Menurut Ratnawati 2007, pertumbuhan perusahaan yang berkelanjutan adalah tingkat dimana penjualan perusahaan dapat tumbuh
tergantung pada bagaimana dukungan asset terhadap peningkatan penjualan. Selain melalui tingkat penjualan, pertumbuhan perusahaan
dapat juga diukur dari pertumbuhan aset atau dengan kesempatan investasi yang diproksikan dengan berbagai macam kombinasi nilai set kesempatan
investasi investment opportunity set. Pertumbuhan perusahaan akan menimbulkan konsekuensi pada
peningkatan investasi atas aktiva perusahaan dan akhirnya membutuhkan penyediaan dana untuk membeli aktiva. Dengan kata lain, pertumbuhan
perusahaan akan berdampak pada keputusan investasi dan keputusan pembiayaan, akhirnya berpengaruh pada return saham yang akan diterima
oleh para investor. Dari uraian diatas, dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:
H2 : Sales growth berpengaruh secara positif terhadap return saham
3. Leverage
Leverage merupakan rasio yang digunakan perusahaan agar dapat menilai sejauh mana perusahaan menggunakan uang yang dipinjam. Ada
dua macam leverage, yaitu operating leverage dan financial leverage Horne dan Wachowicz, 2005.
Leverage mengukur seberapa besar tingkat pembelanjaan oleh pemilik dibandingkan dengan pembelanjaan yang disediakan oleh kreditur
dalam mendanai total aktiva perusahaan. Semakin besar leverage menunjukkan bahwa dana yang disediakan oleh pemilik dalam membiayai
investasi perusahaan semakin kecil, atau tingkat penggunaan hutang yang dilakukan perusahaan semakin besar
Setiawan, 2005. Untuk mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai dengan hutang
salah satunya dapat dilihat melalui debt to equity ratio. Debt to Equity Ratio mencerminkan besarnya proporsi antara total debt total hutang
dengan total shareholder’s equity total modal sendiri. Total debt
merupakan total liabilities baik hutang jangka pendek maupun jangka panjang: sedangkan
total shaareholder’s equity merupakan total modal sendiri total modal saham yang di setor dan laba yang ditahan yang
dimiliki perusahaan. Menurut Robert Ang 1997 rasio ini menunjukkan komposisi dari
total hutang terhadap total ekuitas. Semakin tinggi DER menunjukkan komposisi total hutang semakin besar di banding dengan total modal
sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar kreditur. Untuk mengembangkan perusahaan dalam
mengahadapi persaingan, maka diperlukan adanya suatu pendanaan yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Sumber-sumber
pendanaan perusahaan dapat diperoleh dari dalam perusahaan internal dan dari luar perusahaan eksternal.
Menurut Heru 2009:23, rasio leverage merupakan besarnya
tingkat proporsi debt relatif terhadap ekuitas yang meningkatkan risiko
perusahaan. sebagaimana rasio lainnya faktor industri dan ekonomi sangat mempengaruhi, baik tingkat debt maupun sifat debt jatuh tempo dan
tingkat bunga tetap dan variabel. Misalnya industri dengan modal yang intensif cenderung untuk menggunakan tingkat debt yang tinggi untuk
mendanai property, plant, and equipment-nya. Debt untuk mendanai kegiatan semacam itu harus bersifat jangka panjang agar sesuai dengan
jangka waktu asset yang diperoleh. Debt ratio ditunjukkan dengan perbandingan debt to total capital, debt to equity.
Pada prakteknya dana-dana yang dikelola perusahaan harus dikelola dengan baik, karena masing-masing sumber dana tersebut
mengandung kewajiban pertanggungjawaban kepada pemilik dana. Proporsi antara modal sendiri internal dengan modal pinjaman
eksternal harus diperhatikan, sehingga dapat diketahui beban perusahaan terhadap para pemilik modal tersebut. Dalam manajemen keuangan
proporsi antara jumlah dana dari luar lazim disebut sebagai struktur pendanaan atau struktur modal capital structure.
Rasio leverage hutang menekankan pada peran penting pendanaan hutang bagi perusahaan dengan menunjukkan persentase aktiva
perusahaan yang didukung oleh pendanaan hutang. Berdasarkan Pecking Order Theory, semakin besar rasio ini, menunjukkan bahwa semakin besar
biaya operasional yang harus ditanggung perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang dimilikinya. Hal ini dapat menurunkan profitabilitas yang
dimiliki oleh perusahaan. Dari uraian diatas, dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:
H3 : Leverage berpengaruh secara negatif terhadap return saham