Harapan – harapan Kaum Lansia

“Hubungan dengan tetangga sekitar sangat baik, kebetulan juga di sekitar tempat tinggal saya banyak orang Katolik, namun dengan umat lainnya juga akrab satu sama lain. Kerjasama baik dalam kegiatan RT atau pertemuan ibu- ibu, arisan, senam lansia dan sebagainya”, lam. 2 hal 17 brs ke-28. Hal senada juga diungkapkan oleh responden R6 berikut: “Kebetulan di lingkunganini banyak yang Katolik, jadi enak. Umat lainnya juga baik, akur, tidak ada masalah ”, lam. 2 hal 15 brs ke-27. Pendapat ini dipertegas oleh responden R5 berikut: “Relasi kami dengan tetangga puji Tuhan sampai sekarang tetap baik, setiap bulan ada arisan RT, saling mengunjungi jika ada warga yang sakit atau terkena musibah”, lam. 2 hal 13 brs ke-30. Demikian juga diungkapkan oleh responden R8 berikut: “Hubungan dengan masyarakat sekitar sangat baik, tiap pagi atau sore sering diajak main ke tetangga supaya tidak sendiri di rumah,” lam. 2 hal 19 brs ke-29.

2. Harapan – harapan Kaum Lansia

Kaum lansia merupakan salah satu kelompok yang terdiri dari orang-orang yang sudah tua, namun secara umum masih banyak yang bisa aktif dalam kegiatan menggereja.Di paroki, kelompok lansia cukup mendapat perhatian dari Romo paroki dan Dewannya. Salah satu bentuk perhatian tersebut seperti memfasilitasi pelaksanaan kegiatan kaum lansia dalam lingkup paroki secara keseluruhan dengan membentuk koordinator agar memudahkan komunikasi dan menjalin kerjasama, mengunjungi mereka yang sakit, miskin dan difabel, mengadakan kegiatan khusus bagi kaum lansia pada hari Raya Natal dan Paskah. Selain itu, kaum lansia pun memiliki harapan yang perlu ditanggapi secara sungguh-sungguh untuk membangun perkembangan hidup mereka di masa tua. Harapan-harapan yang dimaksud, tentunya diperoleh berdasarkan hasil wawancara penulis dengan kaum lansia secara kelompok pada saat kegiatan senam pagi lansia di Panti Paroki setiap Rabu pagi jam 06. 30 WIB. Namun secara pribadi, harapan kaum lansia lebih mengarah pada ketenangan serta kebahagiaan baik secara jasmani maupun rohani yang dapat dideskripsikan di bawah ini: a. Mengikuti kegiatan yang ada secara rutin Kaum lansia merindukan untuk bisa ikut beberapa kegiatan, khususnya pelaksanaan program yang sudah diusulkan kepada pihak Paroki.Namun, karena keterbatasan waktu dan tenaga bagi pengurus maupun kaum lansianya sendiri merasa kesulitan untuk fokus pada pelaksanaan kegiatan yang ada.Solusi yang dilakukan untuk menyikapi hal ini adalah para lansia melibatkan diri dalam kelompok Legio Maria karena kegiatannya dirasakan cocok untuk mereka, selain itu mengusahakan tetap aktif di lingkungan dan paroki. b. Kegiatan untuk kaum lansia perlu diperbanyak lagi sesuai kebutuhan Seperti telah dijelaskan pada permasalahan kaum lansia di wilayah St. Bernadetta Banteng Baru, bahwa selama ini kegiatan yang terlaksana yakni senam pagi dan tugas koor di paroki.Banyak kaum lansia yang mengeluh mengapa kegiatan bagi kelompok ini sangat kurang, padahal mereka senang bisa mengikuti banyak kegiatan untuk mengisi waktu luangnya. Melalui kegiatan itu mereka dapat saling berbagi pengalaman, menciptakan relasi yang lebih dekat satu sama lain, saling mengenal, dan merasa terhibur. Dengan demikian, para kaum lansia juga dapat menemukan kebahagiaan melalui kegiatan yang mereka ikuti dan lebih bersemangat untuk mengisi sisa hari tuanya dengan kegiatan yang sesuai kebutuhan mereka saat ini. Bagi kaum lansia yang menderita sakit, ada kerinduan untuk bisa terlibat kembali dalam kegiatan-kegiatan yang ada. Selain itu mereka mengharapkan perhatian dari kelompok sebayanya, bisa mengunjungi, doa bersama, pelayanan sakramen komuni, agar mereka tetap memiliki harapan hidup yang lebih baik, sehingga mampu mensyukuri kebaikan Tuhan melalui perhatian dan kasih dari orang-orang di sekitarnya, secara