Luas Wilayah Hutan di Kota Batam

Hak atas tanah berupa hak pengelolaan lain HPL di atasnya masih dapat diletakkan lagi hak atas tanah, antara lain hak guna bangunan dan hak pakai, akan tetapi dari hasil penelitian,Hak Guna Bangunan HGB lebih sering diletakkan di atas HPL yang diberikan kepada pihak ketiga yaitu badan hukum atau perorangan, atas dasar perjanjian antara pemegang HPL dengan pihak ketiga tersebut. Sebagai contoh HGB yang berada di atas HPL diperuntukkan sebagai perumahan yang di kelola oleh pihak pengembang selaku pihak ketiga, maka pihak ketiga terebut wajib meminta persetujuan dari pemegang HPL sehingga jelas bahwa fungsi persetujuan sebagai kontrol dan tidak bersifat mutlak.

C. Luas Wilayah Hutan di Kota Batam

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 Pasal 3 ayat 1 huruf a yakni : “menjamin keberadaan hutan dengan luasan yang cukup dan sebaran yang proporsional.” Dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Pasal 29 ayat 2 yang berbunyi : “Proporsi ruang terbuka hijau pada wilayah kota paling sedikit 30 tiga puluh persen dari luas wilayah kota.” Jadi luas wilayah hutan pada kota Batam minimal 30 dari luas Kota Batam itu sendiri, luas Kota Batam adalah 415 Km2 41.500 Ha. 58 58 Luas Kawasan Hutan Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor: 173Kpts-II1986 di Provinsi Kepulauan Riau yaitu: http:www.batamkota.go.iddata_geo.php diakses pada Pukul 23.00 WIB Tanggal 16 Juli 2014. Universitas Sumatera Utara No Fungsi Kawasan Hutan Luas HA 1 Kawasan Suaka Alam Pelestarian Alam KSAKPA 2.195 0,28 2 Hutan Lindung HL 44.989 5,73 3 Hutan Produksi Terbatas HPT 233.821 29,81 4 Hutan Produksi yang dapat di Konversi Areal Penggunaan Lain HPKAPL 499.883 63,72 Luas Kawasan Hutan 780.888 99,54 7 Perairan 3.612 0,46 Total 784.500 100,00 Keterangan : Luas berdasarkan SK setelah di keluarkan Provinsi Riau dan Penunjukan Kawasan Khusus Pulau Batam Khusus untuk wilayah Batam luas kawasan hutan Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor: 47Kpts-II1987 tentang Penunjukan Kawasan Hutan Kodya Batam No Fungsi Kawasan Hutan Luas HA 1 Hutan Suaka Alam Hutan Wisata HSAHW 4.933 11,89 2 Hutan Lindung HL 13.643 32,89 3 Hutan Lindung Pantai Mangrove 4.854 11,70 Luas Kawasan Hutan 23.430 56,48 4 Non Kawasan dan Air 18.054 43,52 Total 41.430 100,00 Keterangan : Luas berdasarkan SK Menteri Tentang Penunjukan Kawasan Khusus Pulau Batam. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999, pada pasal 15 disebutkan bahwa untuk melakukan pengukuhan kawasan hutan maka kawasan hutan yang telah ditunjuk perlu dilakukan penataan batas, dipetakan dan ditetapkan. Sampai dengan saat ini, baru sebagian kawasan hutan tetap yang berada di Provinsi Kepulauan Riau yang telah ditata batas dan ditetapkan oleh Menteri Kehutanan. Pada Universitas Sumatera Utara saat pelaksanaan tata batas dimungkinkan adanya in-out kawasan hutan karena adanya hak-hak pihak ketiga yang harus dihormati keberadaannya, sehingga delineasi batas kawasan hutan antara TGHK dengan hasil tata batas akan berbeda. Oleh karena itu, batas kawasan hutan pada peta TGHK harus dimutakhirkan dengan cara meng- update-kan hasil penataan batas dan penetapan batas