Peranan Kecamatan Dalam Menjalankan Pelimpahan Tugas

i. Fasilitas dan pembinaan kelompok informasi kecamatan dan pedesaan antara lain kelompencapir dan sebagainya. j. Pembinaan dan pengawasan peredaran dan pertunjukan film, rekaman video, caset dan VCD. k. Izin pertunjukan film komersial. l. Penerbitan dan pengawasan pemasangan reklame, spanduk billboard yang telah mendapat izin pasang.

B. Peranan Kecamatan Dalam Menjalankan Pelimpahan Tugas

Kecamatan dalam suatu KabupatenKota maupun propinsi jumlahnya cukup banyak pada umumnya dikelola secara seragam, dalam arti mempunyai besaran organisasi, anggaran, personil serta logistik yang serba seragam. Padahal beban pekerjaan dan tanggung jawab untuk masing-masing jelas berbeda-beda. Agar diperoleh gambaran yang realities, logis dan rasional sehingga dapat diukur kinerjanya secara obyektif, diperlukan langkah membuat tipologi. Skekurang- kurangnya ada 7 tujuh variabel yang dapat dipergunakan untuk menentukan tipologi kemcamatan yakni: 1. Jumlah penduduk 2. Luas wilayah 3. Jumlah kelurahandesa di wilayahnya. 4. Sarana transportasi dan komunikasi. 5. Kawasan potensi yang dapat dikembangkan 6. Karakteristik wilayah 7. Pola pendelegasian kewenangan Universitas Sumatera Utara Tipologi kecamatan sebaiknya dibuat menurut ukuran masing-masing kabupatenkota, tidak dibuat seragam secara nasional, karena tidak akan menggambarkan beban dan tanggung jawab pekerjaan yang sebenarnya. Masing- masi variabel diberi bobot menurut tingkat. Untuk dapat menjalankan sebagian kewenangan pemerintahan dari Walikota yang didelegasikan kepada camat, diperlukan suatu organisasi. Didalam Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah, dibedakan antara Sekretariat Daerah sebagai unsur pembantu pimpinan, Dinas Daerah sebagai unsur pelaksana dan atau Kantor sebagai unsur penunjang. Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2003 tidak secara eksplisit menyebutkan kedudukan kecamatan dan kelurahan, apakah sebagai unsur staf, unsur pelaksana ataukah unsur penunjang. Tetapi apabila dilihat dari karakteristik pekerjaan yang dilakukan oleh camat yang bersifat operasional yakni melayani masyarakat secara langsung, kecamatan lebih sesuai dimasukkan ke dalam kategori unsur pelaksana. Untuk membedakannya dengan dinas daerah sebagai unsur pelaksana kewenangan, maka kecamatan lebih tepat disebut unsur pelaksana kewilayahan. Dinas daerah menjalankan kewenangan yang bersifat teknis tertentu seperti kesehatan, pendidikan. Sedangkan camat dapat menjalankan kewenangan pemerintah apapun yang didelegasikan oleh Walikota kepadanya dengan batas wilayah kerjanya, sepanjang tidak bersifat sangat teknis. Dasar pemikirannya adalah adanya keinginan politik dari Pemerintah Daerah untuk menjadikan kecamatan sebagai pusat pelayanan masyarakat. Pemikiran tersebut sejalan Universitas Sumatera Utara dengan pendekatan “close to the customer” yang sedang gencar dijalankan oleh sektor swasta. Bisnis perbankan dengan membangun banyak ATM di tempat- tempat strategis merupakan contoh nyata dari pendekatan “close to the customer”. Karakteristik kewenangan pelayanan yang dapat dijalankan oleh Camat, yaitu sebagai berikut : 1. Mudah dalam arti tidak memerlukan persyaratan teknis tinggi. 2. Sederhana, dalam arti tidak memerlukan prosedur yang banyak. 3. Murah, dalam arti pembiayaan-pembiayaannya lebih murah bagi masyarakat dibanding apabila ditangani oleh Dinas Teknis di Ibukota Kabupaten. 4. Terjangkau oleh masyarakat setempat, baik dilihat dari lokasi maupun waktunya. Mengingat kewenangan yang didelegasikan kepada Camat kemungkinan tidak seragam, maka organisasi kecamatan yang dibentuk seyogianya mengikuti jenis dan banyaknya kewenangan yang didelegasikan tersebut. Menurut Pasal 12 ayat 5 Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2003, pedoman organisasi kecamatan ditetapkan dengan Keputusan Dalam Negeri. Sekarang telah terbit Kepmendagri No. 158 Tahun 2004 tentang Pedoman Organisasi Kecamatan. Pada pasal 5 Kepmendagri tersebut dikemukakan bahwa susunan organisasi kecamatan terdiri dari : 1. Camat. 