Masalah-masalah yang Dihadapi oleh Kaum Lansia

d. Memiliki kesehatan fisik dan mental yang baik, didukung oleh kemampuan melakukan kebiasaan dan gaya hidup yang sehat. e. Memiliki kemampuan finansial yang menginginkan hidup mandiri, tidak menjadi beban orang lain, minimal untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. f. Pengendalian pribadi atas kehidupan sendiri sehingga dapat menentukan nasibnya sendiri, tidak tergantung pada orang lain. Hal ini dapat menjaga kestabilan harga dirinya.

D. Masalah-masalah yang Dihadapi oleh Kaum Lansia

Secara umum, beberapa permasalahan yang terjadi pada kaum lansia dalam penyesuaian diri dan sosial, misalnya meningkatnya ketergantungan fisik dan ekonomi pada orang lain, kecenderungan membentuk kontak sosial baru, mengembangkan keinginan dan minat baru, serta kegiatan untuk memanfaatkan waktu luang yang jumlahnya meningkat. Hal tersebut dapat tersirat maupun tersurat dalam aspek-aspek permasalahan yang dipaparkan di bawah ini:

1. Permasalahan Umum

Suardiman 2011: 9-15 menyebutkan beberapa masalah umum yang tidak bisa dihindari oleh kaum lansia, yakni: a. Masalah Perubahan Fisik Santrock 2002: 198 menjelaskan ada beberapa perubahan fisik yang terjadi pada tahap lansia, seperti: 1 Otak dan sistem syaraf Saat sudah tua, kita kehilangan sejumlah neuron, unit-unit sel dasar dari sistem syaraf.Meskipun demikian, otak dapat cepat sembuh dan memperbaiki kemampuannya. 2 Perkembangan sensori Sistem mengalami penurunan pada masa lansia, tetapi mayoritas dari kaum lansia memiliki penglihatan yang baik sehingga mereka dapat melanjutkan kerja dan berfungsi dalam lingkungan mereka. Penurunan pendengaran yang dialami bukanlah penghalang hingga masa lansia, karena alat bantu pendengaran dapat mengurangi masalah tersebut bagi sebagian kaum lansia. 3 Sistem peredaran darah Fozard 1992 Suardiman, 2011:2 menegaskan bahwa jantung yang sehat dapat menjadi lebih kuat selama kita menua melewati masa-masa lansia, dengan kapasitas yang meningkat, bukan menurun. Tekanan darah dapat meningkat sesuai usia, salah satunya disebabkan karena penyakit, obesitas, kecemasan, pengerasan pembuluh darah, atau kurang olahraga. Tekanan darah yang tinggi sebaiknya dirawat untuk mengurangi resiko serangan jantung, stroke, dan penyakit ginjal. 4 Sistem pernafasan Fozard 1992 Santrock, 2002: 199 menjelaskan bahwa kapasitas paru- paru menurun antara usia 20 dan 80 tahun sekalipun tanpa penyakit. Paru-paru kehilangan elastisitasnya, dada menyusut, dan diafragma bagian dari paru-paru tempat pertukaran udara melemah. 5 Seksualitas Penuaan menyebabkan beberapa perubahan dalam kemampuan seksualitas manusia, lebih banyak pada laki-laki dari pada wanita. Meskipun demikian tidak diketahui batasan usia untuk aktivitas seksualitas. Beberapa pendapat di atas dipandang oleh Hurlock 1980: 387 bahwa pada tahap lansia, keadaan fisik seseorang melemah dan tidak berdaya sehingga harus bergantung dengan orang lain.Selain itu, kaum lansia juga menentukan kondisi hidup yang sesuai dengan perubahan status ekonomi dan kondisi fisiknya. Dengan demikian, aspek kesehatan sangat mempengaruhi perubahan fisik yang terjadi pada kaum lansia. Meskipun kaum lansia mengalami kemunduran pada bagian tubuh, namun tidak berarti bahwa kaum lansia sepenuhnya bergantung pada orang lain. Perubahan fisik yang terjadi pada tahap lansia, dapat disikapi dengan cara membiasakan hidup sehat, latihan-latihan kecil sesuai dengan kebutuhan tubuh, agar masa tua bukan halangan untuk mencapai kebahagiaan. b. Masalah Kesehatan Terjadinya peningkatan jumlah penduduk kaum lansia akan diikuti dengan meningkatnya permasalahan kesehatan, seperti masalah kesehatan indera pendengaran dan penglihatan. Tahap lansia terjadi kemunduran sel-sel karena proses penuaan yang berakibat pada kelemahan organ tubuh, kemunduran fisik, timbulnya berbagai macam penyakit. Hal ini akan menimbulkan masalah kesehatan, sosial dan membebani perekonomian, baik pada kaum lansia maupun pemerintah, karena masing-masing penyakit memerlukan dukungan atau biaya.