yang telah dilaksanakan sampai dengan saat ini ke dalam peta TGHK. Selain itu, perubahan kawasan hutan juga terjadi akibat adanya kebijakan Kementerian Kehutanan untuk memberikan lahan yang diminta untuk kepentingan di luar kegiatan kehutanan. Kegiatan tersebut dilakukan melalui proses pelepasan kawasan hutan, tukar menukar kawasan hutan, dan perubahan fungsi kawasan hutan. Di samping itu, pemutakhiran peta TGHK juga dilakukan jika terdapat penambahan kawasan hutan dari bukan kawasan hutan melalui penunjukan parsial. 59 Luas Kawasan Hutan Provinsi Kepulauan Riau Berdasarkan TGHK Update, yakni : Pemutakhiran batas kawasan hutan pada peta TGHK dimaksudkan dalam rangka meningkatkan akurasi batas peta kawasan hutan menurut fungsinya sehingga sesuai dengan kondisi lapangan pada saat ini. Pemutakhiran dilakukan dengan merektifikasi mengeplotkan peta-peta hasil tata batas, pelepasan kawasan hutan, dan perubahan fungsi kawasan hutan, dengan menggunakan base Peta Dasar Tematik Kehutanan PDTK. Peta TGHK Provinsi Kepulauan Riau setelah di-update dengan Hasil Tata Batas Kawasan Hutan dengan luas kawasan hutan 732.984 ha. 59 Laporan Tim Terpadu IV,Op. Cit., hlm. 3. Universitas Sumatera Utara No FUNGSI TGHK LUAS 1 Kawasan Suaka AlamPelestarian Alam KSAKPA 19.059 2,31 2 Hutan Lindung HL 102.084 12,35 3 Hutan Produksi Terbatas HPT 158.715 19,20 4 Hutan Produksi HP 6.627 0,80 5 Hutan Produksi yang dapat dikonversi HPK 446.500 54,01 Luas Kawasan Hutan 732.984 88,67 6 Areal Penggunaan Lain APL 87.920 10,64 7 Air 5.732 0,69 Luas Non Kawasan Hutan 93.653 11,33 Luas Daratan Provinsi 826.636 100,00 Keterangan: Luasan merupakan hasil perhitungan GIS. Menurut hasil perhitungan GIS, terdapat perbedaan luas kawasan hutan antara peta TGHK dengan TGHK Update. Perbedaan luas kawasan hutan tersebut disebabkan oleh : 60 1. Adanya penambahan daratan Pulau yang tidak tergambarkan pada Peta Tata Guna Hutan Kesepakatan TGHK Provinsi Kepulauan Riau sesuai SK. Menteri Kehutanan RI No.173Kpts-II1986. 2. Adanya beberapa lokasi yang sudah dilakukan pelepasan kawasan hutan untuk kepentingan di luar sektor kehutanan. 3. Adanya in-out hasil tata batas. Peta Penunjukan Kawasan Hutan merupakan peta dengan skala makro yang kemudian ditindak lanjuti dengan proses penataan batas kawasan hutan. Hasil tata batas merupakan cerminan kondisi lapangan yang sebenarnya, yakni apabila ada hak-hak pihak ketiga yang masih di dalam kawasan hutan maka akan dikeluarkan dari kawasan hutan. Untuk itu, batas kawasan hutan hasil tata batas sangat dimungkinkan berbeda dengan peta penunjukan kawasan hutan. 4. Adanya perubahan fungsi kawasan hutan yang ditujukkan untuk mengoptimalkan pengelolaan kawasan hutan, 5. Adanya perbedaan metode penghitungan luasan, yaitu pada saat sekarang luas kawasan dihitung berdasarkan data digital sehingga diharapkan lebih akurat dari pada penghitungan pada zaman dahulu yang masih menggunakan metode manual. 60 Ibid. Universitas Sumatera Utara Selanjutnya, peta TGHK yang telah dimutakhirkan tersebut digunakan sebagai basis analisis terhadap usulan perubahan kawasan hutan dalam Ranperda RTRW Provinsi Kepulauan Riau dan kawasan hutan khusus untuk wilayah Batam yakni:

