Skala Likert diekpresikan mulai dari yang paling negatif, netral sampai ke yang paling positif dalam bentuk : sangat tidak setuju, tidak setuju, tidak tahu
netral, setuju, dan sangat setuju. Pada umumnya akan ada pemberian angka yang
digunakan sebagai simbol Sarwono, 2006.
Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari empat bagian. Bagian yang pertama merupakan isian singkat dengan sifat pertanyaan terbuka
open questions, bagian kedua dengan sifat pertanyaan tertutup close questions dengan pilihan jawaban “ya”, “tidak” dan “tidak tahu”, bagian ketiga dengan sifat
pertanyaan tertutup dengan pilihan jawaban “ya” dan “tidak” dan bagian keempat dengan sifat pertanyaan tertutup dengan pilihan jawaban “ya” dan “tidak”. Setiap
jawaban yang benar pada kuisioner bagian kedua diberi nilai 1, jawaban salah dan jawaban “tidak tahu” diberi nilai 0. Pada kuisioner bagian ketiga dan keempat
setiap jawaban benar diberi nilai 1 dan jawaban salah diberi nilai 0 Pulungan, 2010.
G. Uji Pemahaman Bahasa
Uji kuisioner ini dilakukan dengan uji pemahaman bahasa. Uji pemahaman bahasa dilakukan untuk mendapatkan gambaran bahwa responden
yang akan digunakan sebagai penelitian tidak mengalami kesulitan dalam memahami pertanyaan yang diajukan. Tujuan lain dalam uji pemahaman bahasa
ini adalah untuk mendapatkan masukan terhadap kuisioner sehingga bisa segera dikoreksi agar responden tidak kesulitan dalam memahami pertanyaan.
Responden pada uji pemahaman bahasa ini adalah sebanyak 10 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi dengan karakteristik yang mirip
dengan target penelitian. Responden memberikan penilaian terhadap konten kuisioner dalam hal kemudahan memahami dan kemudahan menjawab
pertanyaan. Uji pemahaman bahasa ini dilakukan di lokasi penelitian yaitu di wilayah Kabupaten Sleman dan Kabupaten Magelang. Dengan pembagian sebagai
berikut : 4 responden dari Rumah Sakit Umum Daerah RSUD X, 3 responden dari Klinik Anak Y dan 3 responden dari tempat praktek Dokter Z.
H. Uji Kuisioner, Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Kuisioner Sebagai alat ukur Setelah kuisioner sebagai alat ukur selesai disusun belum berarti
kuisioner tersebut dapat langsung digunakan untuk mengumpulkan data. Kuisioner dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian jika sudah diuji
validitas dan reliabilitasnya. Hasil uji coba ini kemudian digunakan untuk mengetahui sejauh mana alat ukur kuisioner yang telah disusun tadi
memiliki validitas dan reliabilitas Notoatmodjo, 2010. Uji validitas dan reliabilitas merupakan sesuatu langkah yang harus
dilakukan sebelum penelitian dilakukan agar dapat diketahui setiap item-item pertanyaan adalah sahih, layak, valid dan konsisten. Jika tidak dilakukan uji,
hasil penelitian yang diperoleh akan sulit untuk dipercaya karena item-item belum teruji ketepatan, kecermatan dan konsistensinya Notoatmodjo, 2010.
2. Uji Validitas Validitas merupakan suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu
benar-benar mengukur apa yang diukur. Untuk mengetahui apakah kuisioner yang diukur mampu mengukur apa yang hendak diukur maka perlu diuji
korelasi nilai tiap-tiap item pertanyaan dengan skors total kuisioner tersebut. Apabila kuisioner tersebut telah memiliki validitas konstruk berarti semua
item pertanyaan yang ada di dalam kuisioner itu mengukur konsep yang kita ukur Notoatmodjo, 2010.
Validitas dikategorikan menjadi validitas isi content validity, validitas konstruk contruct validity, dan validasi berdasarkan kriteria
criterion-related validity Azwar, 2012. Validitas konten berpedoman pada
penilaian dari pihak yang memiliki keahlian di bidangnya expert judgement. Para ahli menganalisis aitem dalam konten dengan proporsi yang sesuai
Profetto-McGrath dkk., 2010. Prosedur pengujian validitas konten sebaiknya melibatkan minimal dua orang yang ahli dalam bidangnya Waltz,
Strickland, dan Lenz, 2010. Penilaian konten kuisioner dilihat dari keselarasan konten dengan
tujuan pengukuran kuisioner. Bila masih terdapat pertanyaan yang kurang selaras dan kurang jelas maka segera direvisi dengan dikonsultasikan kepada
ahli dibidang yang sesuai dengan cakupan kuisioner. Dalam penelitian ini pengujian validitas telah dilakukan berdasarkan Content Validity dan telah
dinyatakan valid, sehingga tidak perlu dilakukan uji validitas konstruk Construct Validity menggunakan program statistik Sekaran, 2006.
Validasi penelitian ini hanya melibatkan satu ahli yang sekaligus sebagai pembimbing dalam penelitian ini. Alasan hanya melibatkan satu ahli karena
keterbatasan waktu penelitian, jika digunakan dua ahli maka akan memakan waktu lebih lama dalam penelitian.
3. Uji Reliabilitas Reliabilitas ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap sama bila
dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukut yang sama Notoatmodjo, 2010.
