhadap fasilitas peminjaman buku untuk dijadikan referensi dalam penulisan skripsi ini.

8. Bursa Efek Indonesia yang telah membantu perolehan data dalam penelitian skripsi ini.

9. Orang Tuaku yang selalu memberikan dukungan baik materiil dan moril, dengan kasih sayang mereka selama ini. ”Thank you mom and dad, you are the best parents that I’ll ever had.”

10. Kakak dan adikku (Inge dan Hesa) yang selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.


(7)

Timur.”

12. Untuk semua orang yang turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu

Akhir kata, semoga Tuhan Yesus Kristus senantiasa melimpahkan rahmat-Nya pada pihak-pihak yang membantu dalam penyusunan skripsi ini. Penulis juga berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Salam Damai.

Surabaya, Mei 2011


(8)

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

ABSTRAKSI ... xii

BAB I : PENDAHULUAN ... 01

1.1... Latar Belakang Masalah... 01

1.2... Rumusan Masalah ... 08

1.3... Tujuan Penelitian ... 08

1.4... Manfaat Penelitian ... 08

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Penelitian Terdahulu ... 10

2.2 Landasan Teori... 26

2.2.1 Laporan Keuangan... 26

2.2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan ... 26

2.2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan... 27

2.2.1.3 Karakterisitk Laporan Keuangan ... 27

2.2.1.4 Jenis-jenis Laporan Keuangan ... 30

2.2.1.5 Pengguna Laporan Keuangan ... 32

2.2.1.6 Manfaat Laporan Keuangan... 33


(9)

2.2.2.2.1 Jangka Waktu Penyajian

Laporan Keuangan Tahunan ... 36

2.2.2.2.2 Ketentuan Penyajian Laporan Keuangan Tahunan ... 36

2.2.2.3 Laporan Keuangan Tengah Tahunan ... 37

2.2.2.3.1 Jangka Waktu Penyajian Laporan Keuangan Tengah Tahunan ... 37

2.2.2.3.2 Ketentuan Penyajian Laporan Keuangan Tengah Tahunan ... 38

2.2.3 Teori Agensi (Agency Theory) ... 39

2.2.3.1 Konsep Teori Agensi ... 39

2.2.3.1.1 perbedaan Tujuan Prinsipal dan Agen . 40 2.2.4 Teori Informasi Tidak Simetris (Asymmetric Information Theory) ... 40

2.2.5 Rasio Hutang Terhadap Modal (Debt to Equity Ratio) .... 41

2.2.6 Profitabilitas ... 41

2.2.7 Ketepatan Waktu ... 43

2.2.7.1 Latar Belakang Ketepatan Waktu ... 43

2.2.7.2 Pengertian Ketepatan Waktu... 44

2.2.8 Pengaruh Debt to Equity Ratio dan Profitabilitas terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan ... 46

2.2.8.1 Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan... 46

2.2.8.2 Pengaruh Profitabilitas terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan... 47 2.2.8.2.1 Pengaruh Return On Assets (ROA)


(10)

2.3 Kerangka Pikir ... 50

2.4 Hipotesis ... 51

BAB III : METODE PENELITIAN... 52

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 52

3.1.1 Debt to Equity Ratio (X1) ... 52

3.1.2 Profitabilitas Perusahaan ... 53

3.1.3 Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan (Y).. 54

3.2 Teknik Penentuan Sampel... 54

3.2.1 Populasi ... 54

3.2.2 Sampel ... 55

3.3 Teknik Pengumpulan Data... 57

3.3.1 Jenis Data... 57

3.3.2 Sumber Data ... 57

3.3.3 Pengumpulan Data... 57

3.4 Uji Kualitas Data... 58

3.4.1 Uji Normalitas ... 58

3.5 Uji Asumsi Klasik... 58

3.5.1 Heteroskedastisitas ... 58

3.5.2 Autokorelasi ... 59

3.5.3 Multikolonieritas ... 60

3.6 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 61

3.6.1 Teknik Analisis... 61

3.6.2 Uji Hipotesis... 61

3.6.2.1 Uji F ... 61


(11)

4.1.3 PT. Pioneerindo Gourmet International, Tbk... 68

4.1.4 PT. Sinar Mas Agro Resources and Technology, Tbk... 70

4.1.5 PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk.. 71

4.1.6 PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk ... 72

4.1.7 PT. Cahaya Kalbar, Tbk... 73

4.1.8 PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk ... 75

4.1.9 PT. Multi Bintang Indonesia... 77

4.1.10 PT. Mayora Indah, Tbk ... 78

4.1.11 PT. Sierad Produce, Tbk ... 80

4.1.12 PT. Siantar Top, Tbk... 82

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian... 83

4.2.1 Debt to Equity Ratio Perusahaan Food and Beverages tahun 2007-2009... 83

4.2.2 Profitabilitas Perusahaan Food and Beverages tahun 2007-2009... 85

4.2.2.1 Return on Assets (ROA) ... 85

4.2.2.2 Return on Equity (ROE) ... 87

4.2.3 Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Perusahaan Food and Beverages tahun 2007-2009... 89

4.3 Hasil Uji Kualitas Data ... 92

4.3.1 Hasil Uji Normalitas ... 92

4.4 Hasil Pengujian Asumsi Klasik ... 94

4.4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas... 94

4.4.2 Hasil Uji Autokorelasi ... 95

4.4.3 Hasil Uji Multikolonieritas... 95

4.5 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda... 96


(12)

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN... 105 5.1 Kesimpulan... 105 5.2 Saran ... 105

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Ketepatan Waktu Laporan Keuangan Perusahaan Food and

Beverages yang Terdaftar di BEI... 04

Tabel 2.1 Ringkasan Perbedaan Penelitian Ini dengan Penelitian Terdahulu... 23

Tabel 3.1 Deteksi Adanya Autokorelasi dengan Kriteria Durbin Watson... 57

Tabel 4.1 Perhitungan Sampel ... 60

Tabel 4.2 Rekapitulasi Data Debt to Equity Ratio Perusahaan Food and Beverages tahun 2007-2009 ... 81

Tabel 4.3 Rekapitulasi Data Return on Assets (ROA) Perusahaan Food and Beverages tahun 2007-2009 ... 83

Tabel 4.4 Rekapitulasi Data Return on Assets (ROA) Perusahaan Food and Beverages tahun 2007-2009... 85

Tabel 4.5 Rekapitulasi Data Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Perusahaan Food and Beverages tahun 2007-2009... 87

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Metode Kolmogorov Smirnov... 89

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Metode Kolmogorov Smirnov setelah Penormalan dengan Log-10... 90

Tabel 4.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Korelasi Rank Spearman ... 91

Tabel 4.9 Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin Watson ... 92

Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolonieritas dengan Nilai VIF ... 93

Tabel 4.11 Data Koefisien Regresi Linier Berganda ... 94

Tabel 4.12 Analisis Varian (Anova) ... 96

Tabel 4.13 Hasil Pengujian Koefisien Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi (R2) ... 96


(14)

DAFTAR GAMBAR


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rekapitulasi Debt to Equity Ratio Perusahaan Food and Beverages tahun 2007-2009

Lampiran 2 Rekapitulasi Return On Assets (ROA) Perusahaan Food and Beverages tahun 2007-2009

Lampiran 3 Rekapitulasi Return On Equity (ROE) Perusahaan Food and Beverages tahun 2007-2009

Lampiran 4 Rekapitulasi Ketepatan Waktu Perusahaan Food and Beverages tahun 2007-2009

Lampiran 5 Uji Normalitas

Lampiran 6 Uji Heteroskedastisitas

Lampiran 7 Hasil Uji Regresi Linier Berganda Lampiran 8 Tabel Durbin-Watson

Lampiran 9 Laporan Auditor Independen Perusahaan Food and Beverages tahun 2007-2009

Lampiran 10 Laporan Keuangan Perusahaan Food and Beverages tahun 2007-2009


(16)

Oleh :

Magdalena Krisanti Yuananda Abstrak

Pada Undang–undang (UU) No. 8 Tahun 1995, dinyatakan secara jelas bahwa Emiten yang pernyataan pendaftarannya telah menjadi efektif atau Perusahaan Publik wajib menyampaikan laporan secara berkala kepada Bapepam dan mengumumkan laporan tersebut kepada masyarakat. Laporan keuangan tersebut disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan (Herwidayatmo, 2003: IV-3). Banyak pihak percaya bahwa ketepatan waktu laporan merupakan karakterisik penting bagi laporan keuangan. Perilaku ketidakpatuhan perusahaan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti, rasio hutang terhadap modal, profitabilitas, dan pendapat auditor. Rasio hutang terhadap modal dan tingkat profitabilitas adalah ukuran penting untuk menunjukkan apakah perusahaan tergolong sehat secara finansial.

Penelitian ini mengambil populasi perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pemilihan sampel dilakukan berdasarkan purposive sampling (tidak acak). Data yang digunakan adalah data sekunder laporan keuangan yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia. Penyusunan penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif karena penelitian ini menggunakan angka–angka dalam pengumpulan data, analisis dan pembuktian hipotesis yang diajukan. Dalam penelitian ini pengujian pengaruh debt to equity ratio dan profitabilitas terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan dilakukan dengan mengunakan pengujian regresi linier berganda.

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah hasil penghitungan debt to equity ratio dan profitabilitas perusahaan food and beverages tidak dapat mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

Keywords : Perusahaan Food and Beverages, Debt to Equity Ratio, Profitabilitas, Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan.