a. Hutan Lindung HL

Hutan Lindung HL adalah kawasan hutan dan karena sifat alamnya digunakan untuk perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah. 61 Kawasan Hutan Lindung yang terdapat di Provinsi Kepulauan Riau tersebar di beberapa Kabupaten Kota yaitu Kota Batam HL Duriangkang, Tiban, Dangas, Tembesi, Tanjung Piayu, Sei Ladi, Sei Harapan, Nongsa I dan II, Batu Ampar I, II, dan Batu Ampar III, Kota Tanjungpinang HL Bukit Kucing dan HL Sei Pulai, Kabupaten Bintan HL Cathcment Area, Lengkuas, Kijang, Bintan Besar, Bintan Kecil dan HL Sei Jago, Kabupaten Karimun HL Jantan Betina, Karimun Kecil, Durian, Panjang dan HL Combol, Kabupaten Lingga HL Daik, Sebangka, Muncung dan HL Lanjut, Kabupaten Natuna HL Ranai, G Bedung dan HL G Sekunyam. Luas masing-masing HL tersebut dirinci dalam Tabel Ad. 1. 62 Tabel Ad. 1. Kawasan Hutan Lindung di Kota Batam No KabupatenKota Nama Kawasan Hutan Luas HA Thd KH 1. Batam HL Nongsa I 308 0,04 2. HL Nongsa II 142,95 0,02 61 Salim H.S., Dasar-Dasar Hukum Kehutanan, Jakarta: Sinar Grafika 2006, hlm 42. 62 Laporan Tim Terpadu IV, Op.Cit., hlm.5. Universitas Sumatera Utara No KabupatenKota Nama Kawasan Hutan Luas HA Thd KH 3. HL Duriangkang 6.075,00 0,73 4. HL Bukit Dangas 128 0,02 5. HL Sei Harapan 738 0,09 6. HL Bukit Tiban 1.770,00 0,21 7. HL Sei Ladi 59,37 0,01 8. HL Batu Ampar I 78,21 0,01 9. HL Batu Ampar II 158,59 0,02 10. HL Batu Ampar III 248,1 0,03 11. HL Tanjung Piayu 189,76 0,02 12. HL Tembesi Grand Total Keterangan : Luasan merupakan hasil perhitungan GIS.

b. Hutan Produksi Terbatas HPT

Kawasan Hutan Produksi Terbatas HPT yang terdapat di Provinsi Kepulauan Riau tersebar di KabupatenKota yaitu Kota Batam, Tanjungpinang, Kabupaten Bintan, Karimun, Lingga, Natuna dan Anambas. Luas masing-masing HPT di Provinsi Kepulauan Riau dirinci pada Tabel Ad.2. 63 Tabel Ad. 2 Kawasan Hutan Produksi Terbatas di Provinsi Kepulauan Riau No Nama Kawasan Hutan Luas HA Thd KH 1 Kota Batam 72.062,98 8,72 2 Kota Tanjungpinang 2.632,94 0,32 3 Kabupaten Bintan 66.160,76 8,00 4 Kabupaten Karimun 6.482,00 0,78 5 Kabupaten Lingga 91.379,10 11,05 6 Kabupaten Anambas 5.949,54 0,72 7 Kabupaten Natuna - HPT Sungai Keram 16.291,20 1,97 - HPT Gn. Lintang-Gn. Datuk 9.202,10 1,11 63 Ibid. Universitas Sumatera Utara No Nama Kawasan Hutan Luas HA Thd KH - HPT Pulau Subi 3.136,41 0,38 - HPT Bakau 3.808,00 0,46 Grand Total 277.105,03 33,52 Keterangan : Luasan merupakan hasil perhitungan GIS. o Hutan Produksi yang dapat Dikonversi HPKPenggunaan Lainnya PL Kawasan Hutan Produksi yang dapat Dikonversi HPKPenggunaan Lainnya PL tersebar di seluruh KabupatenKota se Provinsi Kepulauan Riau yang mencakup Kota Batam, Kota Tanjungpinang, Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun, Kabupaten Lingga, Kabupaten Natuna dan Kabupaten Anambas. Luas masing- masing HPKPL se Provinsi Kepulauan Riau tersebut dirinci pada Tabel Ad. 3. 64 Tabel Ad. 3 Kawasan Hutan Produksi yang dapat di Konversi Penggunaan Lain HPKPL di Provinsi Kepulauan Riau No Kabupaten Kota Luas HA Thd KH 1 BINTAN 47.452 5,74 2 KARIMUN 74.355 8,99 3 NATUNA 137.693 16,66 4 KOTA BATAM 30.537 3,69 5 TANJUNGPINANG 11.322 1,37 6 LINGGA 91.022 11,01 7 ANAMBAS 54.119 6,55 Grand Total 446.500 54,01 Keterangan: Luasan merupakan hasil perhitungan GIS. Sejalan dengan terjadinya peningkatan jumlah penduduk maka masyarakat memerlukan lahan untuk tempat tinggal dan lahan garapan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Melihat rentang waktu yang cukup panjang antara tahun 1986 64 Ibid. Universitas Sumatera Utara sampai tahun 2010, maka kawasan hutan berdasarkan peta TGHK Provinsi Kepulauan Riau dirasa sudah tidak relevan lagi dengan kondisi yang ada di daerah. Hal ini dapat dilihat dari peta TGHK tersebut yang menyatakan bahwa antara kawasan Hutan Produksi yang dapat di-Konversi tidak dipisahkan dengan Penggunaan Lain PL. Untuk itu, perlu alokasi lahan untuk masyarakat guna meningkatkan perekonomian masyarakat, pengembangan wilayah, serta tuntutan pembangunan sektor kehutanan maupun di luar kehutanan di Provinsi Kepulauan Riau. Terkait dengan alokasi lahan untuk masyarakat dan kepentingan di luar sektor kehutanan tersebut, maka Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau mengusulkan perubahan tata ruang kehutanan melalui Ranperda RTRW Provinsi Kepulauan Riau.

