Pengisian Daun ke dalam Ketel Cara Penyulingan Kayu Putih

9

2.3. Proses Penyulingan Minyak Kayu Putih

Penyulingan didasarkan pada sifat minyak atsiri yang dapat menguap jika dikenai atau dialiri uap air panas. Jika uap yang terjadi diembunkan, akan diperoleh air dan minyak yang masing-masing terpisah. Proses penyulingan secara umum adalah seluruh kegiatan dalam isolasi minyak atsiri berikut cara pembersihan dan penampungannya. Tahap kegiatannya meliputi pengisian daun kedalam ketel, penyulingan daun, serta pembersihan daun dan minyak Sumadiwangsa 1976.

2.3.1. Pengisian Daun ke dalam Ketel

Pengisian daun ke dalam ketel perlu diusahakan agar mencapai kapasitas optimum, merata dan tidak terlalu padat. Pengisian daun yang terlalu padat akan menghalangi uap air, sehingga daun menjadi basah. Hal ini mengakibatkan terjadinya proses hidrolisa yang dapat menurunkan kualitas minyak karena sebagian besar uap air tidak dapat lewat, sementara aliran uap air terus berlangsung. Akibatnya tekanan uap pada ketel semakin membesar dan membentuk celah-celah aliran pada tumpukan bahan. Selama proses penyulingan uap air hanya melewati celah tersebut dan tidak membatasi seluruh daun atau hanya melewati celah tersebut dan tidak membasahi seluruh daun atau hanya melewati tempat-tempat yang kurang padat. Sebaliknya pengisian yang terlalu longgar akan merugikan, karena rendemen menjadi rendah Sumadiwangsa 1973.

2.3.2. Cara Penyulingan Kayu Putih

Bahan-bahan yang digunakan dalam proses penyulingan atau destilasi yaitu : ketel penyulingan wadah tempat penyulingan, bak pendingin atau kondensor yang berfungsi mengubah uap menjadi air, tungku atau perapian yang berfungsi untuk kebutuhan kalori pembakaran, dan alat penampung minyak yang berfungsi untuk memisahkan air dan minyak, dengan waktu penyulingan antara 3 sampai 4 jam. Selesai penyulingan kemudian minyak disuling di dalam botol atau drum-drum tempat penampungan kemudian ditutup rapat-rapat mulut botol atau drum untuk menghindari penguapan. Menurut Guenther 1987, penyulingan minyak kayu putih dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu perebusan, pengkukusan, dan penyulingan langsung dengan uap, yaitu : 10 1. Penyulingan dengan Perebusan Kohobasi Cara penyulingan ini merupakan cara penyulingan yang paling sederhana dan membutuhkan biaya terkecil. Pada cara ini, daun dan air dicampur dalam satu ketel. Ketel biasanya dibuat dari bahan tembaga atau besi misalnya drum bekas, sedangkan pipa pendingin sebaiknya dibuat dari bahan stainless steel sehingga minyak yang dihasilkan tidak berwarna. Kelemahan cara ini adalah daun yang dekat dengan api akan cepat hangus, sementara suhu dan tekanan udara tidak dapat diatur. Penyulingan dilakukan pada keadaan konstan, yaitu sekitar 100 o C dan tekanan udara 1 atm, sehingga membutuhkan waktu yang lama. 2. Penyulingan dengan Pengkukusan Water and Steam Distillation Penyulingan dengan cara pengkukusan mempunyai karakteristik adanya pemisahan antara air dan daun, berupa sekat berlubang-lubang. Keuntungan cara ini adalah dapat menghindarkan hangusnya daun dan memperkecil terjadinya hidrolisis daun karena tidak terjadi kontak langsung antara air dan daun. Penyulingan juga dilakukan pada kondisi konstan, yaitu pada suhu 100 o C dan tekanan 1 atm. 3. Penyulingan Langsung dengan Uap Direct Steam Distillation Pada penyulingan dengan cara ini dilakukan pemisahan antara ketel uap pembangkit uap dan ketel daun sehingga tekanan uap yang diperlukan dapat diatur dan disesuaikan menurut kegunaannya. Penyulingan langsung dapat dilakukan pada keadaan tekanan 2-4 atm, tergantung pada bentuk dan kapasitas ketel daun. Semakin tinggi tekanan uap, proses penyulingan akan semakin cepat. Untuk mendapatkan tekanan uap optimum, dapat dilakukan percobaan empiris pada masing-masing pabrik sehingga diperoleh kuantitas dan kualitas yang tertinggi.

2.3.3. Pembersihan Daun dan Minyak