(17)

1.1Latar Belakang Masalah

Pelaporan keuangan merupakan cara lain dari laporan keuangan untuk menyampaikan informasi-informasi dan pengukuran secara ekonomi mengenai sumber daya yang dimiliki serta kinerja kepada berbagai pihak yang mempunyai kepentingan atas informasi tersebut (Catrinasari, 2006: 1). Unsur utama dalam pelaporan keuangan adalah laporan keuangan (Catrinasari, 2006: 1). Laporan keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan. Laporan keuangan ini disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan manajemen (Djarwanto, 2004: 5). Selain itu, laporan keuangan juga berfungsi sebagai alat informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan. Pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan dan memerlukan laporan keuangan sebagai informasi untuk pengambilan keputusan adalah: investor atau pemilik, kreditor atau pemberi pinjaman, kreditor usaha lainnya, pelanggan, karyawan, pemerintah, dan masyarakat (Darsono dan Ashari, 2005: 13).

Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang – kurangnya setahun sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pengguna. Pengguna sangat bergantung pada laporan keuangan sebagai sumber utama informasi keuangan. (SAK, 2009:1). Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2009: 2), pengguna laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor


(18)

potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga – lembaganya, dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Investor menggunakan informasi akuntansi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi yang mereka lakukan. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.

Agar bermanfaat informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Ketepatan waktu (timeliness) merupakan salah satu faktor penting dalam menyajikan suatu informasi yang relevan. Jika informasi tidak disajikan tepat waktu maka dapat dipastikan manfaat dari informasi laporan keuangan sangat berkurang. (Harahap, 2007:92).

Semua perusahaan di Indonesia wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan kepada menteri yang bertanggung jawab yang telah ditunjuk oleh pemerintah yaitu menteri perdagangan (PP No. 24/1998). Menurut peraturan tersebut laporan keuangan tahunan perusahaan merupakan dokumen umum yang dapat diketahui oleh masyarakat (publik). Peraturan ini berlaku bagi perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas yang wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan dengan kriteria, merupakan perseroan terbuka, bidang usaha perseroan berkaitan dengan pengerahan dana masyarakat, mengeluarkan surat pengakuan utang, atau memiliki jumlah


(19)

aktiva atau kekayaan paling sedikit 50 miliar rupiah. Laporan keuangan tahunan tersebut juga merupakan laporan yang telah diaudit oleh Akuntan Publik.

Pada Undang–undang (UU) No. 8 Tahun 1995, dinyatakan secara jelas bahwa Emiten yang pernyataan pendaftarannya telah menjadi efektif atau Perusahaan Publik wajib menyampaikan laporan secara berkala kepada Bapepam dan mengumumkan laporan tersebut kepada masyarakat. Banyak pihak percaya bahwa ketepatan waktu laporan (timeliness) merupakan karakterisik penting bagi laporan keuangan. Pihak-pihak tersebut misalnya akuntan, manajer, dan analis keuangan. Bahkan Asosiasi Profesi Akuntansi pada tahun 1954 telah melakukan penelitian, penelitian tersebut menyimpulkan bahwa ketepatan waktu pelaporan merupakan elemen pokok bagi catatan laporan keuangan yang memadai (Dyer dan McHugh, 1975 dalam Bandi dan Hananto, 2002). Informasi yang disajikan tidak tepat waktu akan mengurangi atau bahkan menghilangkan kemampuannya sebagai alat bantu prediksi bagi pemakainya.

Berdasarkan fenomena yang ada menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini kebanyakan melaporkan laporan keuangan perusahaan selalu tepat waktu, namun ada juga perusahaan yang tidak memberikan laporan keuangan perusahaannya. Berikut adalah tabel data ketepatan waktu laporan keuangan perusahaan periode 2007 sampai dengan 2009.


(20)

Tabel 1.1 Data Ketepatan Waktu Laporan Keuangan Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar di BEI

No. Nama Perusahaan Tahun Tanggal Ketepatan Waktu (Rentang Waktu) 1. PT. Davomas Abadi, Tbk. 2007

2008 2009

24 Januari 2008 -

5 Maret 2010

24 hari - 64 hari 2. PT. Delta Djakarta, Tbk. 2007

2008 2009

19 Maret 2008 20 Maret 2009 23 Maret 2010

79 hari 79 hari 82 hari 3. PT. Fast Food Indonesia,Tbk. 2007

2008 2009

28 Maret 2008 30 Maret 2009 19 April 2010

88 hari 89 hari 108 hari 4. PT. Pioneerindo Gourmet

International, Tbk.

2007 2008 2009

24 Maret 2008 16 Maret 2009 17 Maret 2010

84 hari 75 hari 76 hari 5. PT. Sinar Mas Agro

Resources and Technology, Tbk.

2007 2008 2009

6 Februari 2008 9 Februari 2009 9 Februari 2010

37 hari 40 hari 40 hari 6. PT. Sekar Bumi, Tbk. 2007

2008 2009

28 Maret 2008 27 Maret 2009

-

88 hari 86 hari

- 7. PT. Ultrajaya Milk Industry

and Trading Company, Tbk.

2007 2008 2009

25 Maret 2008 25 Maret 2009 24 Maret 2010

85 hari 84 hari 83 hari 8. PT. Akasha Wira

International, Tbk.

2007 2008 2009

26 Maret 2008 25 Maret 2009 25 Maret 2010

86 hari 84 hari 84 hari 9. PT. Tiga Pilar Sejahtera

Food, Tbk.

2007 2008 2009

30 Januari 2008 14 Maret 2009

9 April 2010

30 hari 73 hari 98 hari 10. PT. Cahaya Kalbar, Tbk. 2007

2008 2009

6 Februari 2008 30 Januari 2009 5 Maret 2010

37 hari 30 hari 64 hari 11. PT. Indofood Sukses

Makmur, Tbk.

2007 2008 2009

19 Maret 2008 19 Maret 2009 18 Maret 2010

79 hari 78 hari 77 hari 12. PT. Multi Bintang Indonesia,

Tbk.

2007 2008 2009

4 Maret 2008 10 Maret 2009

3 Maret 2010

64 hari 69 hari 62 hari


(21)

No. Nama Perusahaan Tahun Tanggal Ketepatan Waktu (Rentang Waktu) 13. PT. Mayora Indah, Tbk. 2007

2008 2009

19 Maret 2008 20 Maret 2009 19 Maret 2010

79 hari 79 hari 78 hari 14. PT. Prasidha Aneka Niaga,

Tbk.

2007 2008 2009

6 Maret 2008 6 Maret 2009 5 Maret 2010

66 hari 65 hari 64 hari 15. PT. Sierad Produce, Tbk. 2007

2008 2009

18 Maret 2008 20 Maret 2009 8 April 2010

78 hari 79 hari 97 hari 16. PT. Sekar Laut, Tbk. 2007

2008 2009

19 Maret 2008 19 Maret 2009 18 Maret 2010

79 hari 78 hari 77 hari 17. PT. Siantar Top, Tbk. 2007

2008 2009

14 Maret 2008 2 Februari 2009

26 Maret 2010

74 hari 40 hari 85 hari 18. PT. Tunas Baru Lampung,

Tbk.

2007 2008 2009

18 Maret 2008 25 Maret 2009

-

78 hari 84 hari

- 19. PT. Aqua Golden Mississippi,

Tbk.

2007 2008 2009

- 30 Maret 2009 30 Maret 2010

- 89 hari 89 hari Sumber: Bursa Efek Indonesia (BEI)

Berdasarkan tabel 1.1 menunjukkan bahwa laporan keuangan tahun 2007 sampai 2009 selalu dilaporkan secara tepat waktu oleh perusahaan, yang ditunjukkan dengan rentang waktu kurang dari 90 hari. Namun, terdapat laporan yang tidak dilaporkan secara tepat waktu yang ditunjukkan dengan rentang waktu lebih dari 90 hari, antara lain pada PT. Fast Food Indonesia, Tbk. untuk laporan tahun 2009, PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk. untuk laporan tahun 2009, dan PT. Sierad Produce, Tbk. untuk laporan tahun 2009. Selain itu, ada pula perusahaan yang tidak memberikan laporan keuangannya pada BAPEPAM yaitu PT. Davomas Abadi, Tbk. untuk laporan tahun 2008,


(22)

PT. Sekar Bumi, Tbk. untuk laporan tahun 2009, PT. Tunas Baru Lampung, Tbk. untuk laporan tahun 2009, dan PT. Aqua Golden Mississippi, Tbk. untuk laporan tahun 2007. Hal ini menunjukkan bahwa dari jumlah 57 laporan keuangan perusahaan food and beverages yang disampaikan kepada Bapepam, sebanyak 5,26% laporan dinyatakan tidak tepat waktu dan 7,02% laporan tidak diserahkan kepada Bapepam.

Laporan keuangan yang harus disampaikan ke Bapepam, antara lain: neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan jika dipersyaratkan oleh instansi yang berwenang sesuai dengan jenis industrinya, dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan (Herwidayatmo, 2003: IV-3). Penghitungan hari keterlambatan dihitung sejak hari pertama setelah batas akhir waktu penyampaian laporan keuangan. Bapepam berwenang memberikan sanksi terhadap setiap pihak yang melanggar ketentuan peraturan tersebut (Herwidayatmo, 2003: IV-6).

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan makanan dan minuman, karena penyerapan penanaman modal dalam negeri terbanyak di sektor transportasi dan jasa, makanan dan minuman, industri logam mesin, serta kimia. "Kadang-kadang sektor transportasi paling banyak menyerap investasi dalam negeri, kadang digantikan oleh sektor makanan," kata Wakil Kepala Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM) Yusan ketika dihubungi


(23)

kemarin. BKPM mencatatkan penyerapan penanaman modal dalam negeri di sektor makanan pada kuartal kedua lalu Rp 6,164 triliun. Jumlah ini yang paling tinggi di antara sektor lainnya. Meskipun pada kuartal pertama jumlah penyerapan investasi di sektor pengangkutan, gudang, dan telekomunikasi paling besar, yaitu Rp 1,914 triliun (Anonim, 2010).

Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia Franky Sibarani mengatakan, sektor makanan dan minuman memang masih menarik untuk investasi. Daya tarik ini juga didorong oleh perbaikan kondisi ekonomi makro. Pertumbuhan industri makanan dan minuman juga masih tinggi dari waktu ke waktu. Pertumbuhan omzetnya saja rata-rata bisa mencapai 8-10 persen (Anonim, 2010).

Menurut Na’im (1999), perilaku ketidakpatuhan perusahaan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti, rasio hutang terhadap modal, profitabilitas, dan pendapat auditor. Rasio hutang terhadap modal dan tingkat profitabilitas adalah ukuran penting untuk menunjukkan apakah perusahaan tergolong sehat secara finansial.

Melihat hal tersebut maka penulis berminat untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul :

“PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO DAN

PROFITABILITAS TERHADAP KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.”


(24)

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

”Apakah terdapat pengaruh antara debt to equity ratio dan profitabilitas terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan food and beverages di Bursa Efek Indonesia?”

1.3Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan rumusan masalah, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menguji secara empiris ada pengaruh antara debt to equity ratio dan profitabilitas terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan food and beverages di Bursa Efek Indonesia.

1.4Manfaat Penelitian a. Bagi Praktisi

Memberikan informasi yang memungkinkan bagi para praktisi manajemen perusahaan, analis keuangan, investor, dan kreditor mengenai pentingnya debt to equity ratio, profitabilitas, serta ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, khususnya penyampaian laporan keuangan tahunan.


(25)

b. Bagi Akademisi

Sebagai wacana bagi perkembangan Program Studi Akuntansi mengenai debt to equity ratio, profitabilitas, serta ketepatan waktu dalam melaporkan keadaan keuangan perusahaan.

c. Bagi Peneliti dan Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai studi komparatif bagi peneliti yang mendalami masalah ini. Serta memberikan kontribusi untuk memperkaya wacana dan referensi seputar debt to equity ratio, profitabilitas, serta ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Dan diharapkan dapat menjadi sarana untuk mendulang inspirasi positif dan kreatif yang kemudian berdampak pada perbaikan kedisiplinan sebagai


(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Penelitian Terdahulu

Berbagai penelitian mengenai ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan telah dilakukan oleh para peneliti lain. Penelitan tersebut antara lain:

1. Ainun Na’im (1999): ”Nilai Informasi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan: Analisis Empirik Regulasi Informasi di Indonesia”

Permasalahan: Penelitian ini menganggap bahwa ketepatan waktu submisi informasi telah diatur dalam aturan (lama) pasar modal Indonesia, dan pada peraturan yang baru hal tersebut semakin diperketat. Peraturan baru mengenai pengungkapan informasi kepada publik dikeluarkan pada tanggal 24 Januari 1996 dan mulai efektif sejak dikeluarkan. Setelah lebih dari satu tahun sejak peraturan itu dikeluarkan, perlu diteliti sejauh mana peraturan tersebut dipatuhi. Hal ini penting untuk menyelaraskan pasar modal dengan sasaran dan strategi, terutama mengenai aspek waktu pengiriman laporan keuangan dan prinsip pengungkapan informasi. Lebih jauh, jika ditemukan bahwa aturan-aturan tersebut ternyata tidak dipatuhi, maka BAPEPAM perlu menyelidiki faktor-faktor apa yang mempengaruhi perilaku ketidakpatuhan (non-compliance behaviour) dan


(27)

karakteristik-karakteristik yang dimiliki oleh perusahaan yang tidak mematuhi peraturan yang telah ditetapkan.

Hipotesis: Dugaan yang digunakan berdasarkan permasalahan dan tujuan yang akan dicapai, antara lain H1: Seberapa jauh ketepatan

waktu penyampaian laporan keuangan tahunan dipatuhi oleh perusahaan yang terdaftar di BEJ (listed companies) dan H2: Apakah

faktor-faktor seperti pendapat auditor, kesulitan finansial (tingkat rasio hutang terhadap modal), ukuran perusahaan (total aset dan total penjualan), profitabilitas (return on assets), dan pertumbuhan perusahaan mempengaruhi ketidakpatuhan.

Kesimpulan: Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen kecuali (return on assets) ROA tidak signifikan. Ketidakpatuhan perusahaan di Indonesia tidak berhubungan secara signifikan dengan kesulitan keuangan (diukur berdasar rasio hutang terhadap modal), pendapat auditor dan ukuran perusahaan (total asset dan total penjualan). Namun, hasil tersebut memberikan arah yang sesuai dengan prediksi. Penundaan penyampaian informasi disebabkan oleh profitabilitas perusahaan yang dapat diinterpretasikan sebagai berita buruk bagi manajemen.

2. Bandi dan Santoso Tri Hananto (2002): ”Ketepatan Waktu Atas Laporan Keuangan Perusahaan Indonesia”

Permasalahan: Semua perusahaan di Indonesia wajib menyampaikan laporan keuangan tahunannya kepada menteri yang


(28)

bertanggung jawab dalam bidang perdagangan. Lebih jauh, laporan keuangan perusahaan menurut peraturan PP No. 24/1998 merupakan dokumen umum yang dapat diketahui oleh masyarkat. Banyak pihak percaya bahwa ketepatan waktu laporan (timeliness) merupakan karakteristik penting bagi laporan keuangan, pihak-pihak tersebut misalnya akuntan, manajer dan analis keuangan. Bahkan Asosiasi Profesi Akuntansi pada tahun 1954 telah melakukan penelitian, penelitian tersebut menyimpulkan bahwa ketepatan waktu pelaporan merupakan elemen pokok bagi catatan laporan keuangan yang memadai.

Ketepatan waktu pelaporan sangat diperlukan oleh para pemakai laporan keuangan, pemakai tidak hanya perlu memiliki informasi keuangan yang relevan dengan prediksi dan keputusannya, tetapi informasi harus lebih bersifat baru, dan tidak hanya berhubungan dengan periode yang lalu. Ketepatan waktu ini mengandung arti bahwa informasi yang digunakan oleh investor dan kreditor harus bisa tepat saat pembuatan prediksi dan keputusan.

Hipotesis: Dugaan dalam penelitian ini antara lain, H1:

Keterlambatan (lag) pelaporan perusahaan di Indonesia normal, H2:

Keterlambatan pelaporan antara perusahaan besar dan kecil sama, H3:

Keterlambatan (lag) pelaporan perusahaan tidak berpengaruh pada pasar, H4: Pelaporan perusahaan lebih awal daripada yang diharapkan


(29)

diharapkan, H5: Tidak ada hubungan antara ketepatan waktu pelaporan

dan besarnya perusahaan.

Kesimpulan: Dari hasil yang didapat, dapat disimpulkan antara lain keterlambatan pelaporan, yang meliputi: keterlambatan audit, keterlambatan pelaporan setelah audit, dan keterlambatan total berdistribusi tidak normal, dan menunjukkan kemiringan positif. Hal ini berimplikasi bahwa pelaporan oleh perusahaan selalu mengalami kemunduran.

Keterlambatan antara perusahaan besar dan perusahaan kecil berbeda. Ketepatan waktu pelaporan antara pelaporan sebelum dan sesudah waktu yang diharapkan tidak berpengaruh pada harga saham. Namun, hasil uji sensitivitas menunjukkan adanya perbedaan reaksi pasar antara pelaporan sebelum dan sesudah waktu yang diharapkan.

3. I Made Indra Astana Giri (2006): ”Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Opini Audit Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan”

Permasalahan: Laporan keuangan sebagai sebuah informasi akan bermanfaat dalam pengambilan keputusan oleh para pemakainya apabila relevan dan andal. Informasi yang relevan adalah informasi yang predictable, mempunyai feed back value, serta tepat waktu. Ketepatan waktu pelaporan keuagnan (timeliness) merupakan karakteristik penting bagi laporan keuangan. Selain itu, laporan


(30)

keuangan uang dilaporkan secara tepat waktu akan mengurangi resiko ketidaksesuaian penafsiran informasi yang disajikan.

Laporan keuangan bermanfaat bagi investor untuk mengembangkan prediksinya karena baik atau buruknya laporan keuangan akan mempengaruhi kondisi pada masa yang akan datang. Profitabilitas dan leverage perusahaan sebagai bagian dari laporan keuangan akan mempengaruhi sikap investor dalam berinvestasi. Umumnya perusahaan dengan nilai aset lebih kecil daripada kewajibannya akan menghadapi bahaya kebangkrutan dan perusahaan besar umumnya cenderung lebih banyak disorot oleh investor dan lebih banyak mendapat tekanan untuk memberikan informasi secara tepat waktu. Ketepatan waktu dan keterlambatan pengumuman laba tahunan dipengaruhi oleh isi laporan keuangan. Jika penyampaian laporan keuangan dianggap sebagai informasi, kinerja perusahaan yang diukur dalam profitabilitas akan mempengaruhi sikap investor dalam berinvestasi. Dengan demikian, kinerja perusahaan akan memotivasi manajemen untuk sesegera mungkin menyampaikan atau menunda penyampaian laporan keuangannya.

Hipotesis: Dalam penelitian ini, hipotesis yang digunakan antara lain: H1: Profitabilitas memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, H2:

Leverage keuangan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, H3: Opini audit


(31)

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

Kesimpulan: Dari penelitian yang dilakukan terhdap 250 perusahaan yang sahamnya terdaftar di Bursa Efek Surabaya periode 2003, sebanyak 49 perusahaan menyampaikan laporan keuangannya melewati batas waktu yang telah ditentukan BES, yaitu tanggal 31 Maret 2004. Perusahaan pada umumnya tidak menjelaskan sebab-sebab keterlambatan tersebut. Setelah dilakukan pengujian statistik dengan metode regresi logistik, diketahui hanya variabel opini audit yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin baik opini audit terhadap laporan keuangan maka akan mendorong perusahaan untuk menyampaikan laporan keuangannya dengan tepat waktu.