khusus bagi anggota keluarganya. c. Tetap sehat dimasa tuanya Seperti yang telah di rumuskan dalam UU RI tahun 1992 nomor 23 pasal 1 menyatakan bahwa “Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis”. Jadi, kesehatan merupakan hal penting yang perlu dijaga agar tetap bisa hidup sehat secara jasmani dan rohani. Khusus bagi kaum lansia, dengan bertambahnya usia akan berpengaruh pada kesehatan mereka. Daya tahan fisik dan psikis mengalami penurunan, sehingga mudah sakit dan stres.Banyak hal yang telah diupayakan oleh kaum lansia agar tetap sehat dimasa tuanya. Di wilayah St. Bernadetta Banteng Baru, mereka ikut senam setiap hari Selasa dan Jumat pagi, selain itu menjaga pola makan yang sehat dengan mengurangi lemak- lemak atau gorengan, banyak makan sayuran, istirahat yang cukup dan selalu aktif bekerja sesuai dengan kemampuannya seperti: berkebun, bersih-bersih rumah, belanja, mencuci pakaian sendiri, memilih jalan kaki untuk berangkat ke Paroki. Kegiatan ini tentunya tidak berlaku bagi lansia yang menderita sakit lemah. Berikut ungkapan responden R2 yang selalu rutin ke Gereja dengan memilih berjalan kaki agar tetap sehat dan kuat: “Kegiatan saya setiap hari selalu diawali dengan doa, jam 04.00 subuh saya sudah berangkat ke Gereja jalan kaki untuk ikut ibadat pagi dan misa setiap hari, kecuali Minggu menyesuaikan dengan jadual tugas Prodiakon dan tugas dari lingkungan” lam. 2 hal 6 brs ke-18. d. Lebih mendekatkan diri pada Tuhan Pada umumnya bagi kaum lansia yang sehat secara fisik, waktu luang yang ada diisi dengan kegiatan doa, serta membaca dan merenungkan Kitab Suci, membaca bacaan rohani, dan sebagainya. Responden R1 menjelaskan bahwa dalam satu hari ia bisa berdoa hingga lima sampai tujuh kali. Waktu doanya bervariasi sesuai kebutuhan masing-masing. Dengan berdoa mereka merasakan kebebasan sejati, pasrah pada kehendak Tuhan dan tidak khawatir akan hari esok. “Wah, kalau pekerjaan rutinitas saya itu ya berdoa, satu hari terkadang lima kali bahkan sampai tujuh kali kalau tidak ada aktivitas di luar, sekarang saya punya waktu lebih banyak untuk berdoa dan baca Kitab Suci, selebihnya ikut kegiatan yang ada di lingkungan dan Paroki, menyelesaikan pekerjaan di rumah” lam. 2 hal 3 brs ke-22. Hal senada diungkapkan oleh responden R2 berikut: “Kegiatan saya setiap hari selalu diawali dengan doa, jam 04.00 saya sudah berangkat ke Gereja jalan kaki untuk ikut ibadat pagi dan misa setiap hari, kecuali Minggu menyesuaikan dengan jadual tugas Prodiakon dan dan tugas dari lingkungan lam. 2 hal 6 brs ke-18. Hal ini juga dipertegas oleh responden R3 berikut: “Iya, di keluarga adik saya selalu ada doa bersama seperti doa malam dan Rosario bersama ketika bulan Maria. Kalau anak saya kumpul, sering mengadakan doa entah bentuknya syukuran atau apa. Keluarga yang dekat kumpul semua sekalia n pesta kecil untuk kebersamaan” lam. 2 hal 10 brs ke-19. Masih banyak ungkapan responden yang mengakui bahwa setelah mereka tua lebih banyak berdoa secara pribadi untuk mengisi waktu luang yang ada dan mengikuti kegiatan rohani di lingkungan dan paroki seperti Ekaristi, pendalaman iman, koor dll, sehingga mereka bisa menikmati kebersamaan dengan Tuhan secara pribadi. Hal ini diungkapkan oleh semua lansia kecuali responden R11. e. Memiliki ketenangan jiwa dan berbahagia dimasa tua Menjadi harapan semua orang untuk dapat hidup bahagia, khususnya bagi kaum lansia, tidak ada hal lain yang lebih berharga dalam hidup mereka selain menaruh harapan pada Tuhan. Hal ini dilakukan dengan lebih mendekatkan diri pada Tuhan melalui doa dan kegiatan rohani lainnya. Masa tua merupakan kesempatan bagi mereka untuk mengisi hidupnya dengan hal-hal yang rohani dan positif agar dapat mencapai kebahagiaan sejati, yakni semakin menyatu dengan Allah sendiri. Berikut beberapa ungkapan yang berkaitan dengan