Taksonomi Tanaman Kayu Putih Melaleuca leucadendron Linn

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tanaman Kayu Putih Melaleuca leucadendron Linn

2.1.1. Taksonomi Tanaman Kayu Putih Melaleuca leucadendron Linn

Menurut Core 1955 dalam Sunanto 2003, sistematika tumbuhan kayu putih Melaleuca leucadendron Linn diklasifikasikan sebagai berikut: Gambar 1 . Tanaman Kayu Putih Melaleuca leucadendron Linn Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Subkelas : Aechichlamideae Ordo : Myrtales Famili : Mrytaceae Genus : Melaleuca Species : Melaleuca leucadendron Linn. Minyak kayu putih disuling dari daun segar dan ranting terminal branchlet beberapa jenis Melaleuca, merupakan jenis semak dan pohon yang tumbuh melimpah di Kepulauan Hindia Timur Indonesia, Semenanjung Malaya, dan beberapa tempat lainnya. Identitas yang tepat mengenai species yang menghasilkan minyak kayu putih komersial masih belum jelas dalam beberapa tahun lamanya, dan beberapa species diantaranya adalah Melaleuca leucadendron Linn., M.cajeputi Roxb., serta M.viridiflora Gartn Guenther 1987. Tanaman minyak kayu putih Melaleuca leucadendron Linn tumbuh liar di daerah berhawa 5 panas. Ada yang sengaja dibudidayakan sebagai tumbuhan obat. Bentuk daunnya jorong, mirip ujung tombak. Kulit batangnya berwarna putih, buahnya berbentuk kotak, bijinya halus seperti sekam Harris 1993. Menon 1989 mengemukakan bahwa daerah penyebaran utama pohon kayu putih adalah di Jawa Tengah dan Jawa Timur, Maluku, Kalimantan Selatan, Irian Jaya, dan Bali. Di Jawa pohon ini ditemukan di hutan rawa sepanjang pantai Karawang dan Indramayu serta di pulau Bawean. Pohon ini banyak pula ditemukan di pulau Buru kecuali bagian selatan yang berbatu. Pohon ini dapat tumbuh terutama di lahan yang miskin hara, kering, dan yang ditumbuhi alang- alang. Tanaman ini dapat tumbuh di dataran rendah dan di dataran tinggi pegunungan dengan kondisi lahan yang kritis dan temperatur udara yang panas. Tanaman kayu putih yang tumbuh di daerah pegunungan biasanya memiliki kadar sineol di dalam daun dan menghasilkan minyak lebih banyak jika dibandingkan dengan tanaman kayu putih yang berada di daerah yang berdataran rendah dan berawa Sunanto 2003. Tanaman ini akan mengeluarkan banyaknya daun setelah terjadi kebakaran lahan yang disebabkan tingginya suhu udara. Dalam setahun dilakukan pemanenan daun kayu putih sebanyak dua kali untuk kelangsungan produksi. Daun yang masih muda atau terlampau tua akan menghasilkan rendemen yang sedikit dengan mutu yang rendah. Tempat penimbunan daun sebelum disuling sebaiknya dibuat dalam bentuk rak-rak atau menebarkan daun di lantai yang kering dengan ketinggian kurang lebih 20 cm, dengan kondisi suhu kamar dan sirkulasi yang terbatas. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya fermentasi daun yang dapat menurunkan kadar sineol dalam daun.

2.1.2. Daun Kayu Putih