4. Luciana Spica Almilia dan Lucas Setiady (2006): ”Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyelesaian Penyajian Laporan Keuangan pada Perusahaan yang Terdaftar di BEJ”

Permasalahan: Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang sering digunakan oleh para pengguna laporan keuangan. Manfaat dari kandungan informasi yang ada dalam laporan keuangan akan makin berkurang seiring dengan berjalannya waktu. Keterlambatan penyelesaian dapat menyebabkan berkurangnya kualitas dari keputusan yang dibuat. Namun perlu diperhatikan lebih


(32)

jauh, faktor-faktor yang menyebabkan keterlambatan dalam penyelesaian penyajian laporan keuangan. Faktor-faktor tersebut tidak terbatas pada faktor finansial saja namun juga faktor non-finansial.

Hipotesis: Dalam penelitian ini, hipotesis yang digunakan antara lain, H1: terdapat pengaruh size perusahaan terhadap

penyelesaian penyajian laporan keuangan, H2: terdapat pengaruh

profitabilitas perusahaan terhadap penyelesaian penyajian laporan keuangan, H3: terdapat pengaruh solvabilitas perusahaan terhadap

penyelesaian penyajian laporan keuangan, H4: terdapat pengaruh

likuiditas perusahaan terhadap penyelesaian penyajian laporan keuangan, H5: terdapat pengaruh umur perusahaan terhadap

penyelesaian penyajian laporan keuangan, dan H6: terdapat pengaruh

extraordinary item perusahaan terhadap penyelesaian penyajian laporan keuangan.

Kesimpulan: Dari hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar perusahaan mengalami keterlambatan penyelesaian selama ± 3 bulan, tetapi keterlambatan masih dalam batas regulasi, jadi perusahaan sampel dapat dikatakan tidak mengalami ketrelambatan. Variabel ukuran perusahaan (size) dan umur perusahaan (age) mempengaruhi penyelesaian penyajian laporan keuangan (Lag). Variabel profitabilitas, solvabilitas, likuiditas, dan extraordinary item tidak memiliki pengaruh terhadap penyelesaian penyajian laporan keuangan (Lag).


(33)

5. Renny Catrinasari (2006): ”Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan Perbankan Go Publik Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)”

Permasalahan: Pada penelitian ini dijelaskan bahwa pelaporan keuangan merupakan cara lain dari laporan keuangan untuk menyampaikan informasi-informasi dan pengukuran secara ekonomi mengenai sumber daya yang dimiliki serta kinerja keepada berbagai pihak yang mempunyai kepentingan atas informasi tersebut.

Informasi keuangan akan mempunyai manfaat jika disampaikan tepat waktu kepada pemakainya yang erat kaitannya dengan teori keagenan (agency theory). Nilai dari ketepatan waktu pelaporan keuangan penting bagi tingkat kemanfaatan laporan tersebut. Informasi dalam pelaporan keuangan membutuhkan biaya yang lebih besar unruk menyediakan dan menggunakannya, sehingga banyak manfaat yang akan diperoleh dari informasi pelaporan keuangan. Banyak faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Hipotesis: Melihat hal tersebut, penelitian ini membuat hipotesis antara lain, H1: rasio gearing berpengaruh terhadap ketepatan

waktu pelaporan keuangan, H2: profitabilitas berpengaruh terhadap

ketepatan waktu pelaporan keuangan, H3: ukuran perusahaan (size)

berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan, H4: umur


(34)

keuangan, dan H5: struktur kepemilikan (ownership structure)

berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Kesimpulan: Peneliti dapat mengambil kesimpulan semakin tinggi rasio gearing maka akan semakin tinggi ketepatan waktu pelaporan keuangan atau sebaliknya, semakin rendah rasio gearing maka ketepatan waktu pelaporan keuangan akan semakin rendah, semakin tinggi profitabilitas maka akan semakin tinggi ketepatan waktu pelaporan keuangan atau sebaliknya, semakin rendah profitabilitas maka ketepatan waktu pelaporan keuangan akan semakin rendah, semakin besar ukuran perusahaan maka akan semakin rendah ketepatan waktu pelaporan keuangan atau sebaliknya, semakin rendah ukuran perusahaan maka ketepatan waktu pelaporan keuangan akan semakin tinggi, dan semakin tinggi umur perusahaan maka akan semakin tinggi ketepatan waktu pelaporan keuangan atau sebaliknya, semakin rendah umur perusahaan maka ketepatan waktu pelaporan keuangan akan semakin rendah.

6. Made Gede Wirakusuma (2008): ”Pengaruh Ketepatwaktuan Publikasi Laporan Keuangan Terhadap Kandungan Kualitas Informasi Laba Akuntansi di Pasar Modal Indonesia”

Permasalahan: Unsur ketepatwaktuan penyajian informasi keuangan merupakan suatu unsur penting agar dapat memberi manfaat bagi investor dalam pembuatan keputusan rasional. Investor dapat mengamati setiap kebijakan manajemen maupun informasi internal


(35)

perusahaan. Informasi keuangan bermanfaat bila memiliki kualitas untuk dapat mempengaruhi keputusan investor. Dalam perspektif riset pasar modal diketahui bahwa ketepatwaktuan penyajian informasi keuangan merupakan suatu unsur penting agar dapat memberi manfaat bagi investor dalam pembuatan keputusan rasional. Namun, unsur ketepatwaktuan pada penyajian informasi keuangan merupakan hal yang sering dilupakan ketika para peneliti pasar modal melakukan riset untuk mengungkapkan kerelevanan suatu informasi keuangan bagi para pemakai laporan keuangan.

Hipotesis: Melihat hal tersebut, Wirakusuma (2008) membuat hipotesis antara lain, H1: ketepatwaktuan publikasi laporan keuangan

berpengaruh positif terhadap kandungan kualitas informasi laba akuntansi, H2: tingkat persistensi, pertumbuhan, dan keterprediksian

laba, risiko sistematis (beta), struktur modal, dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kandungan kualitas informasi laba akuntansi, H3: terdapat perbedaan pengaruh ketepatwaktuan antara

ketepatwaktuan absolut dan ketepatwaktuan relatif pada kandungan kualitas informasi laba akuntansi, dan H4: terdapat perbedaan

kandungan kualitas informasi laba akuntansi antara publikasi laporan keuangan auditan yang memiliki waktu tunda singkat dan yang memiliki waktu tunda lama.

Kesimpulan: Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian membuktikan bahwa teori signaling terbukti


(36)

berperan dalam menungkapkan peran ketepatwaktuan sebagai signal yang dapat menunjukkan kandungan kualitas informasi laba akuntansi. Semakin cepat manajemen melakukan publikasi laporan keuangan tahunan auditan, maka semakin tinggi kandungan kualitas informasi laba akuntansi, dan demikian pula sebaliknya. Meskipun laba yang diperoleh suatu perusahaan mengalami peningkatan dari perioda sebelumnya (mencerminkan good news) dan dipublikasikan sebelum batas waktu yang diregulasi, tindakan manajemen yang menunda publikasi laporan keuangan yang telah selesai diaudit akan menurunkan kandungan kualitas informasi laba akuntansi tersebut bagi para pelaku pasar modal.

Konsisitensi pengaruh dari determinan-determinan lain terhadap kandungan kualitas informasi laba akuntansi, yaitu risiko (beta koreksi), market to book value (MBV) yang mengukur persistensi, pertumbuhan dan keterprediksian laba, struktur modal (SM), dan ukuran perusahaan (size). Faktor risiko secara konsisten berpengaruh negatif terhadap kandungan kualitas informasi laba akuntansi. Namun faktor persistensi, pertumbuhan dan keterprediksian laba, serta faktor struktur modal dan ukuran perusahaan terbukti tidak konsisten berpengaruh terhadap kandungan kualitas informasi laba akuntansi.

Pengaruh ketepatwaktuan terhadap kandungan kualitas informasi laba akuntansi terlihat semakin jelas setelah dibuktikan


(37)

dengan adanya perbedaan besaran pengaruh antara koefisien regresian ketepatwaktuan relatif dan ketepatwaktuan absolut. Kecenderungan terjadinya kebocoran informasi semakin tinggi apabila manajemen semakin lama menunda publikasi. Pada saat informasi laba suatu perusahaan dipublikasikan secara lambat sejak saat laporan keuangan auditan diserahkan auditor independen, maka pasar bereaksi rata-rata lebih rendah dibandingkan dengan publikasi informasi laba suatu perusahaan yang dilakukan lebih awal (tanpa penundaan terlalu lama).

Rendahnya kandungan kualitas informasi laba akuntansi yang semakin lambat dipublikasikan ditunjukkan dari adanya perbedaan rata-rata dari return abnormal kumulatif antara perusahaan yang melakukan publikasi lebih cepat dan perusahaan yang melakukan publikasi lebih lambat.

7. Yuka Talenta Pikaso (2009): ”Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keterlambatan Penyampaian Laporan Keuangan Perusahaan ke BAPEPAM (Studi Empiris pada Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar dalam Indeks LQ-45 Periode 2004 – 2008)”

Permasalahan: Keterlambatan pelaporan bisa berakibat buruk bagi perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Para investor akan menanggapinya sebagai sinyal buruk atas kondisi perusahaan. Keterlambatan penyampaian informasi laba akuntansi mengindikasikan adanya noise dalam informasi tersebut dan karena itu keterlambatan berpengaruh terhadap kredibilitas atau kualitas laba.


