Landasan Hukum Kecamatan PENDAHULUAN

E. Landasan Hukum Kecamatan

Landasan hukum kecamatan tersebar mulai dari peraturan perundang- undangan sampai Kepala Peraturan Daerah, seperti : 1. Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. 2. Keputusan Menteri dalam Negeri No. 4 tahun 2000 tentang Pedoman Pembentukan Kecamatan. Dalam Pasal 126 ayat 1 Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 dikemukakan bahwa “Kecamatan dibentuk diwilayah KabupatenKota dengan Peraturan Daerah berpedoman pada peraturan Pemerintah”. Pada Pasal 4 ayat 4 undang-undang tersebut disebutkan bahwa pemekaran suatu daerah dapat dilakukan setelah mencapai batas minimal usia penyelenggaraan pemerintah. Penjelasan Pasal 4 ayat 94 menyebutkan bahwa batas minimal usia penyelenggaraan pemerintah suatu kecamatan dapat dimekarkan adalah 5 lima tahun. Sebagai pedoman pembentukan kecamatan, telah dikeluarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 4 Tahun 2000 tentang Pedoman Pembentukan Kecamatan. Adapun kriterianya yaitu sebagai berikut : 1. Jumlah Penduduk a. Wilayah Jawa dan Bali minimal 10.000 jiwa b. Wilayah Sumatera dan Sulawesi minimal 7.500 jiwa c. Wilayah Kalimantan, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Irian Jaya minimal 5.000 jiwa Universitas Sumatera Utara 2. Luas Wilayah a. Wilayah Jawa dan Bali minimal 7,5 km 2 b. Wilayah Sumatera dan Sulawesi minimal 10 km 2 c. Wilayah Kalimantan, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Irian Jaya minimal 12,5 km 2 . 3. Jumlah DesaKelurahan Serangan untuk semua yaitu 4 DesaKelurahan. Universitas Sumatera Utara

BAB IV PELAKSANAAN TUGAS DARI WALIKOTA KEPADA KECAMATAN

DALAM IKATAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

A. Bidang-bidang Kewenangan Yang Dilimpahkan Dari Walikota Kepada Camat

Tugas adalah suatu pekerjaan yang berkaitan dengan status yang harus ditunaikan. Sedangkan kewenangan adalah kekuasaan yang sah legitimate power atau kekuasaan yang terlembagakan Institusionalized power. Kekuasaan itu sendiri adalah kemampuan yang membuat seseorang atau orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuai keinginannya. Menurut Ensiklopedia Administrasi yang dimaksud dengan wewenang adalah “hal seorang pejabat untuk mengambil tindakan yang diperlukan agar tugas serta tanggung jawabnya dapat dilaksanakan dengan berhasil baik”. Pada sisi lain, tanggung jawab adalah “keharusan pada seorang pejabat untuk melaksanakan secara selayaknya segala sesuatu yang telah dibebankan kepadanya”. Sedangkan kewajiban adalah tanggung jawab yang harus dilaksanakan. Antara tugas, wewenang, kewajiban dan tanggung jawab mempunyai kaitan yang erat. Dalam kenyataan, keempat hal tersebut dapat dibedakan tetapi sulit untuk dipisahkan. Menurut Terry bahwa “authority is the power or the right to act, to command, or to exact action by others”. Terry selanjutnya mengatakan bahwa “delegation means conferring authoriy from one executive or organization unit of Universitas Sumatera Utara