Uji reliabilitas dilakukan atas 30 responden. Jumlah sampel sebanyak 30 orang dipilih karena data 30 orang dianggap telah mewakili
distribusi normal. Menurut Notoatmodjo 2010, responden yang digunakan untuk uji coba sebaiknya yang memiliki ciri-ciri responden dari tempat
dimana penelitian tersebut harus dilaksanakan. Dengan kata lain responden yang digunakan untuk uji coba instrumen adalah responden diluar sampel
yang memiliki karakteristik yang mirip dengan target. Uji coba instrumen ini dilaksanakan di lokasi penelitian dalam waktu yang berbeda. Dalam
penelitian ini data 30 responden dalam uji reliabilitas sekaligus digunakan sebagai data penelitian dan telah dilakukan pada lokasi penelitian. Hal ini
dilakukan karena prevalensi resep racikan tergolong kecil sehingga sulit menemukan pasien dengan resep racikan. Seperti yang dikatakan oleh
Pignato and Birnie 2014 yang menyatakan bahwa di Amerika terdapat sekitar 1 dari 30 juta resep yang merupakan resep racikan.
Dalam mengukur reliabilitas dapat digunakan metode Alpha Cronbach’s α. Metode ini merupakan teknik pengujian reliabilitas suatu tes
atau angket yang sering digunakan karena dapat dipakai pada tes atau angket dengan jawaban atau pilihan terdiri dari dua pilihan atau lebih Notoatmodjo,
2010. Standar yang digunakan dalam menentukan reliabel dan tidaknya
suatu instrumen penelitian umumnya adalah perbandingan antara nilai r hitung diwakili dengan nilai alpha dengan r tabel pada taraf kepercayaan 95 atau
tingkat signifikan 5. Tingkat reliabilitas dengan metode Alpha Cronbanch diukur berdasarkan skala Alpha 0 sampai dengan 1. Apabila skala tersebut
dikelompokkan dalam 5 kelas dengan range yang sama, maka ukuran kemantapan alpha dapat diinterpretasikan seperti tabel berikut Sugiyono,
2006 :
Tabel I. Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha α Sugiyono, 2006.
Alpha Tingkat Reliabilitas
0,00 – 0,20
Kurang Reliabel 0,20
– 0,40 Agak Reliabel
0,40 – 060
Cukup Reliabel 0,60
– 0,80 Reliabel
0,80 – 1,00
Sangat Reliabel
Reliabilitas Test dilakukan dengan
Alpha Cronbach’s untuk melihat tingkat kehandalan kuesioner. Reliabilitas test sudah dilakukan dua kali dan
diambil hasil terbaik. Reliabilitas test yang pertama menghasilkan koefisien Alpha
Cronbach’s untuk variabel pengetahuan sebesar 0,459, untuk variabel sikap sebesar 0,315 dan untuk variabel harapan 0,476. Untuk meningkatkan
reliabilitasnya maka dilakukan revisi dan eliminasi pada beberapa pertanyaan. Peningkatan reliabilias terjadi pada reliabilitas test yang kedua namun
tidak terlalu signifikan. Hasil pengujian reliabilitas yang kedua menunjukkan bahwa tingkat reliabilitas kuesioner ini termasuk dalam kriteria yang cukup
reliabel untuk variabel pengetahuan dan harapan dengan koefisien Alpha Cronbach’s masing-masing sebesar 0,465 dan 0,476 yaitu berada pada interval
0,4 sd 0,6 dengan kriteria cukup reliabel. Untuk variabel sikap memiliki koefisien
Alpha Cronbach’s sebesar 0,325 yaitu berada pada interval 0,2 sd 0,4 dengan kriteria agak reliabel atau dapat dikatakan masuk dalam kriteria rendah.
Setelah melakukan dua kali test reliabilitas maka diputuskan untuk menggunakan hasil reliabilitas test yang kedua.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan kuesioner yang telah disusun memiliki tingkat reliabilitas yang rendah yaitu pemahaman yang kurang dari
responden terhadap setiap pertanyaan. Selain itu perbedaan persepsi antara responden dengan pembuat kuisioner juga dapat menjadi salah satu faktor
penyebab kuisioner memiliki tingkat reliabilitas yang rendah. Untuk memperkecil perbedaan persepsi antara responden dengan pembuat kuisioner maka sedapat
mungkin kuisioner dibuat dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh responden. Beberapa hal inilah yang mungkin menyebabkan responden
memberikan jawaban bias atas pertanyaan tersebut, karena responden memberikan jawaban sesuai dengan pemahaman masing-masing. Alasan lain
adalah kondisi psikologis responden yang kurang nyaman untuk memberikan penilaian atas jawaban responden, dimana responden sebagian adalah pasien dan
sebagian adalah anggota keluarga pasien, sehingga dalam kondisi menunggu pelayanan obat, kondisi demikian dirasa kurang tepat untuk memberikan penilaian
atas layanan resep racikan ini.
I. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di wilayah Kabupaten Sleman dan Kabupaten Magelang, meliputi RSUD X, Klinik Anak Y, dan beberapa responden ditemukan
melalui dokter Z. Penelitian dimulai dengan permohonan izin penelitian pada
bulan September 2014 hingga pengambilan data yang dimulai pada bulan
Desember 2014. Penelitian dilakukan pada pukul 09.00 – 16.00 WIB.
Pengambilan data dilakukan dalam waktu satu bulan.
J. Metode pengumpulan data