(38)

Motivasi atau keinginan alami manajemen untuk menunda atau menangguhkan informasi buruk dalam rangka mencegah atau menghindari terjadinya respon negatif dari pemegang saham juga untuk mencegah akibat yang tidak diinginkan oleh manajemen sebagai respon negatif dari para pemilik. Bila manajemen menangkap situasi bahwa apabila sebuah informasi buruk disampaikan kepada pemegang saham mempunyai akibat negatif, ada kecenderungan alami manajemen untuk terlambat dalam menyampaikan informasi atau berita buruk ini, atau mungkin menyembunyikannya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih jauh adalah faktor-faktor yang menyebabkan keterlambatan dalam pelaporan keuangan. Keterlambatan penyampaian laporan keuangan mengindikasikan sesuatu yang negatif yang ada di dalam laporan keuangan. Faktor-faktor tersebut tidak terbatas pada Faktor-faktor finansial saja namun juga faktor nonfinansial. Faktor finansial misalnya saja faktor profitabilitas, solvabilitas, likuiditas, dan ukuran perusahaan. Sedangkan faktor nonfinansial, yaitu struktur kepemilikan, dan umur perusahaan.

Hipotesis: Melihat hal tersebut, Pikaso (2009) membuat hipotesis antara lain; H1: Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap

keterlambatan penyampaian laporan keuangan, H2: Solvabilitas

berpengaruh positif terhadap keterlambatan penyampaian laporan keuangan, H3: Likuiditas berpengaruh negatif terhadap keterlambatan


(39)

negatif terhadap keterlambatan penyampaian laporan keuangan, dan H5: Struktur kepemilikan perusahaan berpengaruh negatif terhadap

keterlambatan penyampaian laporan keuangan.

Kesimpulan: Sampel dalam penelitian ini berjumlah 65 yang merupakan perusahaan yang termasuk dalam indeks LQ-45 yang terlambat dalam menyampaikan laporan keuangannya ke Bapepam. Hasil dari pengolahan data dapat disimpulkan antara lain: variabel profitabilitas, likuiditas, dan umur perusahaan tidak mempengaruhi keterlambatan penyampaian laporan keuangan ke Bapepam secara signifikan. Sedangkan variabel solvabilitas, ukuran perusahaan, dan struktur perusahaan terbukti mempengaruhi keterlambatan penyampaian laporan keuangan ke Bapepam secara signifikan.

Dengan melihat beberapa penelitian terdahulu mengenai ketepatan waktu penyajian laporan keuangan, maka dapat disimpulkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yang disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 2.1 Ringkasan Perbedaan Penelitian Ini dengan Penelitian Terdahulu

No. Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1. Ainun Na’im

(1999)

X: Faktor pendapat auditor, kesulitan finansial, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan pertumbuhan perusahaan.

Y: Ketidak patuhan penyampaian laporan Kinerja keuangan perusahaan mempengaruhi perilaku ketidak patuhan penyampaian laporan keuangan, sedangkan pendapat auditor tidak berpengaruh secara signifikan terhadap


(40)

No. Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian

keuangan perilaku ketidak

patuhan penyampaian laporan keuangan. 2. Bandi dan

Santoso Tri Hananto (2002)

X: Keterlambatan pelaporan perusahaan Y: Reaksi pasar atas informasi

Keterlambatan

pelaporan perusahaan tidak berpengaruh pada reaksi pasar

3. I Made Indra Astana Giri (2006)

X: Opini audit, Tingkat leverage keuangan, dan Profitabilitas

Y: Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan

Opini audit memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, sedangkan leverage keuangan dan profitabilitas tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. 4. Luciana Spica

Almilia dan Lucas Setiady (2006) X: Ukuran perusahaan, Profitabilitas, Solvabilitas, Likuiditas, Umur perusahaan, dan extraordinary item. Y: Penyelesaian penyajian laporan keuangan

Ukuran dan umur perusahaan mempengaruhi penyelesaian penyajian laporan keuangan, sedangkan profitabilitas, solvabilitas, likuiditas dan extraordinary item tidak memiliki pengaruh terhadap penyelesaian penyajian laporan keuangan. 5. Renny Catrinasari (2006)

X: Rasio gearing, return on assets, market value, tanggal listed perusahaan di BEJ, dan struktur kepemilikan saham.

Rasio gearing,

profitabilitas, dan umur perusahaan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap ketepatan waktu


(41)

No. Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian Y: Ketepatwakuan penyampaian pelaporan pelaporan keuangan. Ukuran perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan, sedangkan strutur kepemilikan tidak berpengaruh positif signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. 6. Made Gede

Wirakusuma (2008) X: Ketepatwaktuan Publikasi Laporan Keuangan Y:Kandungan Kualitas Informasi Laba Akuntansi Ketepatwaktuan absolut riil, ketepatwaktuan ekspektasian relatif, dan ketepatwaktuan ekspektasian relatif dengan pembobotan tidak berpengaruh positif signifikan terhadap kandungan kualitas informasi laba akuntansi, sedangkan ketepatwaktuan absolut setelah pengauditan berpengaruh positif signifikan terhadap kandungan kualitas informasi laba akuntansi. 7. Yuka Talenta

Pikaso (2009) X: Profitabilitas, Solvabilitas, Likuiditas, Ukuran perusahaan, Struktur kepemilikan, dan Umur perusahaan Y: Keterlambatan penyampaian laporan Profitabilitas, Likuiditas, Umur perusahaan tidak mempengaruhi keterlambatan penyampaian laporan keuangan, sedangkan Solvabilitas, Ukuran


(42)

No. Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian keuangan ke

Bapepam

perusahaan, dan Struktur perusahaan mempengaruhi keterlambatan

penyampaian laporan keuangan.

8. Magdalena Krisanti Yuananda (2010)

X: Debt to Equity Ratio dan

Profitabilitas (ROA dan ROE)

Y: Ketepatan Waktu Penyampaian

Laporan Keuangan -

Sumber: Penelitian Terdahulu 2.2Landasan Teori

2.2.1 Laporan Keuangan

2.2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2009: 1-2) yaitu ”Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain, serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan, disamping itu juga termasuk juga skedul dan informasi yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan, segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga”.


(43)

2.2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan

Menurut PSAK No. 1 dalam Standar Akuntansi Keuangan 2009 paragraf 2, laporan keuangan untuk tujuan umum adalah laporan keuangan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan. Laporan keuangan untuk tujuan umum termasuk juga laporan keuangan yang disajikan terpisah atau yang disajikan dalam dokumen publik lainnya seperti laporan tahunan atau prospektus. Pernyataan ini berlaku pula untuk laporan keuangan konsolidasian.

Selain dalam paragraf 2, dijelaskan juga dalam paragraf 5, bahwa laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas pengguna sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka (SAK, 2009).

Tujuan utama laporan keuangan juga diungkapkan oleh Suta (2000: 107), yaitu untuk memberikan informasi, terutama yang bersifat keuangan, bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi.

2.2.1.3 Karakteristik Laporan Keuangan

Menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Standart Akuntansi Keuangan (2009: 5-8), karakteristik


(44)

kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai.

Karakteristik kualitatif tersebut antara lain: 1. Dapat dipahami

Kualitas penting informasi yang ditampung, dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pengguna.

2. Relevan

Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan, menegaskan, atau mengoreksi, hasil evaluasi pengguna di masa lalu.

3. Materialitas

Informasi dipandang material kalau kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang di ambil atas dasar laporan keuangan.

4. Keandalan

Informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan


(45)

material, dan dapat diandalkan penggunanya sebagai penyajian yang tulus atau jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.

5. Penyajian jujur

Agar dapat diandalkan, informasi harus menggambar dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.

6. Substansi Mengungguli Bentuk

Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka peristiwa tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya. 7. Netralitas

Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pengguna, dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa pihak, sementara hal tersebut akan merugikan pihak lain yang mempunyai kepentingan yang berlawanan.

8. Pertimbangan sehat

Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan perkiraan dalam kondisi ketidakpastian sehingga aktiva


(46)

atau penghasilan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban atau beban tidak dinyatakan terlalu rendah.

9. Kelengkapan

Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan biaya.

10.Dapat dibandingkan

Pengguna harus dapat membandingkan lapoan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (tren) posisi dan kinerja keuangan. Pengguna juga harus dapat membandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif.

2.2.1.4Jenis-jenis Laporan Keuangan

Menurut Standar Akuntansi Keuangan 2009, jenis-jenis laporan keuangan yang lengkap terdiri dari:

1. Neraca

Neraca adalah laporan yang secara langsung berkaitan dengan pengukuran posisi keuangan sebuah perusahaan yang terdiri dari tiga unsur , yaitu aset, kewajiban, dan ekuitas (SAK, 2009: 9). 2. Laporan Laba-Rugi

Laporan Laba Rugi adalah laporan yang berkaitan dengan pengukuran kinerja sebuah perusahaan yang menggambarkan


(47)

pendapatan dan beban perusahaan, selama periode waktu tertentu (SAK, 2009: 9). Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos pendapatan, laba rugi usaha, beban pinjaman, beban pajak, laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan, pos luar biasa, hak minoritas, dan laba atau rugi bersih untuk periode berjalan (SAK, 2009: 1.10).

3. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan Perubahan Ekuitas adalah laporan yang menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan diungkapkan dalam laporan keuangan (SAK, 2009: 1.13).

4. Laporan Arus Kas

Laporan Arus Kas merupakan laporan yang berisi mengenai informasi tentang arus kas sebuah perusahaan, dimana berguna bagi para pengguna laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas serta setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Laporan arus kas memberi informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas,yang diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan selama suatu periode akuntansi (SAK, 2009: 2.1).


(48)

5. Catatan Atas Laporan Keuangan

Dalam PSAK no. 1 halaman 13, Catatan atas laporan keuangan adalah catatan yang mengungkapkan:

a. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting.

b. Informasi yang diwajibkan dalam PSAK tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas.

c. Informasi yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.

