c. Uji Autokorelasi
Autokorelasi menunjukkan adanya kondisi yang berurutan antara gangguan atau distribusi yang masuk dalam regresi. Uji autokorelasi
bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
periode t-1
Tabel V. Hasil Uji Autokorelasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .338
a
.114 .097
.42649 1.817
a. Predictors: Constant, SALES_GRWTH, DER, NPM b. Dependent Variable: RETURN
Dari hasil pengolahan mengunakan SPSS 16 for windows dapat diketahui bahwa nilai Durbin-Watson adalah sebesar 1,817 nilai ini akan
dibandingkan dengan nilai tabel signifikansi 5, dengan n=162 dan jumlah variabel independent K=3 dL= 1,7055 dU= 1,7809.
Nilai DW 1,817 lebih besar dari batas atas du yakni 1,7809 dan kurang dari 4 - du 4 - 1,7809 = 2,2191 dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat autokorelasi.
d. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas pada penelitian ini dideteksi dengan menggunakan scatter plot. Deteksi ada atau tidaknya masalah
heteroskedastisitas dalam suatu model regresi bisa dilakukan dengan melihat pola titik-titik pada grafik scatterplot dengan dasar pengambilan
keputusan sebagai berikut: 1.
Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik membentuk suatu pola yang teratur, maka telah terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar tidak
teratur maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Gambar 2. Grafik Scatterplot
Hasil uji scatter plot menunjukkan pola yang menyebar. Hal ini mendukung bukti tidak adanya masalah heteroskedastisitas dalam model
regresi. Sehingga regresi tersebut layak dipakai untuk prediksi return saham.
3. Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Model regresi yang digunakan adalah net profit margin, leverage, sales growth, dan return saham sebagai variabel terikat. Keempat variabel
tersebut dapat di formulasikan dengan menggunakan SPSS. Sumber: hasil pengolahan data menggunakan SPSS
Tabel VI. Hasil Summary Regresi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.338
a
.114 .097
.42649 a. Predictors: Constant, SALES_GRWTH, DER, NPM
b. Dependent Variable: RETURN
Angka R Square menunjukkan sebesar 11,4 hal ini berarti variasi 11,4 variasi return saham bisa dijelaskan oleh variabel bebas net profit
margin, leverage, sales growth.
Berikut ini adalah hasil analisis regresi secara simultan untuk melihat pengaruh variabel-variabel independen secara bersama-sama
simultan terhadap variabel dependen.
Tabel VII. Hasil Uji Signifikan F
ANOVA
b
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
3.704 3
1.235 6.789
.000
a
Residual 28.739
158 .182
Total 32.443
161 a. Predictors: Constant, SALES_GRWTH, DER, NPM
b. Dependent Variable: RETURN
Berdasarkan hasil uji F pada tabel di atas, didapat nilai F hitung sebesar 6,789 dan signifikansi sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi
lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi return saham perusahaan manufaktur.
Tabel VIII. Hasil Coefficients Model Regresi
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant .188
.070 2.684
.008 NPM
.013 .004
.225 2.847
.005 DER
-.052 .045
-.089 -1.139
.257 SALES_GRWTH
.169 .073
.177 2.313
.022 a. Dependent Variable: RETURN
Dari Tabel dapat diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut: Y= 0,188 + 0,013 NPM + 0,169 sales growth - 0,052 leverage + e
Kesimpulan dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Net profit margin memiliki nilai sig sebesar 0,005. Nilai sig tersebut lebih
kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau 0,005 0,05 , maka NPM berpengaruh secara positif terhadap return saham.
2. Sales growth memiliki nilai sig sebesar 0,022. Nilai sig tersebut lebih kecil
dari nilai probabilitas 0,05 atau 0,022 0,05 , maka sales growth berpengaruh secara positif terhadap return saham.
3. Leverage memiliki nilai sig sebesar 0,257. Nilai sig tersebut lebih kecil
dari nilai probabilitas 0,05 atau 0,257 0,05 , maka leverage tidak berpengaruh secara negatif terhadap return
saham.
C. Pembahasan
Dari hasil pengujian diketahui, rasio leverage tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Sedangkan variabel rasio
profitabilitas dan rasio sales growth memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham, dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Pengaruh rasio net profit margin terhadap return saham
Terlihat pada tabel coefficients nilai sig 0,005. Nilai sig lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05, atau nilai 0,0050,05, maka
H
1
diterima dan Ho ditolak. Variabel X
1
mempunyai t
hitung
yakni 2,847 dengan t
tabel
=1,65449. Jadi t
hitung
t
tabel
dapat disimpulkan bahwa variabel X
1
memiliki kontribusi terhadap Y. Jadi dapat disimpulkan net profit margin memiliki pengaruh signifikan
terhadap return saham. dengan demikian, sesuai dengan hipotesis pertama yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh secara
positif terhadap return saham yang didukung oleh teori yang menyebutkan bahwa pengaruh NPM terhadap return saham ini
menunjukkan bahwa dengan peningkatan pada NPM menunjukkan adanya peningkatan keahlian manajemen dalam mencetak laba
yang berarti semakin membaiknya return saham perusahaan sehingga perusahaan akan memiliki prospek baik di masa depan.