2. Masalah Psikologis

Suardiman 2011: 15 menjelaskan masalah psikologis yang dihadapi kaum lansia secara umum meliputi: kesepian, terasing dari lingkungan, ketidakberdayaan, perasaan tidak berguna, kurang percaya diri, ketergantungan, keterlantaran terutama bagi kaum lansia yang miskin, dan post power syndroume. Kebutuhan psikologis merupakan kebutuhan akan rasa aman the safety needs; kebutuhan akan rasa memiliki dan dimiliki serta akan kasih sayang the bilongingness and love needs; dan kebutuhan akan aktualisasi diri the deed for self actualization . Pernyataan ini senada dengan pendapat Darmojo 2009 mengenai kesehatan mengatakan,tidak jarang para lansia terpuruk dalam masalah kesehatan jiwa.Berikut ini masalah kesehatan jiwa kaum lansia yang dipaparkan oleh Darmojo, antara lain: a. Dukacita bereavement Periode dukacita merupakan suatu periode yang sangat rawan bagi seorang penderita lanjut usia. Ketika meninggalnya pasangan hidup, seorang teman dekat, bahkan seekor hewan kesayangan bisa mendadak memutuskan ketegangan kejiwaan yang sudah rapuh dari seorang lansia. Selanjutnya, akan memicu terjadinya gangguan fisik dan kesehatannya. Periode dua tahun pertama setelah ditinggal mati pasangan hidup atau teman dekat tersebut merupakan periode yang sangat rawan. b. Depresi Depresi bukan merupakan suatu keadaan yang disebabkan oleh patologi tinggal, tetapi biasanya bersifat multifaktorial.Usia lanjut senantiasa menghadapi stres lingkungan yang sering menyebabkan depresi dan kemampuan beradaptasi sudah menurun, akibat depresi pada usia lanjut seringkali tidak sebaik pada usia muda. c. Gangguan cemas Gangguan cemas dibagi atas beberapa golongan, yaitu fobia, panik, kecemasan secara umum, dan obsesif-kompulsif. Puncak insiden antara usia 20-40 tahun, dan prevalansi pada lansia lebih kecil dibandingkan pada dewasa muda. Gangguan cemas pada usia lanjut ini seringkali merupakan kelanjutan dari dewasa muda. d. Psikosis pada usia lanjut Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat 200:178 menegaskan, berbagai bentuk psikosis bisa terdapat pada kaum lansia, baik sebagai kelanjutan keadaan pada dewasa muda atau yang timbul saat lansia. Dasar dan jenis penatalaksanaannya hampir tidak berbeda dengan yang terdapat pada populasi dewasa muda. Walaupun beberapa jenis khusus dapat disinggung demikian: Parafrenia adalah suatu bentuk skizofernia lanjut yang sering terdapat pada kaum lansia yang ditandai dengan sikap curiga dan menuduh, sering penderita merasa tetangganya mencuri barang-barang atau tetangga berniat membunuhnya.Biasanya terjadi pada individu yang terisolasi atau menarik diri dari kegiatan sosial.Sindroma diogenes adalah suatu keadaan dimana seorang lanjut usia menunjukkan penampilan dan prilaku yang sangat terganggu; rumah atau kamar yang sangat kotor, bercak, bau urin dan feses di mana-mana; tikus berkeliaran di kamar lansia, dan lain sebagainya. Penderita menumpuk barang- barangnya dengan tidak teratur.Individu kaum lansia yang menderita keadaan ini biasanya mempunyai IQ tinggi, 50 kasus intelektualnya normal.Mereka biasanya menolak untuk dimasukkan ke institusi. Upaya untuk mengadakan pengaturan atau pembersihan rumah atau kamar, biasanya akan gagal karena setelah beberapa waktu hal tersebut akan terulang lagi. e. Kaum lansia mengalami kebingungan Miler 2004 yang dikutip Santrock, 2002: 203 menjelaskan bahwa kaum lansia sering mengalami kebingungan yang akan mempengaruhi kemampuan untuk berkonsentrasi sehingga dapat mengakibatkan kekuatiran atau kecemasan, perasaan stres, dan depresi rasa kehilangan. Perasaan berduka juga dapat meningkatkan resiko terkena penyakit demensia. Pendapat ini senada dengan Singgih Gunarsa 2004: 411 yang mengatakan bahwa secara umum kaum lansia mengalami postpower syndrome, yaitu perasaan sedih yang berlebihan, rasa cemas, kesepian perasaan terasing, tersisihkan, berbeda dari orang lain, dan perubahan peran sehingga mengalami krisis identitas karena kehilangan orang terdekatnya. Kenyataan bahwa mereka mengalami proses transisi secara berturut-turut dengan menurunnya kemampuan fisik, kehilangan orang terdekatnya, menyebabkan seseorang merasa dirinya semakin tidak lagi dibutuhkan oleh lingkungan masyarakatnya. Hal ini kemudian cenderung menyeret perasaan kaum lansia ke arah ketidakbermaknaan diri. Faktor penyebab timbulnya syndrome ini adalah karena kehilangan orang- orang yang terdekat, kemudian karena krisis peran sebagai orang tua dalam keluarga.Dengan demikian, masalah-masalah yang dialami oleh kaum lansia adalah masalah fisik yang cenderung menurun, gangguan kesehatan, kehilangan pasangan hidup, menurunnya produktivitas dan kegiatan lainnya.Selain itu, penyesuaian diri terhadap peran baru yang harus dilakukan oleh kaum lansia, baik di dalam keluarga maupun di lingkungan masyarakat dan penyesuaian dimasa pensiun.