2. Sekretaris Kecamatan. 3. Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum. Universitas Sumatera Utara 4. Seksi lain dalam lingkungan kecamatan yang nomenklaturnya disesuaikan dengan spesifikasi dan karakteristik wilayah kecamatan sesuai dengan kebutuhan daerah. 5. Kelompok Jabatan Fungsional. Didalam PP No. 8 Tahun 2003 maupun Kepmendagri No. 158 Tahun 2004, disebutkan bahwa jumlah saksi sebanyak-banyaknya adalah lima buah. Artinya, jumlah seksi dikecamatan tidak harus lima buah melainkan tergantung pada beban kerja masing-masing kecamaran. Dalam rangka efektivitas dan efesiensi, perlu dilakukan pembuatan tipologi kecamatan untuk menentukan bobot pekerjaan dan besaran organisasinya. Tipologi ini kemudian diikuti dengan pengalokasian besarnya biaya, jumlah pegawai serta jumlah logistic yang sesuai dengan tipologinya. Penyusunan organisasi kecamatan hendaknya mengikuti kecenderungan bentuk organisasi abad ke-21 dengan ciri-ciri : 1. Lebih ramping 2. Lebih cepat 3. Lebih terbuka 4. Lebih melebar Untuk kepentingan tersebut, perlu lebih banyak dikembangkan jabatan- jabatan fungsional, karena organisasi pemerintah pada dasarnya dibentuk guna melayani kepentingan masyarakat. Jabatan fungsional itu sendiri diharapkan dapat menjadi karir sepanjang hidup dari seorang pegawai negeri, sedangkan jabatan Universitas Sumatera Utara struktural merupakan jabatan tambahan yang bersifat sementara. Dengan cara demikian, mobilitas pengisian jabatan structrual yang jumlahnya relative terbatas dapat dilakukan secara dinamis. Pada sisi lain, kepastian karier pegawai negeri juga menjadi relatif lebih terjamin. Adapun jabatan fungsional yang dapat dikembangkan di kecamatan Tembung antara lain : 1. Arsiparis 2. Agendaris 3. Pustakawan, untuk melayani perpustakan keliling apabila ada 4. Pranata computer untuk pelayanan administrasi kependudukan dan lain sebagainya 5. Bendaharawan 6. Penyelia kesehatan lingkungan dan masyarakat 7. Penyelia masalah-masalah social 8. Perencana pembangunan 9. Polisi pamong raja Di dalam PP No. 8 Tahun 2003 tidak ada lagi unit cabang Unit cabang Dinas Kabupaten yang beraloksi di kecamatan. Apabila cabang dinas di tingkat kecamatan seperti pendidikan, kesehatan, pertanian, pekerjaan umum, dihapus dan organisasinya digabung ke kantor camat, maka masih terbuka peluang untuk memasukkan jabatan fungsional lainnya seperti : Universitas Sumatera Utara 1. Guru 2. Media dan paramedic 3. Penyelia jalan, bangunan dan jembatan 4. Penyuluh keluarga berencana ke dalam kelompok jabatan fungsional fi kecamatan Setidaknya ada lima kendala utama untuk mengisi jabatan-jabatan fungsional di kecamatan khususnya Kecamatan Tembung : 1. Citra jabatan fungsional. Dimata PNS kurang positif karena kesalahan pengenalan pada waktu awal. Jabatan fungsional sepertinya tempat pembuangan pegawai yang tidak terpakai atau yang mau masuk pensiun. 2. Keengganan PNS untuk ditempatkan di kecamatan 3. Pegawai di daerah seringkali kesulitan untuk mengumpulkan angka kredit karena terbatasnya kegiatan fungsional yang dilakukan. Jumlah dan jenis akivitas kegiatan fungsional sebenarnya tergantung kreativitas dan produktivitas pegawai bersangkutan sesuai pedoman yang ditetapkan untuk jabatan fungsional bersangkutan. 4. Informasi mengenai jabatan fungsional masih terbatas sehingga kurang memasyarakatkan. 5. Pembina jabatan fungsional pada umumnya ada di tingkat nasional, sehingga memerlukan waktu dan biaya untuk mengurus kenaikan jabatan fungsional yang selama ini telah berjalan seperti guru, paramedis dan lain sebagainya. Universitas Sumatera Utara

C. Pendelegasian dan Penarikan Kewenangan