D. Penataan Kawasan Hutan di Kota Batam 1 Dasar Hukum

Dokumen yang terkait

Perlindungan Hukum Bagi Kreditur Atas Penyitaan Jaminan Atas Tanah Hak Milik Yang Berada Dalam Kawasan Hutan Di Daerah Kabupaten Padang Lawas Utara

1 45 174

Problematika Yang Terjadi Dalam Mewujudkan Perlindungan Dan Kepastian Hukum Terhadap Pemegang Hak Atas Tanah (Studi Di Kantor Pertanahan Kota Batam)

1 44 145

PENDAHULUAN PEMBERIAN HAK GUNA BANGUNAN DI ATAS TANAH HAK PENGELOLAAN DALAM RANGKA MEWUJUDKAN KEPASTIAN HUKUM DAN PERLINDUNGAN HUKUM BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH (PP) NO. 24 TAHUN 1997 DI KOTA BATAM PROVINSI KEPULAUAN RIAU.

0 3 25

TINJAUAN TERHADAP SURAT KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NO.463/MENHUT-II/2013 TERKAIT ALIH FUNGSI KAWASAN INDUSTRI MENJADI KAWASAN HUTAN LINDUNG DI KOTA BATAM DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAH.

0 1 2

Hak Masyarakat Hukum Adat atas Wilayahnya di Kawasan Hutan

2 25 138

PERLINDUNGAN HUKUM PEMILIKAN HAK ATAS TANAH BAGI WARGA MASYARAKAT ROWOK DI KAWASAN BISNIS PARIWISATA SELONG BELANAK, KABUPATEN LOMBOK TENGAH

0 0 16

HAK MASYARAKAT HUKUM ADAT ATAS WILAYAHNYA DI KAWASAN HUTAN

0 2 138

Perlindungan Hukum Bagi Kreditur Atas Penyitaan Jaminan Atas Tanah Hak Milik Yang Berada Dalam Kawasan Hutan Di Daerah Kabupaten Padang Lawas Utara

0 0 10

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perlindungan Hukum Bagi Kreditur Atas Penyitaan Jaminan Atas Tanah Hak Milik Yang Berada Dalam Kawasan Hutan Di Daerah Kabupaten Padang Lawas Utara

0 0 24

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KREDITUR TERHADAP JAMINAN ATAS TANAH HAK MILIK YANG BERADA DALAM KAWASAN HUTAN DI DAERAH KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA

0 0 16