Batam sebagai daerah industri. Untuk mewujudkannya, rencana ini didukung sepenuhnya oleh Badan Otorita Batam BOB atau yang lebih dikenal sebagai
Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam. Selanjutnya berubah nama menjadi Badan Pengusahaan Batam BP Batam.
Program ini terjadi pada tahun 70-an tepatnya dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden Nomor 41 Tahun 1973. Hal ini karena Kota
Batam merupakan kota yang menempati posisi strategis. Berada di ujung pulau Indonesia serta berdekatan dengan Malaysia dan negara maju Singapura membuatnya
menjadi salah satu kawasan yang terhubung dalam jalur pelayaran internasional. Batam juga dijadikan suatu kawasan yang menjadi prioritas pengembangan
pertama. Pulau ini menjadi basis logistik dan operasional bagi usaha-usaha yang berhubungan dengan eksplorasi dan eksploitasi minyak lepas pantai.
54
B. Sejarah Hak Atas Tanah di Kota Batam
Kota Batam adalah suatu kota yang berbeda kondisinya dengan kota lain di Indonesia di karenakan letak starategis kota Batam yang berdekatan dengan dengan
luar negeri sehingga menjadi daerah wilayah usaha bounded werehouse atau kawasan berikat yang menjadikan lahirnya Keputusan Presiden Nomor 41 Tahun 1973 dengan
tujuan untuk memperlancar pelaksanaan pengembarangan daerah industri. Melalui Keputusan Presiden Nomor 41 Tahun 1973 dinyatakan bahwa seluruh tanah yang
54
Tim Terpadu, V, Kajian Penelitian Terpadu Perubahan Kawasan Hutan Dalam Usulan Paduserasi TGHK Dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kepulauan Riau, Jakarta:
Kementrian Kehutanan, 2012, hlm. 3.
Universitas Sumatera Utara
terletak di Pulau Batam diserahkan kepada Otorita Batam saat ini telah berganti nama menjadi Badan Pengusahaan Kawasan Batam BP Batam dengan Hak
Pengelolaan HPL. Ketua BP Batam memiliki wewenang untuk merencanakan peruntukan dan penggunaan tanah serta menyerahkan pada pihak ketiga. Hak
pengelolaan yang diberikan kepada BP Batam secara parsial diberikan Hak Guna Bangungan HGB dan hak pakai. Namun tetap melakukan pendaftaran tanah di
kantor Badan Pertanahan Kota Batam.
55
Pengaturan tersebut menjadikan ada perbedaan dalam prosedur kepengurusan status hak atas tanah di Kota Batam dengan kota lainnya. Jika di kota lain di
Indonesia melalui alas hak adat proses untuk memperoleh sertifikat bisa langsung ke Badan Pertanahan Nasional tidak demikian dengan di Kota Batam.Di Kota Batam
pemberian hak atas tanah harus disesuaikan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11977 tentang Tata Cara Permohonan dan Penyelesaian Pemberian Hak Atas
Bagian-bagian tanah Hak Pengelolaan serta pendaftarannya dan Peraturan Hak Atas Tanah dan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 1977 tentang
Pengelolaan dan Penggunaan Tanah Daerah Industri Pulau Batam.
56
Hubungan kerja antara BP Batam dengan Kotamadya Batam, BP Batam bertanggung jawab untuk pelaksanaan pengembangan daerah industri Pulau Batam.
Untuk mencapai daya guna dan hasil guna sebesar-besarnya dalam penyelenggaraan
55
http:www.google.comurl?q=http:repository.usu.ac.idbitstream123456789221483Cha pter252011.pdfsa=Uei=aSixU4WNG8 diakses pukul 20.00 tanggal 27 Juni 2014.
56
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
pemerintahan, pembangungan dan pembinaan kehidupan masyarakat maka harus ada kerjasama yang dimaksud di atur sebagai berikut:
57
a. Rencana Induk Pengengembangan Daerah Industri Pulau Batam
ditetapkan oleh presiden atau usul Ketua BP Batam. b.
Pengembangan Kawasan Daerah Industri Pulalu Batam berdasarkan dan sesuai dengan rencana induk.
c. Izin dan rekomendasi dalam bidang usaha dan pengembangan Industri
diselenggarakan secara fungsional oleh instansi yang bersangkutan kecuali izin dan rekomendasi dalam bidang usaha dan pengembangan
daerah industri yang menurut ketentuan dilimpahkan kepada BP Batam. d.
BP Batam membantu kelancaran pemasukan sumber pendapatan daerah dan negara yang berhubung dengan bidang tugasnya.
e. Pemerintah Kotamadya Batam dan instansi-instansi pemerintah lainnya
membantu mewujudkan tercapainya tujuan pemerintah dan perizinan. f.
Walikotamadya Batam bersama BP Batam secara periodik mengadakan rapat koordinasi dengan instansi-instansi pemerintah lainnya guna
mewujudkan sinkronisasi program diantara mereka sejauh mengenai pelaksanaan pembangunan sarana, prasarana dan fasilitas lainnya yang
diperlukan dalam rangka pengembangan fasilitas lainnya yang diperlukan dalam rangka pengembangan daerah industri Pulau Batam
kordinasi tersebut dilaksanakan oleh BP Batam.
57
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
Hak atas tanah berupa hak pengelolaan lain HPL di atasnya masih dapat diletakkan lagi hak atas tanah, antara lain hak guna bangunan dan hak pakai, akan
tetapi dari hasil penelitian,Hak Guna Bangunan HGB lebih sering diletakkan di atas HPL yang diberikan kepada pihak ketiga yaitu badan hukum atau perorangan, atas
dasar perjanjian antara pemegang HPL dengan pihak ketiga tersebut. Sebagai contoh HGB yang berada di atas HPL diperuntukkan sebagai perumahan yang di kelola oleh
pihak pengembang selaku pihak ketiga, maka pihak ketiga terebut wajib meminta persetujuan dari pemegang HPL sehingga jelas bahwa fungsi persetujuan sebagai
kontrol dan tidak bersifat mutlak.
C. Luas Wilayah Hutan di Kota Batam