Metode pengumpulan data Kelemahan Penelitian

adalah kondisi psikologis responden yang kurang nyaman untuk memberikan penilaian atas jawaban responden, dimana responden sebagian adalah pasien dan sebagian adalah anggota keluarga pasien, sehingga dalam kondisi menunggu pelayanan obat, kondisi demikian dirasa kurang tepat untuk memberikan penilaian atas layanan resep racikan ini.

I. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di wilayah Kabupaten Sleman dan Kabupaten Magelang, meliputi RSUD X, Klinik Anak Y, dan beberapa responden ditemukan melalui dokter Z. Penelitian dimulai dengan permohonan izin penelitian pada bulan September 2014 hingga pengambilan data yang dimulai pada bulan Desember 2014. Penelitian dilakukan pada pukul 09.00 – 16.00 WIB. Pengambilan data dilakukan dalam waktu satu bulan.

J. Metode pengumpulan data

Pengumpulan data pada responden pasien dilakukan dengan 2 cara yaitu : 1. Data kuantitatif, yaitu data yang dapat dinyatakan dalam bentuk angka- angka, dengan cara pengisian kuisioner oleh responden Lampiran 4. 2. Data kualitatif, yaitu data yang tidak berupa angka dalam bentuk pernyataan yang diperoleh dengan teknik wawancara. Sebelum pengambilan data dilakukan, calon responden diberi penjelasan umum mengenai penelitian ini, tujuan, dan manfaatnya. Calon responden diminta kesediaannya untuk berpartisipasi sebagai responden pada penelitian ini dengan cara menandatangani formulir persetujuan berpartisipasi inform consent Lampiran 3. Calon responden mempunyai hak sepenuhnya untuk bersedia atau tidak bersedia menjadi responden pada penelitian ini. Jumlah responden tidak ditentukan dari awal. Batasan penghentian pengumpulan data dengan metode wawancara ini adalah jika sudah terjadi saturasikejenuhan data. Wawancara dilakukan dengan menggunakan panduan wawancara Lampiran 1. Wawancara dilakukan berdasarkan persetujuan dari responden, proses wawancara juga direkam dengan bantuan recorder.

K. Tata Cara Penelitian

1. Observasi Awal

Observasi atau pengamatan adalah suatu prosedur yang terencana, meliputi melihat, mendengar dan mencatat sejumlah dan taraf aktivitas atau situasi tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti Notoatmodjo, 2010. Tahap ini merupakan tahap awal jalannya penelitian. Melakukan penyusunan proposal penelitian, dan melakukan survey serta pengumpulan informasi ke Rumah Sakit X, Klinik Anak Y dan Dokter Z untuk memperoleh informasi mengenai tata cara dan penyesuaian teknis mengenai pengambilan data di tempat yang sudah disebutkan di atas. Penyesuaian teknis ini dilakukan agar proses pengambilan data tidak mempengaruhi atau mengganggu kegiatan pelayanan yang sedang berlangsung di tempat pengambilan data tersebut. Tahap orientasi ini dilakukan selama 1 minggu.

2. Permohonan Ethical Clearance

Dalam melaksanakan penelitian khususnya dengan subyek manusia, maka harus dipahami hak dasar manusia. Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya, sehingga penelitian dilaksanakan benar-benar menjunjung tinggi kebebasan manusia Hidayat dan Aziz, 2007. Permohonan izin berupa Ethical Clearance yang diajukan ke Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada Yogyakarta untuk memenuhi etika penelitian dengan menggunakan sampel manusia. Penelitian ini merupakan salah satu bagian dari penelitian Widayati dan Yulia ni 2015 dengan judul utama : “Menyikapi Pro dan Kontra Resep Racikan”. Penelitian ini mengungkapkan bagaimana persepsi pasien terhadap resep racikan. Ijin diterbitkan dan disetujui pada tanggal 21 November 2014 dengan Ref : KEFK245EC Lampiran 6.

3. Permohonan Kerjasama dengan Responden untuk Ikut Serta dalam

Penelitian Permohonan kerjasama dengan responden berupa inform consent dan pengisian form data diri responden. Inform consent merupakan surat persetujuan bukti tertulis yang bersikan pernyataan kesediaan responden untuk ikut serta dalam penelitian ini. Responden yang menyetujui untuk ikut dalam penelitian ini diminta untuk mengisi inform consent yang berisi nama, beberapa pernyataan kesediaan untuk menjadi responden dalam penelitian ini dan memberikan tanda tangan. Apabila pada saat penelitian ada seorang saksi, maka ada bagian dimana saksi dapat menuliskan nama dan juga tanda tangan. Data diri pasien berisi nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan terakhir, email bila ada, nomor telepon, dan alamat pasien