ketenangan jiwa dan kebahagiaan kaum lansia, responden R2.Perasaan itu tercipta karena adanya kedekatan relasi antar pribadi dengan Tuhan. “Mudah-mudahan saya diberi kesehatan yang baik, kehidupan keluarga anak saya bahagia, mendapat pasangan hidup yang seiman dan tetap setia kepada Yesus, agar nant i saya meninggal dengan tenang” lam. 2 hal 8 brs ke-18 Juga sebagaimana yang diungkapkan oleh responden R3 berikut: ”Semuanya sudah diatur oleh Tuhan dan saya tinggal menjalaninya.Saya pasrah pada yang Kuasa. Kalau untuk saya sendiri, mudah-mudahan saya masih bisa melakukan sesuatu yang bisa membantu keluarga, tidak merepotkan. Jika tibawaktunya saya dipangil untuk kembali kepada-Nya, dalam keadaan sehattidak menderita sakit sampai bertahun- tahun ” lam. 2 hal 10 brs ke- 29 dan 36. Demikian juga dipaparkan oleh responden R9 dan R11 berikut: “Mengenai harapan kedepan saya sudah pasrah kalau suatu saat dipanggil menghadap Bapa, doa saya semoga anak cucu hidup baik semuanya dan bahagia” lam. 2 hal 22 brs ke-27. “Setiap hari saya di rumah, mengerjakan apa yang mampu saya kerjakan, berdoamohon kekuatan dari Tuhan sendiri agar dimampukan untuk melewati semuanya ini dengan kesiapan dan keterbukaan hati” lam. 2 hal 26 brs ke-14. B. Pendampingan Kaum Lansia di Wilayah St. Bernadetta Banteng Baru, Paroki Keluarga Kudus Banteng - Yogyakarta Paroki Keluarga Kudus Banteng memiliki program kegiatan yang sudah tersusun secara spesifik berdasarkan kelompok dan bentuk kegiatannya.Mulai dari tingkat PIA, PIR, OMK, dewasa, orangtua, bahkan sampai tingkat lansia.Namun untuk kelompok lansia, belum ada program khusus.Jumlah mereka yang masih aktif ± 30 – 40 orang, tetapi ketika diadakan kegiatan di luar Paroki, kaum lansia yang hadir bisa sampai 200 orang.Perlu diketahui bahwa kaum lansia yang tergabung di Paroki Keluarga Kudus Banteng ini terdiri dari beberapa wilayah dan lingkungan, termasuk kaum lansia di wilayah St. Bernadetta Banteng Baru. Kegiatan yang dilaksanakan selama ini berdasarkan usulan dari kelompok lansia sendiri melalui koordinatornya, yakni Bp. P. Andreas dan Ibu Emilia Suyanti Tulus. Program yang diusulkan kemudian ditanggapi oleh pihak paroki. Berikut ini beberapa kegiatan lansia yang telah terlaksana, yakni: 1. Senam Pagi Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari Rabu pagi jam 07.00 – 08.00. Tempat pelaksanaannya tidak tetap atau berpindah-pindah sesuai persetujuan bersama, antara pendamping dan peserta lansia.Setelah senam selesai, terkadang dilanjutkan dengan kumpul bersama sambil minum teh hangat untuk menjalin keakraban satu sama lain. Peserta yang hadir dari berbagai lingkungan yang ada di Paroki Keluarga Kudus Banteng.Sedangkan kegiatan senam pagi kaum lansia di wilayah St. Bernadetta Banteng Baru diadakan pada hari Selasa dan Jumat pagi.Peserta yang hadir untuk hari Selasa bisa sampai 80-100 orang dari seluruh lansia di wilayah tersebut.Sedangkan untuk hari Jumat, peserta yang hadir sekitar 15-20 orang, karena hanya kelompok lansia Katolik saja yang ada di Banteng Baru. Berikut ini pemaparan dari beberapa responden tentang kegiatan mereka yang pernah mengikuti senam lansia di wilayah St. Bernadetta Banteng Baru. Responden R1 memaparkan berikut: “Sampai sekarang masih aktif mengikuti kegiatan seperti pendalaman iman APP, latihan koor, doa novena, kegiatan lansia senam, worosemedi, arisan ibu-ibu,kunjungan orang sakit, dll. Kalau untuk tugas prodiakon, saya sengajamengundurkan diri biar yang muda- muda maju” lam. 2 hal 4 brs ke-4. Hal yang sama juga diungkapkan oleh responden R5 berikut: “Untuk kegiatan di lingkungan yang sifatnya doa atau misa, kalau saya sehat pasti datang, misalnya ikut doa Rosario, Novena, Doa kerahiman dalam kelompok lansia setiap hari Selasa sore, pendalaman iman, arisan RT ibu-ibu. Kalau kegiatan di Paroki, saya