untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan atas permasalahan yang timbul di dalam gejala yang bersangkutan.
41
Menurut kamus Webter’s International, “Penelitian merupakan penyidikan terhadap suatu bidang ilmu yang dilakukan secara hati-hati, penuh kesabaran, dan
kritis dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip.” Menurut Hilway, “Penelitian tidak lain dari suatu metode studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang
hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah, sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut.”
42
Menurut Peter Mahmud Marzuki, “Penelitian hukum adalah suatu proses untuk menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin
hukum guna menjawab isu hukum yang dihadapi. Hal ini sesuai dengan karakter perpektif ilmu hukum.”
43
1. Jenis dan Sifat Penelitian
Metode Penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Jenis penelitian yang digunakan dalam menjawab permasalahan dalam pembahasan tesis ini adalah penelitian normatif. Yaitu penelitian yang terdiri dari;
penelitian inventarisasi hukum positif, penelitian asas-asas hukum, penelitian hukum yang mengkaji sistematika peraturan Perundang-Undangan, dan penelitian yang ingin
menelaah sinkronisasi suatu peraturan Perundang-Undangan.
44
41
Bambang Sunggono, I, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2007, hlm. 38.
42
J. Supranto, Metode Penelitian Hukum dan Statistik, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003, hlm.1.
43
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Jakarta: Kencara Prenada Media Group, 2005, hlm. 35.
44
Amiruddin dan Zainal Asikin, Op.Cit., hlm. 29.
Universitas Sumatera Utara
Sifat penelitian yang dilakukan adalah preskriptif dan terapan, sifat penelitian preskriptif adalah mempelajari tujuan hukum, nilai-nilai keadilan, validitas
aturan hukum, konsep-konsep hukum dan norma-norma hukum. Kemudian sebagai ilmu terapan, ilmu hukum menetapkan standar prosedur, ketentuan-ketentuan, rambu-
rambu dalam melaksanakan aturan hukum, hal substansial dari ilmu hukum yaitu sifat presktiptifnya tersebut. Tujuan hukum yang merupakan apa yang seharusnya akan
berhadapan dengan apa yang senyatanya, dan ini akan memunculkan perbincangan yang akan dicari jawaban “cara apakah untuk dapat menjembatani” antara dua realitas
senyatanya dan seharusnya tersebut. Hal ini memunculkan sifat preskriptif ilmu hukum, sebab perbincangan itu akan diakhiri dengan memberikan rumusan-rumusan
tertentu mengenai cara menjembatani kedua realitas tersebut, dan cara tersebut juga berisi bagaimana seharusnya berbuatbertingkah laku.
45
a. Bahan hukum primer, bahan-bahan hukum yang mengikat yaitu peraturan
Perundang-Undangan, yang terdiri dari :
2. Sumber-Sumber Bahan Hukum
Sumber-sumber bahan hukum dalam penelitian ini adalah:
a Norma atau kaedah dasar, yaitu Pembukaan Undang Dasar 1945.
b Peraturan Perundang-Undangan, yaitu : Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, Undang-Undang Nomor
45
http:alviprofdr.blogspot.com201401ilmu-hukum-ilmu-yang-bersifat.htmlmore diakses pada pukul 20.30 WIB. Tanggal 7 Februari 2014.
Universitas Sumatera Utara
41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, dan SK. Menteri
Kehutanan RI No. 463MENHUT-II2013, dan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan sebagainya.
b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan
mengenai bahan hukum primer, seperti hasil-hasil seminar atau karya ilmiah, dokumen pribadi, dan pendapat dari kalangan pakar hukum yang relevan dengan
obejek penelitian yang ditelaah c.
Bahan non hukum,yaitu kamus umum, jurnal ilmiah dan internet yang relevan dengan penelitian ini.
3. Teknik Pengumpulan Sumber Bahan Hukum