2.2.1.5Pengguna Laporan Keuangan

Menurut Belkoui (2001: 96-97), kelompok–kelompok yang berkepentingan terhadap laporan aktivitas sebuah organisasi berorientasi profit dapat diklasifikasikan sebagai pengguna langsung (direct users) dan tidak langsung (indirect users). Pengguna langsung meliputi :

1. Pemilik dan pemegang saham perusahaan.

2. Pemberi pinjaman (kreditor) dan pemasok.

3. Manajemen perusahaan.


(49)

5. Organisasi pekerja.

6. Pelanggan.

Pengguna tidak langsung meliputi : 1. Analis dan konsultan keuangan.

2. Pasar saham.

3. Pengacara

4. Otoritas yang terkait dengan regulasi

5. Kalangan berita keuangan dan agen-agen penyaji laporan

6. Asosiasi dagang

7. Serikat pekerja

8. Competitor

9. Masyarakat umum

10.Departemen pemerintah lainnya.

Dalam Standar Akuntansi Keuangan (2009: 2), pengguna laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan masyarakat.


(50)

2.2.1.6Manfaat Laporan Keuangan

Menurut Suharli (2009: 4), bagi dunia bisnis manfaat laporan keuangan antara lain:

1. Menyediakan informasi ekonomis suatu perusahaan yang relevan untuk pengambilan keputusan investasi dan kredit yang tepat.

2. Menjadikan media komunikasi bisnis antara manajemen dan pengguna eksternal mengenai posisi keuangan, perubahan posisi keuangan, dan arus kas perusahaan.

3. Memberikan potret yang dapat diandalkan mengenai kemampuan menghasilkan laba dan arus kas perusahaan.

4. Memberikan potret yang dapat diandalkan mengenai kemampuan menghasilkan laba dan arus kas perusahaan.

5. Menjadikan gambaran kondisi perusahaan dari satu periode ke periode berikutnya mengenai pertumbuhan atau kemunduran, dan memungkinkan untuk diperbandingkan dengan perusahaan lain pada industri sejenis.

2.2.1.7Penyajian Laporan Keuangan

Menurut BAPEPAM dalam peraturan nomor VIII.G.7, penyajian laporan keuangan terdiri dari:


(51)

1. Neraca

Neraca merupakan laporan yang menggambarkan posisi keuangan, yang menunjukkan aktiva, kewajiban dan ekuitas dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu.

2. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi merupakan ringkasan aktivitas usaha perusahaan untuk periode tertentu yang melaporkan hasil usaha bersih atau kerugian yang timbul dari kegiatan usaha dan aktivitas lainnya.

3. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan Perubahan Ekuitas adalah laporan yang menunjukkan perubahan ekuitas perusahaan yang menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode pelaporan.

4. Laporan Arus Kas

Laporan ini menunjukkan penerimaan dan pengeluaran kas dalam aktivitas perusahaan selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

5. Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas Laporan Keuangan memberikan penjelasan mengenai gambaran umum perusahaan, ikhtisar kebijakan akuntansi,


(52)

penjelasan pos-pos laporan keuangan dan informasi penting lainnya.

2.2.2 Ketentuan BAPEPAM

2.2.2.1 Penyampaian Laporan Keuangan

Menurut BAPEPAM dalam peraturan nomor X.K.2, penyampaian laporan keuangan yaitu laporan keuangan berkala yang terdiri dari laporan keuangan tahunan dan laporan keuangan tengah tahunan.

2.2.2.2Laporan Keuangan Tahunan

2.2.2.2.1 Jangka Waktu Penyajian Laporan Keuangan Tahunan

Peraturan BAPEPAM nomor X.K.2 menyebutkan bahwa Laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan Akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan.

2.2.2.2.2 Ketentuan Penyajian Laporan Keuangan Tahunan

Dalam Peraturan BAPEPAM nomor X.K.2, disebutkan bahwa laporan keuangan tahunan yang diumumkan kepada publik memiliki lima ketentuan, antara lain:


(53)

1. Perusahaaan wajib mengumumkan neraca, laporan laba rugi dan laporan lain yang dipersyaratkan oleh instansi yang berwenang sesuai dengan jenis industrinya dalam sekurang-kurangnya 2 (dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang satu diantaranya mempunyai peredaran nasional dan lainnya yang terbit di tempat kedudukan Emiten atau Perusahaan Publik, selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan. 2. Bagi perusahaan yang dikategorikan sebagai Perusahaan

Menengah atau Kecil wajib mengumumkan neraca, laporan laba rugi dan laporan lain yang dipersyaratkan oleh instansi yang berwenang sesuai dengan jenis industrinya dalam sekurang-kurangnya 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang mempunyai peredaran nasional.

3. Bentuk dan isi neraca, laporan laba rugi, dan laporan lain yang dipersyaratkan oleh instansi yang berwenang sesuai dengan jenis industrinya yang diumumkan tersebut harus sama dengan yang disajikan dalam laporan keuangan tahunan yang disampaikan kepada Bapepam.

4. Pengumuman tersebut harus memuat opini dari akuntan.

5. Bukti pengumuman tersebut harus disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah tanggal pengumuman.


(54)

2.2.2.3Laporan Keuangan Tengah Tahunan

2.2.2.3.1 Jangka Waktu Penyajian Laporan Keuangan Tengah Tahunan Menurut peraturan BAPEPAM nomor X.K.2, laporan keuangan tengah tahunan disampaikan kepada Bapepam dalam jangka waktu sebagai berikut:

1. Selambat-lambatnya pada akhir bulan pertama setelah tanggal laporan keuangan tengah tahunan, jika tidak disertai laporan Akuntan

2. Selambat-lambatnya pada akhir bulan kedua setelah tanggal laporan keuangan tengah tahunan, jika disertai laporan Akuntan dalam rangka penelaahan terbatas

3. Selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tengah tahunan, jika disertai laporan Akuntan yang memberikan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.

2.2.2.3.2 Ketentuan Penyajian Laporan Keuangan Tengah Tahunan

Dalam Peraturan BAPEPAM nomor X.K.2, disebutkan bahwa laporan keuangan tengah tahunan yang diumumkan kepada publik memiliki empat ketentuan, antara lain:

1. Perusahaan wajib mengumumkan neraca, laporan laba rugi dan laporan lain yang dipersyaratkan oleh instansi yang berwenang sesuai dengan jenis industrinya dalam sekurang-kurangnya 1


(55)

(satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang mempunyai peredaran nasional

2. Bentuk dan isi neraca, laporan laba rugi dan laporan lain yang dipersyaratkan oleh instansi yang berwenang sesuai dengan jenis industrinya yang diumumkan tersebut harus sama dengan yang disajikan dalam laporan keuangan tengah tahunan yang disampaikan kepada Bapepam

3. Pengumuman tersebut di atas dilakukan selambat-lambatnya sesuai dengan jangka waktu menurut kewajiban penyampaian laporan keuangan tengah tahunan kepada Bapepam

4. Bukti pengumuman tersebut harus disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah tanggal pengumuman.

2.2.3 Teori Agensi (Agency Theory)

Telah lama diketahui bahwa para manajer mungkin memiliki tujuan-tujuan pribadi yang bersaing dengan tujuan memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Para manajer diberi kekuasaan oleh para pemilik perusahaan, yaitu pemegang saham, untuk membuat keputusan (Brigham dan Houston, 2006: 26). Teori agensi adalah teori yang berusaha untuk menjelaskan faktor-faktor utama yang harus dipertimbangkan dalam pendesainan kontrak-kontrak insentif untuk memotivasi para individu mencapai keselarasan tujuan (Supriyono, 2000: 184).


(56)

Hubungan agensi adalah hubungan yang timbul antara satu pihak, disebut prinsipal yang menyewa pihak lain, disebut agen, untuk melaksanakan sejumlah jasa, dan oleh karena itu, prinsipal juga mendelegasikan wewenang pembuatan keputusan pada agen. Dalam perusahaan perseroan terbatas, para pemegang saham adalah para prinsipal dan chief executive officer (CEO) adalah agennya. Pemegang saham menyewa CEO dan mengharapkan CEO untuk bertindak demi kepentingan pemegang saham. Dalam tingkat bawah, CEO adalah adalah prinsipal dan para manajer unit bisnis adalah para agen. Hubungan ini menimbulkan tantangan yaitu bagaimana memotivasi agen sehingga mereka seproduktif jika mereka adalah para pemilik (Supriyono, 2000: 184-185).

2.2.3.1.1 Perbedaan Tujuan Prinsipal dan Agen

Menurut Supriyono (2000: 185), teori agensi menganggap bahwa semua tindakan individu didasarkan atas kepentingannya sendiri. Oleh karena itu, timbul perbedaan antara tujuan prinsipal dan agen yaitu:

a. Agen dianggap menerima kepuasan tidak hanya dari kompensasi keuangan, namun juga dari kepuasan lain yang diperolehnya dari hubungan agensi. Di lain pihak, prinsipal (pemegang saham) dianggap hanya tertarik pada kembalian (return) keuangan yang tumbuh dari investasinya dalam perusahaan.


(57)

b. Prinsipal dan agen mempunyai perbedaan dalam preferensi risiko. Prinsipal (pemegang saham) netral risiko, agen (para manajer) segan risiko.

2.2.4 Teori Informasi Tidak Simetris (Asymmetric Information Theory) Asymmetric information adalah kondisi di mana suatu pihak memiliki informasi yang lebih banyak daripada pihak lain. Tingkat asymmetric information bervariasi dari sangat tinggi ke sangat rendah. Asymmetric information memberikan efek yang nyata pada keputusan keuangan maupun pasar financial. Tujuan manajemen keuangan adalah memaksimumkan motivasi untuk menyampaikan informasi yang baik mengenai perusahaannya ke publik secepat mungkin, misalnya melalui jumpa pers. Namun pihak di luar perusahaan tidak tahu kebenaran dari informasi yang disampaikan tersebut. Jika manajer dapat memberi sinyal yang meyakinkan, maka publik akan terkesan dan hal ini akan terefleksi pada harga sekuritas. Dengan adanya asymmetric information, pemberian sinyal kepada investor atau publik melalui keputusan-keputusan manajemen menjadi sangat penting (Kodrat dan Herdinata, 2009: 16-19). 2.2.5 Rasio Hutang Terhadap Modal (Debt to Equity Ratio)

Debt to Equity Ratio merupakan bagian dari rasio solvabilitas (Subramanyam dan Wild, 2010: 46). Rasio ini digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan


(58)

untuk jaminan utang (Kasmir, 2010: 157-158). Debt to Equity Ratio ini juga dapat memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat risiko tak tertagihnya suatu utang (Prastowo dan Juliaty, 2005: 89).