3. Masalah Sosial

Masa tua pun ditandai dengan berkurangnya kontak sosial, baik dengan anggota keluarga, masyarakat, maupun teman kerja sebagai akibat terputusnya hubungan kerja karena pensiun.Perubahan nilai sosial masyarakat yang mengarah kepada tatanan masyarakat yang individualistik, berpengaruh bagi kaum lansia yang kurang mendapat perhatian, sehingga sering tersisih dari kehidupan masyarakat dan terlantar.Untuk mengatasi kenyataan ini, perlu dibentuk kelompok kaum lansia yang memiliki kegiatan mempertemukan para anggotanya agar kontak sosial berlangsung.Ancok 1993 Suardiman, 2011: 11 menyatakan bahwa upaya menghimpun kelompok kaum lansia dalam wadah kegiatan, memungkinkan mereka berbagi rasa dan menikmati hidup. Kesepian lonetinessjuga dapat memacu munculnya afek negatif dalam diri seseorang, karena ia merasa dirinya diabaikan, tidak dipedulikan, dan tidak lagi bermakna bagi orang lain, sehingga mereka menarik diri dari lingkungan sosial. Selain itu, hal yang berkaitan dengan pensiunan pun menjadi masalah dalam kehidupan sosial, khususnya kehidupan dalam keluarga. Artinya, sebagian kaum lansia sebenarnya menolak untuk pensiun dengan berbagai alasan, karena belum siap untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru sehingga dapat mengakibatkan stres bagi kaum lansia. Vaillant 2002 menyebutkan ada empat situasi yang menyebabkan para pensiunan mengalami stres Suardiman, 2011: 134, yakni: 1 Apabila datangnya masa pensiun di luar keinginan dan tidak direncanakan. 2 Jika yang bersangkutan tidak memiliki dukungansumber lain kecuali gaji. 3 Pensiunan akan stres jika kehidupan di rumah tidak bahagia dan bekerja memberikan makna sebagai tempat pelarian dari rumah. 4 Bila pensiun telah menimbulkan atau mempercepat hadirnya kondisi kesehatan yang buruk.

4. Masalah Ekonomi

Kaum lansia ditandai dengan menurunnya produktivitas kerja, memasuki masa pensiun atau berhentinya pekerjaan utama.Hal ini mengakibatkan menurunnya pendapatan yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari.Sebagian kaum lansia karena kondisinya yang tidak memungkinkan, berarti masa tuanya tidak produktif lagi dan berkurang atau bahkan tidak mempunyai penghasilan lagi. Sisi lain, kaum lansia dihadapkan kepada berbagai kebutuhan yang semakin meningkat, seperti kebutuhan akan makanan yang bergizi dan seimbang, pemeriksaan kesehatan secara rutin, perawatan bagi mereka yang menderita penyakit ketuaan, kebutuhan sosial dan rekreasi. Hal ini bagi kaum lansia yang berpenghasilan mencukupi tidak menjadi masalah, tetapi bagi mereka yang mempunyai penghasilan rendah, hal ini dapat menjadi masalah besar.

E. Masa Lansia yang Membahagiakan 1. Pengertian Kaum Lansia yang Bahagia