hanya ikut ibadat pagi, misa, senamlansia atau rangkaian kegiatan lansia Paroki” lam. 2 hal 13 brs ke- 35. Pendapat ini juga semakin dipertegas oleh responden R7 berikut: “Adapun kegiatan yang sering saya ikuti seperti: WKRI, Ibu-ibu Paroki, arisan, pertemuan Ibu-ibu RT, perkumpulan ekumene, kelompok lansia termasuk senam, worosemedi, ikut latihan koor, misa, doa-doa Novena, Rosario, pendalaman iman, perkumpulan ibu- ibu di wilayah, dll” lam. 2 hal 17 brs ke-35. Juga sebagaimana yang diungkapkan oleh responden R13 berikut: “Sekarang masih tetap aktif untuk mengikut kegiatan baik di lingkungan maupun Paroki, cuma sudah dikurangi. Misalnya senam lansia yang biasanaya tiga kali seminggu sekarang cuma ikut satu kali saja, begitu juga untuk kegiatan lainnya di lingkungan menyesuaikan” lam. 2 hal 29 brs ke-30. Demikian juga yang dipaparkan oleh responden R15 berikut: “Kalau di rumah ya mengurus rumah, masak dan sebagainya, selain itu masih aktif ikut kegiatan di lingkungan dan paroki. Pagi ikut Misa, kadang senam lansia dua kali di wilayah dan satu kali di paroki. Selain itu masih ada arisan, perkumpulan ibu-ibu RT kebetulan saya ketuanya. Terkadang saya juga mengunjungi keluarga-keluarga yang tinggal dalam satu RT, agar saling mengenal dan saling berbagi pengalaman” lam. 2 hal 33 brs ke-3. 2. Aktif dalam Kelompok Legio Maria Di Paroki Keluarga Kudus Banteng kegiatan kelompok Legio Maria lebih bervariasi dan aktif.Pesertanya juga termasuk para lansia yang ada di paroki Banteng, maka kaum lansia lebih aktif mengikuti kegiatan-kegiatan dalam kelompok Legio Maria. Adapun bentuk kegiatannya seperti: arisan, doa bersama, senam dua kali seminggu khusus di wilayah St. Bernadetta Banteng Baru, yaitu setiap hari Selasa dan Jumat, kunjungan ke paroki lain, ziarah, rekoleksi dan lain- lain. 3. Tugas Koor di Paroki Peranan kaum lansia dalam tugas koor di Paroki sifatnya tidak terjadual secara rutin, namun masih dilibatkan, khususnya pada hari Raya Natal dan Paskah.Tentunya kaum lansia yang bertugas adalah mereka yang tergabung di Paroki Keluarga Kudus Banteng. 4. Mengikuti Kegiatan KhususBagi Kaum Lansia pada Hari Raya Natal dan Paskah Pada dasarnya kegiatan ini diawali dengan perayaan Ekaristi khusus bagi kelompok lansia, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan lain seperti natalan atau paskahan bagi kaum lansia. Bentuk kegiatannya juga disesuaikan dengan kesepakatan bersama antara pendamping dan peserta, misalnya kuis tentang Kitab Suci atau tentang liturgi, seputar hidup rohani atau disesaikan dengan masa Natal atau Paskah.Selain itu ada tukar kado atau hadiah khusus dari Paroki dibagikan kepada masing-masing lansia yang hadir, pengobatan gratis khusus bagi kaum lansia. 5. Kunjungan Rohani ke Paroki-paroki lain Kegiatan ini terselenggara berkat kerjasama antar kaum lansia dari Paroki lain atas persetujuan Paroki. Dalam rangka kunjungan, kaum lansia diperkenalkan dengan sejarah Paroki yang di kunjungi, kemudian dilanjutkan dengan jalan-jalan bersama dan makan bersama untuk membina keakraban antar mereka. 6. Rekoleksi Rekoleksi bagi kaum lansia di Wilayah Banteng Baru yang tergabung di Paroki Keluarga Kudus Banteng ini sudah terlaksana satu kali, yang dihadiri oleh Mgr. Yohanes Puja Sumarta, Pr di Panti Paroki Banteng. 7. Penyuluhan Tentang Kesehatan Kelompok lansia menyadari pentingnya untuk meningkatkan dan menjaga kesehatan secara rutin, yakni melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur, karena berkaitan dengan terjadinya penurunan daya tahan bagi kaum lansia, baik secara fisik maupun psikologis.Terselenggaranya kegiatan ini berkat kerjasama antar kaum lansia dengan para dokter yang ada di lingkungan paroki Banteng.Mereka melibatkan dokter terdekat dan yang bersedia untuk membantu.

C. Berbagai Kemungkinan Program yang Dapat Ditawarkan untuk