Menurut Subramanyam dan Wild (2010: 44), rasio yang digunakan dalam perhitungan hutang terhadap modal (debt to equity ratio) adalah:

2.2.6 Profitabilitas

Profitabilitas merupakan efektifitas manajemen dalam menggunakan total aktiva maupun aktiva bersih seperti yang terdapat dalam neraca, dihubungkan dengan laba bersih, dapat disimpulkan definisi profitabilitas adalah efektifitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk menghasilkan labanya (Helfert, 1996: 83). Rasio – rasio yang digunakan untuk mengukur profitabilitas antara lain (Subramanyam dan Wild: 43-44):

1. Tingkat pengembalian atas investasi (return on investment).

Digunakan untuk menilai kompensasi keuangan kepada penyedia pendanaan ekuitas dan utang. Didalamnya terdapat tingkat pengembalian atas aset (return on assets - ROA) dan tingkat pengembalian atas ekuitas biasa (return on common equity - ROE). Perhitungan untuk kedua pengembalian tersebut adalah sebagai berikut:


(59)

2. Kinerja operasi (operating performance)

Digunakan untuk mengevaluasi margin laba dari aktivitas operasi. Analisis rasionya dapat dilihat antara lain sebagai berikut (Subramanyam dan Wild, 2010: 44-45):

3. Pemanfaatan aset (asset utilization)

Digunakan untuk menilai efektivitas dan intensitas aset dalam menghasilkan penjualan, disebut juga perputaran (turnover). Penghitungan perputaran antara lain dapat dilihat dengan (Subramanyam dan Wild, 2010: 45):


(60)

2.2.7 Ketepatan Waktu

2.2.7.1 Latar Belakang Ketepatan Waktu

Berdasarkan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Standar Akuntansi Keuangan, laporan keuangan harus memenuhi empat karakteristik kualitatif yang merupakan ciri khas yang membuat informasi laporan keuangan berguna bagi para pemakainya. Keempat karakteristik tersebut yaitu dapat dipahami, relevan, andal, dan dapat diperbandingkan (SAK, 2009: 5).

Dalam menghasilkan informasi yang relevan dan andal, terdapat beberapa kendala yang dihadapi. Salah satu kendala informasi yang relevan dan andal tersebut adalah tepat waktu (timeliness). Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Untuk menyediakan informasi yang tepat waktu, sering kali perlu melaporkan sebelum seluruh aspek transaksi atau peristiwa lainnya diketahui, sehingga mengurangi keandalan informasi tersebut. Sebaliknya, jika pelaporan ditunda sampai seluruh aspek diketahui, informasi yang dihasilkan mungkin sangat andal tetapi kurang bermanfaat bagi pengambil keputusan (SAK 2009: 8).


(61)

Sesuai dengan peraturan ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan didukung oleh peraturan terbaru Bapepam, X.K.6 tertanggal 7 Desember 2006, maka penyampaian laporan keuangan tahunan yang telah diaudit dikatakan tepat waktu apabila diserahkan sebelum atau paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan perusahaan publik tersebut.

2.2.7.2 Pengertian Ketepatan Waktu

Ada beberapa definisi yang mengambarkan ketepatan waktu yang merupakan bagian dari karakteristik kualitatif informasi akuntansi yang terdapat dalam laporan keuangan diantaranya :

Menurut SAK (2009: 1.7), ketepatan waktu menunjukkan rentang waktu penyajian informasi yang diinginkan. Apabila informasi tersebut tidak disampaikan dengan tepat waktu akan menyebabkan informasi tersebut kehilangan nilai di dalam mempengaruhi kualitas keputusan. Suatu perusahaan sebaiknya mengeluarkan laporan keuangannya paling lama 4 (empat) bulan setelah tanggal neraca.

Menurut Hendriksen (1988: 69), ketepatan waktu adalah batasan penting pada publikasi laporan keuangan. Akumulasi, peringkasan, dan penyajian selanjutnya informasi akuntansi harus dilakukan secepat mungkin untuk menjamin tersedianya informasi sekarang di tangan pemakai. Ketepatan waktu juga menunjukkan bahwa laporan keuangan harus disajikan pada kurun waktu yang teratur untuk memperlihatkan


(62)

perubahan keadaan perusahaan yang pada gilirannya mungkin akan mempengaruhi prediksi dan keputusan pemakai.

Menurut Suwardjono (2005: 170-171), ketepatwaktuan adalah tersedianya informasi bagi pembuat keputusan pada saat dibutuhkan sebelum informasi tersebut kehilangan kekuatan untuk mempengaruhi keputusan. Tersedianya informasi lama setelah suatu kejadian yang memerlukan tanggapan atau keputusan berlalu menjadikan informasi tersebut tidak punya nilai lagi.

Menurut ketua Badan Pengawas Pasar Modal, ketepatan waktu adalah penyampaian laporan keuangan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan sebagaimana telah diatur dalam peraturan kewajiban penyampaian laporan keuangan berkala.

2.2.8 Pengaruh Debt to Equity Ratio dan Profitabilitas terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan

Menurut Hendriksen (1988: 69), ketepatan waktu adalah batasan penting pada publikasi laporan keuangan. Akumulasi, peringkasan, dan penyajian selanjutnya informasi akuntansi harus dilakukan secepat mungkin untuk menjamin tersedianya informasi sekarang di tangan pemakai. Menurut Na’im (1999), perusahaan yang tidak mematuhi peraturan ketepatan waktu lebih disebabkan karena rendahnya profitabilitas. Ukuran perusahaan (diukur dengan total aset dan total penjualan), kesulitan finansial (diukur dengan rasio hutang terhadap


(63)

modal) tidak secara signifikan mempengaruhi perilaku (ketepatan waktu) pelaporan keuangan perusahaan.

2.2.8.1Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan

Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang (Kasmir, 2010:157-158).

Menurut teori agensi (Brigham dan Houston, 2006: 30-31), kreditor memiliki klaim atas sebagian dari arus laba perusahaan untuk pembayaran bunga dan pokok utang, dan mereka memiliki klaim atas aset perusahaan diwaktu terjadi kebangkrutan. Akan tetapi pemegang saham memiliki kendali melalui manajernya atas keputusan-keputusan yang memengaruhi profitabilitas dan risiko perusahaan. Agar dapat memberikan jasa yang terbaik bagi pemegang saham mereka dalam jangka panjang, manajer harus bermain secara adil dengan kreditor-kreditornya. Jadi, menurut teori ini debt to equity ratio berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

Debt to Equity Ratio yang buruk merupakan bad news bagi perusahaan sehingga perusahaan cenderung berusaha untuk memanipulasi


(64)

terlebih dahulu sebelum laporan keuangan disajikan. Perusahaan dengan rasio hutang terhadap modal yang tinggi akan cenderung memiliki rentang waktu penyajian laporan keuangan yang lebih lama (Almilia dan Setiady, 2006: 7).

2.2.8.2Pengaruh Profitabilitas terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan

Menurut Mamduh (2005: 83), profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham yang tertentu. Semakin besar rasio profitabilitas, semakin baik pula kinerja perusahaan sehingga perusahaan akan cenderung untuk memberikan informasi tersebut pada pihak lain yang berkepentingan (Almilia dan Setiady, 2006: 6).

Menurut Asymmetric Information Theory, Asymmetric information adalah kondisi di mana suatu pihak memiliki informasi yang lebih banyak daripada pihak lain. Asymmetric information memberikan efek yang nyata pada keputusan keuangan maupun pasar financial. Jika manajer dapat memberi sinyal yang meyakinkan, maka publik akan terkesan dan hal ini akan terefleksi pada harga sekuritas walaupun pihak di luar perusahaan tidak tahu kebenaran dari informasi yang disampaikan tersebut (Kodrat dan Herdinata, 2009: 16-19). Jadi menurut teori ini, profitabilitas tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.


(65)

2.2.8.2.1 Pengaruh Return On Assets (ROA) terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan

Return On Assets (ROA) mengukur kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba. Ratio ini mengukur tingkat kembalian investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan seluruh dana (aktiva) yang dimilikinya (Prastowo dan Juliaty, 2005: 91). Rasio yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen aset, yang berarti efisiensi manajemen (Mamduh, 2005: 85).

Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Na’im (1999), menyatakan bahwa Return On Assets (ROA) secara marginal signifikan terhadap perilaku (ketepatan waktu) pelaporan keuangan perusahaan dengan tanda koefisien negatif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin rendah ROA, semakin tinggi probabilitas perusahaan untuk tidak patuh. Profitabilitas yang diwakili dengan ROA dapat diinterpretasikan sebagai berita buruk yang memotivasi manajemen untuk menunda penyampaian informasi. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Na’im (1999), Catrinasari (2006) membuktikan bahwa profitabilitas yang dihitung dengan ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Semakin tinggi profitabilitas maka akan semakin tinggi ketepatan waktu pelaporan keuangan atau sebaliknya, semakin rendah profitabilitas maka ketepatan waktu pelaporan keuangan akan semakin rendah pula.


