Jenis kelamin Usia Karakteristik Responden

34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden

Penelitian ini menggunakan pasien atau keluarga pasien yang pernah menerima obat racikan di Kabupaten Sleman dan Kabupaten Magelang sebagai responden. Sebanyak 30 responden diberi kuesioner sebagai alat ukur. Data lengkap mengenai karakteristik sosiodemografi keseluruhan responden dapat dilihat pada Tabel II. Tabel II . Frekuensi Karakteristik Sosiodemografi Kategori Klasifikasi Jumlah N=30 Persentase Usia ≤ 33 tahun 16 53,3 33 tahun 14 46,7 Jenis Kelamin Laki-laki 10 33,3 Perempuan 20 66,7 Pekerjaan IRT 5 16,7 PNS 3 10,0 Swasta 17 56,7 Tani 2 6,7 Mahasiswa 3 10,0 Pendidikan SD 8 26,7 SMP 4 13,3 SMA 10 33,3 Universitas 8 26,7 Berdasarkan karakteristik sosiodemografi yang diperoleh di atas, maka dapat dijelaskan untuk setiap karakteristik sosiodemografi, sebagai berikut :

1. Jenis kelamin

Berdasarkan jenis kelamin responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang mendapat obat racikan adalah perempuan sebesar 66,7 atau sebanyak 20 responden dan laki-laki sebesar 33,3 atau sebanyak 10 responden. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian perilaku pengobatan sendiri yang dilakukan oleh Kristina, Prabandari dan Sudjaswadi 2007, yang sejalan dengan hasil penelitian Hebeeb dan Gearhart 1993 serta Worku dan Abebe 2003 yang menyatakan jenis kelamin berhubungan dengan perilaku pengobatan sendiri. Tse, Chung dan Munro 1999 dalam penelitiannya menemukan bahwa responden perempuan lebih banyak melakukan pengobatan sendiri secara rasional. Berdasarkan hasil pengamatan selama penelitian, responden perempuan banyak terlibat dalam pengobatan anggota keluarganya dibandingkan dengan responden laki-laki. Dengan demikian, baik langsung ataupun tidak, hal tersebut akan mempengaruhi perilaku pengobatan sendirinya.

2. Usia

Rentang usia kurang dari atau sama dengan 33 tahun merupakan kategori usia yang paling banyak menjadi responden penelitian 53,3. Menurut Badan Pusat Statistik BPS, 2007, rentang usia tersebut termasuk ke dalam kategori usia muda yang idealnya telah bekerja. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden berada pada usia produktif, sehingga jika menderita suatu penyakit atau gangguan kesehatan dapat mengakibatkan tidak mampu bekerja atau beraktifitas seperti biasanya. Dengan demikian upaya pencarian pengobatan pada responden yang berusia kurang dari 33 tahun dilakukan dengan segera sehingga tingkat produktifitasnya dalam bekerja tidak terganggu. Rentang usia yang digunakan dalam penelitian ini adalah antara 18 – 65 tahun dengan rata-rata umur 33 tahun. Dipilih umur dengan rentang 18-65 dimaksudkan agar memudahkan penelitian dalam menemukan responden. Alasan lain dalam pemilihan rentang usia ini adalah umur 18 tahun menurut World Health Organization WHO, 2015 dianggap dewasa awal, sehingga diharapkan sudah dapat memberikan pendapat dengan bertanggungjawab, sedangkan umur 65 tahun adalah umur lanjut usia yang masih dapat berkomunikasi dengan baik. Dari penelitian ini dapat dilihat hasil responden yang kurang dari 33 tahun sebesar 47 dan lebih dari 33 tahun adalah 53. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian perilaku pengobatan sendiri yang dilakukan oleh Kristina dkk. 2007, yang menyatakan bahwa kelompok umur di bawah 30 tahun secara fisiologis masih sehat, sehingga kemungkinan untuk menggunakan obat-obatan masih sedikit. Hal ini memberikan peluang terjadinya permasalahan yang berhubungan dengan pengobatan drug related problem yang kecil. Sebaliknya, kelompok umur lebih dari 30 tahun mulai merasakan tidak optimal kesehatannya atau mengalami tanda-tanda penyakit degeneratif. Hal ini menyebabkan meningkatnya penggunaan obat, dan peluang terjadinya drug related problem semakin besar, sehingga mengakibatkan ketidakrasionalan penggunaan obat. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Shankar, Partha dan Shenoy 2002 serta Worku et al. 2003 yang berpendapat bahwa kelompok umur kurang dari 30 tahun lebih banyak yang melakukan pengobatan sendiri secara rasional.

3. Pendidikan terakhir

Dokumen yang terkait

Faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan pasien yang akan menghadapi operasi di RSUP Fatmawati tahun 2009

6 66 125

Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Pasien RSU Kota Tangerang Selatan Mengenai Obat Generik. 2014.

1 6 67

Tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku pasien RSU Kota Tangerang Selatan mengenai obat generik

0 8 67

Bab 1 Hubungan pengetahuan dan sikap remaja mengenai seks pranikah

0 3 5

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MENGENAI ANTIBIOTIK DAN PENGGUNAANANTIBIOTIK TANPA RESEP Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Mengenai Antibiotik Dan Penggunaanantibiotik Tanpa Resep Dokter Pada Pelajar Kelas X, XI, XII Di SMK Negeri 2 Surakarta.

0 4 15

KESENJANGAN ANTARA HARAPAN DAN KENYATAAN MENGENAI SIKAP POSITIF TERHADAP KEDAULATAN RAKYAT DALAM Kesenjangan Antara Harapan Dan Kenyataan Mengenai Sikap Positif Terhadap Kedaulatan Rakyat Dalam Sistem Pemerintahan Indonesia Analisis Isi Buku Teks Pendidi

0 3 10

KESENJANGAN ANTARA HARAPAN DAN KENYATAAN MENGENAI SIKAP POSITIF TERHADAP KEDAULATAN RAKYAT DALAM Kesenjangan Antara Harapan Dan Kenyataan Mengenai Sikap Positif Terhadap Kedaulatan Rakyat Dalam Sistem Pemerintahan Indonesia Analisis Isi Buku Teks Pendidi

0 2 17

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK TANPA RESEP DOKTER.

2 13 9

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Penggunaan Antibiotik Tanpa Resep Dokter

0 0 6

ASOSIASI PENGETAHUAN MENGENAI ROKOK DENGAN SIKAP DAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

0 0 78