4. Pengambilan Data

Responden yang bersedia mengikuti penelitian ini diminta untuk mengisi form data diri terlebih dahulu dapat dilihat pada Lampiran 2. Proses pengambilan data dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama adalah respoden diminta untuk mengisi kuisioner dapat dilihat pada Lampiran 4. Hasil dari kuisioner ini merupakan sumber data kuantitatif. Data yang diambil meliputi bagian 1 dan 2 yang merupakan bagian untuk menggali pengetahuan pasien, bagian 3 untuk mengetahui sikap pasien terhadap resep racikan dan bagian 4 untuk mengetahui harapan pasien. Tahap kedua pada proses pengambilan data ini adalah tahap wawancara dengan bantuan panduan wawancara Lampiran 1 untuk menggali pendapat pasien mengenai resep racikan sebagai sumber data kualitatif. Panduan wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewer mengenai aspek-aspek apa yang harus dibahas, juga menjadi daftar pengecek check list apakah aspek- aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan pedoman demikian interviwer harus memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut dijabarkan secara kongkrit dalam kalimat tanya, sekaligus menyesuaikan pertanyaan dengan konteks aktual saat wawancara berlangsung Poerwandari, 1998.

5. Tata Cara Analisis Data

Data kuantitatif didapatkan dari hasil kuisioner yang kemudian dianalisis deskriptif. Data – data karakteristik responden diolah secara statistik deskriptif yang meliputi frekuensi, persentase dan median. Data karakteristik ini disajikan dalam bentuk tabel atau diagram Moleong, 2008. Data kualitatif didapatkan dari hasil wawancara yang kemudian dianalisis menggunakan content analysis. Content analysis adalah sebuah metode untuk mempelajari dan menganalisis komunikasi secara sistematis dan objektif yang bertujuan untuk mengukur variable tertentu Prasad, 2008. Penganalisisan ini didasarkan pada kemampuan nalar dalam menghubungkan fakta, data, dan informasi, kemudian data yang diperoleh dianalisis sehingga diharapkan muncul gambaran yang dapat mengungkapkan permasalahan penelitian Burhan, 2007. Selanjutnya dibahas secara mendalam setiap pertanyaan pada kuisioner yang sudah diberikan dengan cara membandingkan hasil penelitian dengan penelitian sebelumnya maupun pendapat para ahli. Hasil analisis data kuantitatif tersebut disajikan dalam bentuk naratif disertai dengan pembahasan mendalam yang didukung dengan hasil data kualitatif.

L. Kelemahan Penelitian

Sebagian responden membawa anak dengan usia dibawah lima tahun balita yang menyebabkan proses pengambilan data untuk satu responden berlangsung lebih lama bahkan melebihi waktu yang ditentukan yaitu maksimal 30 menit untuk satu responden. Pemberian jawaban pada saat wawancara dan pengisian kuisioner menjadi tidak maksimal karena responden terganggu oleh balita tersebut. Seharusnya agar pengambilan data lebih maksimal dapat dilakukan dengan cara mengunjungi rumah responden satu persatu, sehingga responden dapat memberikan jawaban dengan lebih maksimal karena responden tidak sedang dalam keadaan menunggu pelayanan obat. Jika pengambilan data dilakukan dalam waktu yang tidak terburu-buru maka diharapkan responden tidak memberikan jawaban yang bias. Dalam penelitian ini tidak dilakukan kunjungan ke rumah responden satu-persatu untuk mempersingkat pengambilan data dan masa penelitian. Kelemahan lain yakni dalam mengkalibrasi alat atau instrumen penelitian. Instrumen yang dibuat belum maksimal atau belum masuk kedalam kategori reliabel karena hasil uji reliabilitas dalam penelitian ini masih rendah yaitu kurang dari 0,6. Menurut syarat yang ada, dinggap reliabel jika nilai Alpha Cronbach lebih dari 0,6. Seharusnya revisi dan eliminasi tidak hanya dilakukan sekali saja. Revisi, eliminasi dan reliability test pada kuisioner dilakukan hingga kuisioner masuk dalam kategori valid. Dalam penyusunan kuisioner sebaiknya melibatkan minimal dua ahli atau lebih sehingga diharapkan hasil yang didapat lebih maksimal. Penelitian ini hanya melibatkan satu ahli untuk menilai validitas kuisioner, satu kali revisi dan eliminasi pada pertanyaan kuisioner dan dua kali reliability test karena keterbatasan waktu penelitian yang tidak memungkinkan untuk dilakukan revisi, eliminasi dan reliability test berulang-ulang. Dengan hanya melibatkan satu orang ahli, satu kali revisi, eliminasi dan dua kali reliability test maka dapat membantu mempersingkat waktu penelitian. Penelitian ini dapat dikembangkan dengan melalukan pembagian menjadi beberapa judul penelitian. Yang dimaksud dibagi dalam beberapa judul penelitian adalah misalnya dengan membuat sebuah judul penelitian yang hanya fokus terhadap instrumennya saja, sehingga akan dihasilkan sebuah instrumen yang valid dan memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi. Penelitian selanjutnya dapat mengangkat tentang bagaimana hasil penggunaan dari instrumen yang sudah valid dan reliabel tersebut, penelitian lain dapat dilakukan misalnya dengan mengkorelasikan beberapa variabel seperti tingkat pendidikan, keadaan ekonomi, pekerjaan dan umur dengan tingkat pengetahuan, sikap dan harapan pasien. Diharapkan dengan adanya pembagian penelitian ini dapat menghasilkan sebuah penelitian dengan hasil yang lebih fokus dengan validitas dan reliabilitas yang tinggi. Penelitian ini menggunakan teknik accidental sampling dalam proses pengambilan sampel. Pengambilan sampel hanya dengan teknik accidental sampling tidak dapat merepresentasikan populasi, oleh karena itu peneliti selanjutnya yang akan mengembangkan penelitian ini dapat melakukan pengambilan sampel dengan teknik multistage cluster sampling. Multistage cluster sampling adalah pengambilan sampel sebuah kelompok atau gugusan cluster bukan merupakan unit individu yang dilakukan membagi wilayah populasi ke dalam sub-sub wilayah, dan tiap sub wilayah dibagi kedalam bagian- bagian yang lebih kecil, dan seterusnya Notoatmodjo, 2010. Pemilihan lokasi pengambilan sampel ini dilakukan secara random misalnya pada sebuah kabupaten dapat dibagi menjadi wilayah utara, selatan, barat, dan timur. Setelah pembagian wilayah pengambilan sampel, maka dapat dilakukan accidental sampling untuk pengambilan sampel pada tiap wilayah kecil dalam kabupaten tersebut. Walaupun prevalensi resep racikan kecil, namun tetap memungkinkan pengambilan sampel secara acak yakni dengan teknik multistage cluster sampling seperti yang telah dijelaskan. Dengan bantuan gabungan dua metode ini, maka sampel mampu merepresentasikan atau menggambarkan populasi pasien penerima obat racikan di wilayah kabupaten tersebut. 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden

Penelitian ini menggunakan pasien atau keluarga pasien yang pernah menerima obat racikan di Kabupaten Sleman dan Kabupaten Magelang sebagai responden. Sebanyak 30 responden diberi kuesioner sebagai alat ukur. Data lengkap mengenai karakteristik sosiodemografi keseluruhan responden dapat dilihat pada Tabel II. Tabel II . Frekuensi Karakteristik Sosiodemografi Kategori Klasifikasi Jumlah N=30 Persentase Usia ≤ 33 tahun 16 53,3 33 tahun 14 46,7 Jenis Kelamin Laki-laki 10 33,3 Perempuan 20 66,7 Pekerjaan IRT 5 16,7 PNS 3 10,0 Swasta 17 56,7 Tani 2 6,7 Mahasiswa 3 10,0 Pendidikan SD 8 26,7 SMP 4 13,3 SMA 10 33,3 Universitas 8 26,7 Berdasarkan karakteristik sosiodemografi yang diperoleh di atas, maka dapat dijelaskan untuk setiap karakteristik sosiodemografi, sebagai berikut :

1. Jenis kelamin

Berdasarkan jenis kelamin responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang mendapat obat racikan adalah perempuan sebesar 66,7 atau sebanyak 20 responden dan laki-laki sebesar 33,3 atau sebanyak 10 responden.

Dokumen yang terkait

Faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan pasien yang akan menghadapi operasi di RSUP Fatmawati tahun 2009

6 66 125

Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Pasien RSU Kota Tangerang Selatan Mengenai Obat Generik. 2014.

1 6 67

Tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku pasien RSU Kota Tangerang Selatan mengenai obat generik

0 8 67

Bab 1 Hubungan pengetahuan dan sikap remaja mengenai seks pranikah

0 3 5

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MENGENAI ANTIBIOTIK DAN PENGGUNAANANTIBIOTIK TANPA RESEP Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Mengenai Antibiotik Dan Penggunaanantibiotik Tanpa Resep Dokter Pada Pelajar Kelas X, XI, XII Di SMK Negeri 2 Surakarta.

0 4 15

KESENJANGAN ANTARA HARAPAN DAN KENYATAAN MENGENAI SIKAP POSITIF TERHADAP KEDAULATAN RAKYAT DALAM Kesenjangan Antara Harapan Dan Kenyataan Mengenai Sikap Positif Terhadap Kedaulatan Rakyat Dalam Sistem Pemerintahan Indonesia Analisis Isi Buku Teks Pendidi

0 3 10

KESENJANGAN ANTARA HARAPAN DAN KENYATAAN MENGENAI SIKAP POSITIF TERHADAP KEDAULATAN RAKYAT DALAM Kesenjangan Antara Harapan Dan Kenyataan Mengenai Sikap Positif Terhadap Kedaulatan Rakyat Dalam Sistem Pemerintahan Indonesia Analisis Isi Buku Teks Pendidi

0 2 17

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK TANPA RESEP DOKTER.

2 13 9

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Penggunaan Antibiotik Tanpa Resep Dokter

0 0 6

ASOSIASI PENGETAHUAN MENGENAI ROKOK DENGAN SIKAP DAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

0 0 78