(66)

Penelitian lainnya dilakukan oleh Giri (2006) yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara profitabilitas perusahaan (ROA) dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Tanda positif pada nilai koefisien regresi melambangkan hubungan yang searah antara variabel bebas dengan variabel terikat, artinya semakin tinggi tingkat profitabilitas akan mendorong perusahaan untuk menyampaikan laporan keuangannya secara tepat waktu.

2.2.8.2.2 Pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan

Salah satu alasan utama mengapa mengoperasikan perusahaan adalah untuk menghasilkan laba yang akan bermanfaat bagi para pemegang saham. Ukuran keberhasilan dari pencapaian alasan ini adalah angka Return On Equity (ROE) yang berhasil dicapai. Return On Equity (ROE) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal tertentu.

Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Pikaso (2009), menyatakan bahwa secara parsial profitabilitas (ROE) tidak berpengaruh terhadap keterlambatan penyampaian laporan keuangan perusahaan. Hasil koefisien ROE memiliki tanda positif yang artinya semakin besar nilai ROE maka keterlambatan akan semakin besar pula.


(67)

2.3Kerangka Pikir

Kerangka pikir dari penelitian yang akan dilakukan berdasarkan permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai adalah:

Gambar 1: Diagram Kerangka Pikir

2.4Hipotesis

Hipotesis dari penelitian yang akan dilakukan berdasarkan permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai diuraikan sebagai berikut:

Ho : bahwa tidak ada pengaruh antara Debt to Equity Ratio dan profitabilitas yang diukur dengan ROA dan ROE terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

H1 : bahwa ada pengaruh antara Debt to Equity Ratio dan profitabilitas

yang diukur dengan ROA dan ROE terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

Debt to Equity Ratio

Ketepatan Waktu Laporan Keuangan

Y Return on Assets (ROA)

Return on Equity (ROE)

Profitabilitas Perusahaan


(68)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Menurut Nazir (2009: 126), definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut. Variabel yang digunakan sehubungan dengan perumusan masalah dan hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu :

a. Variabel bebas (X) : Debt to Equity Ratio ( dan profitabilitas perusahaan dengan indikator ROA ( dan ROE ( .

b. Variabel terikat (Y) : Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan tahunan perusahaan food and beverages.

Definisi operasional dan pengukuran dari masing – masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

3.1.1 Debt to Equity Ratio (X1)

Adalah perbandingan antara hutang–hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban perusahaan dengan modal yang dimiliki (Subramanyam dan Wild, 2010: 46). Skala pengukuran variabel operasional adalah skala rasio dengan satuan persentase. Menurut Subramanyam dan Wild (2010:


(69)

44), rumus yang digunakan untuk penghitungan hutang terhadap modal (Debt to Equity Ratio):

3.1.2 Profitabilitas Perusahaan

Profitabilitas merupakan efektifitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk menghasilkan labanya, dengan kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh manajemen (Helfert, 1996: 83). Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Return on Assets / ROA (X2) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat kembalian investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan seluruh dana (aktiva) yang dimilikinya, dinyatakan dalam bentuk persentase. ROA dapat dihitung dengan rumus (Mamduh, 2005: 84):

2. Return on Equity / ROE (X3) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal saham tertentu, dinyatakan dalam bentuk persentase. ROE dapat dihitung dengan rumus (Mamduh, 2005: 85):


(1)

105

3. Hasil uji koefisien determinasi didapatkan bahwa besarnya pengaruh variabel Debt to Equity Ratio (X1), Return On Assets (X2), dan Return On Equity (X3) terhadap variabel Ketepatan Waktu Laporan Keuangan hanya sebesar 6,7%, sehingga masih perlu dilakukan penelitian kembali pada variabel yang berbeda.


(2)

   

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan analisis regresi linier untuk menguji pengaruh Debt to Equity Ratio dan profitabilitas yang diukur dengan Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE) terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan perusahaan food and beverages, maka dapat diambil kesimpulan Debt to Equity Ratio dan profitabilitas yang diukur dengan Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE) tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan food and beverages. Sehingga hipotesis penelitian ini yaitu ”bahwa ada pengaruh antara Debt to Equity Ratio dan profitabilitas yang diukur dengan Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE) terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan”, tidak teruji kebenarannya.

5.2Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya dapat ditarik saran untuk penelitian selanjutnya, antara lain:

1. Memperpanjang periode pengamatan dan memperluas jangkauan


(3)

106   

2. Variabel bebas yang digunakan dapat ditambah lebih banyak, seperti

variabel pendapat (opini) auditor, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, likuiditas, umur perusahaan, extraordinary item, rasio gearing, market value, dan struktur kepemilikan saham.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010, Makanan dan Transportasi Paling Diminati Investor, www.bataviase.co.id, Jakarta, diakses tanggal 9 November 2010.

Almilia, Luciana Spica dan Lucas Setiady, 2006, ”Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyelesaian Penyajian Laporan Keuangan Pada Perusahaan yang Terdaftar di BEJ”, Seminar Nasional Good Corporate Governance di Universitas Trisakti Jakarta.

Bandi dan Santoso Tri Hananto, 2002, ”Ketepatan Waktu Atas Laporan Keuangan Perusahaan Indonesia”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 4, No.2, hal 155-164.

Belkaoui, Ahmed, 2001, Teori Akuntansi, Buku 1, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston, 2006, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Buku I, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Catrinasari, Renny, 2006, ”Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan Perbankan Go Publik Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)”, Fakultas Ekonomi, Skripsi Mahasiswa Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

Darsono dan Ashari, 2005, Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Djarwanto, 2004, Pokok-Pokok Analisa Laporan Keuangan, Edisi Kedua, Penerbit BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.

Ghozali, Imam, 2009, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Cetakan IV, Penerbit Badan Universitas Diponegoro, Semarang.

Gujarati, Damodar, 1995, Ekonometrika Dasar, Penerbit Erlangga, Jakarta. Harahap, Syafri Sofyan, 2007, Teori Akuntansi, Penerbit Rajagrafindo Persada,

Jakarta.

Hasan, M. Iqbal, 2002, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.

Helfert, Erich A., 1996, Teknik Analisis Keuangan, Edisi 8, Penerbit Erlangga, Jakarta.


(5)

Hendriksen, Eldon S., 1988, Teori Akuntansi, Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta. Herwidayatmo, 2000, Perubahan Peraturan Nomor VIII.G.7 Tentang Pedoman

Penyajian Laporan Keuangan, Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor KEP-06/PM/2000, Jakarta.

, 2003, Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala, Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor KEP-36/PM/2003, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2009, Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Kasmir, 2010, Analisis Laporan Keuangan, Cetakan ke-3, Penerbit PT Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Kodrat, David Sukardi dan Christian Herdinata, 2009, Manajemen Keuangan based on Empirical Research, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.

Mamduh, M. Hanafi dan Abdul Halim, 2005, Analisis Laporan Keuangan, Penerbit UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Na’im, Ainun, 1999, ”Nilai Informasi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan : Analisis Empirik Regulasi Informasi di Indonesia”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 14, No. 2, hal 85-100.

Nazir, Moh., 2009, Metode Penelitian, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.

Prastowo, Dwi dan Rifka Juliaty, 2005, Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi, Edisi Kedua, Penerbit Unit Penerbit dan Percetakan, Yogyakarta. Rahmany, A.Fuad dan Abraham Bastari, 2006, Kewajiban Penyampaian Laporan

Tahunan Bagi Emiten atau Perusahaan Publik, Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor KEP-134/BL/2006, Jakarta.

Santoso, Singgih, 2003, Buku Latihan SPSS Statistik Non Parametrik, Penerbit PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

Soeharto dan Moerdiono, 1995, Pasar Modal, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8, Jakarta.

, 1998, Informasi Keuangan Tahunan, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24, Jakarta.


(6)

Subramanyam, K.R. dan John J. Wild, 2010, Analisis Laporan Keuangan (Financial Statement Analysis), Edisi Sepuluh, Buku Satu, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Sugiyono, 2008, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Suharli, Michell, 2009, Pelaporan Keuangan Sesuai dengan Prinsip Akuntansi, Penerbit Grasindo, Jakarta.

Sumarsono, 2004, Metode Penelitian Akuntansi.

Supriyono, 2000, Sistem Pengendalian Manajemen, Buku 2, Cetakan Pertama, Penerbit BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.

Suta, I Putu Gede Ary, 2000, Menuju Pasar Modal Modern, Penerbit Yayasan SAD SATRIA BHAKTI, Jakarta.

Suwardjono, 2005, Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan, Edisi Ketiga, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Wirakusuma, Made Gede, 2008, ”Pengaruh Ketepatwaktuan Publikasi Laporan Keuangan Terhadap Kandungan Kualitas Informasi Laba Akuntansi di Pasar Modal Indonesia”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 11, No. 3, hal 286-311.


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PROFITABILITAS, PERTUMBUHAN ASET, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP DEBT TO EQUITY RATIO PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 6 16

PENGARUH PROFITABILITAS, DEBT TO EQUITY RATIO, KEPEMILIKAN PUBLIK, DAN KUALITAS AUDITOR TERHADAP KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN

0 8 82

PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO DAN PROFITABILITAS TERHADAP KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 121

PENGARUH GROWTH OPPORTUNITY, UKURAN PERUSAHAAN DAN DEBT TO EQUITY RATIO (DER) TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 78

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 154

Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Debt To Equity Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan (Studi Pada Perusahaan Asuransi yang Terdaftar di BEI)

0 0 24

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITY, DAN DEBT EQUITY RATIO TERHADAP KETEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN (Studi Pada Perusahaan Sektor Industri Food And Beverages Dan Sektor Industri Tekstile Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

0 0 10

PENGARUH EARNING PER SHARE, RETURN ON EQUITY DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 1 9

PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO DAN PROFITABILITAS TERHADAP KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana

0 0 25

PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO DAN PROFITABILITAS TERHADAP KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

0 0 24