NPM yang meningkat akan mendorong peningkatan pada nilai
return saham.
Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya Susilawati 2005 yang melakukkan penelitian pada perusahaan Manufaktur
yang menyatakan Bahwa NPM memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham.
2. Pengaruh rasio sales growth terhadap return saham
Terlihat pada kolom coefficients
model 1 terdapat nilai sig 0,022. Nilai sig lebih besar dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai
0,022 0,05. Jadi dapat disimpulkan sales growth berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Terlihat pada tabel coefficients nilai sig 0,022. Nilai sig lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05, atau nilai 0,022 0,05, maka
H
2
diterima dan Ho ditolak. Variabel X
1
mempunyai t
hitung
yakni 2.313 dengan t
tabel
=1,65449. Jadi t
hitung
t
tabel
dapat disimpulkan bahwa variabel X
2
memiliki kontribusi terhadap Y. Jadi dapat disimpulkan sales growth memiliki pengaruh signifikan terhadap
return saham. Dengan demikian, sesuai dengan hipotesis kedua yang menyatakan bahwa sales growth
berpengaruh secara positif terhadap return saham yang didukung oleh teori yang
menyebutkan bahwa Pertumbuhan perusahaan akan menimbulkan konsekuensi pada peningkatan investasi atas aktiva perusahaan dan
akhirnya membutuhkan penyediaan dana untuk membeli aktiva. Dengan kata lain, pertumbuhan
perusahaan akan berdampak pada keputusan investasi dan keputusan pembiayaan, akhirnya berpengaruh pada return saham
yang akan diterima oleh para investor. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya Detiana
2011 yang melakukkan penelitian pada perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia pada periode 2004 sampai 2008 yang
menyatakan, bahwa sales growth tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham.
3. Pengaruh rasio leverage terhadap return saham
Terlihat nilai sig untuk leverage adalah 0.257. Nilai sig lebih besar dari nilai probabilitas 0,05, atau nilai 0.2570,05, maka
H
3
ditolak dan Ho diterima. Variabel X
3
mempunyai t
hitung
yakni 1,139 dengan t
tabel
= 1,65449. Jadi t
hitung
t
tabel
dapat disimpulkan bahwa variabel X
3
tidak memiliki kontribusi terhadap Y. Jadi dapat disimpulkan leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap return
saham Hal ini disebabkan karena debt to equity ratio DER
adalah perbandingan total hutang dengan modal yang dimiliki perusahaan. Saat total hutang turun dan modal pemilik naik maka
DER akan turun dan dari hasil uji diketahui bahwa DER dengan harga saham memiliki hubungan yang negatif, itu
berarti semakin rendah tingkat rasio DER berarti
semakin baik kinerja manajemen bank tersebut, karena lebih efisien dalam menggunakan sumber daya yang ada di perusahaan,
dalam hal ini perusahaan dapat meminimumkan tingkat hutang yang diterima untuk kegiatan perusahaan sehingga investor akan
tertarik menanamkan sahamnya maka hal itu dapat meningkatkan harga saham menurut Novi Indriana 2009.
Hasil ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Chilyatus S
a’adah 2009 bahwa leverage tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham.
51
BAB VI PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Variabel profitabilitas yang diukur dengan net profit margin
memiliki nilai signifikasi yang lebih kecil dari
α = 5
, maka H1 diterima. Profitabilitas berpengaruh secara positif terhadap return
saham perusahaan. 2.
Variabel sales growth memiliki nilai signifikasi yang lebih kecil dari
α = 5
, maka H2 diterima. Sales growth berpengaruh secara positif terhadap return saham perusahaan
3. Variabel leverage yang diukur dengan debt to equity ratio memiliki
nilai signifikasi yang lebih besar da
ri α = 5
, maka H3 ditolak. Leverage tidak berpengaruh secara negatif terhadap return saham
perusahaan.
B. KETERBATASAN PENELITIAN
Beberapa keterbatasan dalam penelitian meliputi:
1. Penelitian dilakukan dengan menggunakan periode pengamatan
yang relatif masih pendek, yaitu tahun 2010-2012. 2.
Perusahaan yang diteliti hanya perusahaan manufaktur yang berdasarkan penentuan sample sehingga jumlah data yang
digunakan terbatas.
C. SARAN
Saran-saran untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut: 1.
Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperpanjang periode pengamatan sehingga dapat diperoleh sampel yang lebih banyak.
2. Penelitian selanjutnya sebaiknya tidak hanya menggunakan sampel
perusahaan manufaktur tetapi dapat menambah jenis perusahaan yang lain.