Putaran Optik Sifat Fisiko-Kimia 1. Bobot Jenis

33 menurun Guenther, 1987. Pada saat pemasakan dengan kerapatan yang terlalu tinggi mengakibatkan tidak sempurnanya pemasakan, sehingga seluruh ikatan rangkap yang dihasilkan tidak terputus an berubah menjadi senyawa lain. Dengan terputusnya ikatan rangkap dalam minyak membuat komponen-komponen menjadi lebih ringan dan kerapatannya berkurang. Kerapatan yang rendah memudahkan sinar yang menembus minyak untuk dibiaskan menuju normal. Semakin mudah sinar dibiaskan dalam suatu medium, maka nilai indeks bias tersebut akan semakin rendah. Adanya kandungan air pada minyak juga dapat menyebabkan indeks bias menurun karena adanya air dapat memicu proses hidrolisis.

4.2.4. Putaran Optik

Minyak atsiri mempunyai kemampuan untuk memutar bidang polarisasi ke kanan dekstro atau ke kiri levo Guenther 1987. Kemampuan ini disebabkan karena minyak atsisi mengandung komponen-komponen kimia yang mempunyai atom karbon C asimetris pada struktur kimianya Affandi 2003. Nilai rata-rata putaran optik minyak kayu putih pada berbagai perlakuan berkisar antara -0,4 sampai – 1,9. Dalam putaran optik sudut rotasi tergantung dari sifat cairan, panjang tabung yang digunakan dan suhu. Derajat rotasi dan arahnya, penting untuk menentukan kriteria kemurnian. Arah perputaran bidang polarisasi rotasi biasanya menggunakan tanda + untuk menunjukkan dextrorotation rotasi ke arah kanan, sesuai dengan perputaran arah jarum jam, dan tanda - untuk laevorotation rotasi ke kiri, yaitu berlawanan dengan arah jarum jam Ketaren 1985. Gambar 9 . Grafik Hasil Uji Putaran Optik 34 Putaran optik adalah besarnya pemutaran bidang polarisasi suatu zat. Nilai putaran optik yang diperoleh pada penelitian ini seluruhnya memenuhi standar SNI dan juga masuk ke dalam standar EOA yang mensyaratkan kadar putaran optik memiliki nilai antara -4 – 0. Pada Gambar 9, nilai putaran optik yang tertinggi berada pada kerapatan daun 0,17 grcm 3 dengan varietas kuncup putih sebesar -0,4 dan yang terendah pada kerapatan daun 0,35 grcm 3 dengan varietas kuncup merah sebesar -1,9. Dari Gambar 9 dapat diketahui bahwa nilai putaran optik pada kuncup putih yang tertinggi pada kerapatan daun 0,17 grcm 3 , dan yang terendah berada pada kerapatan daun 0,26 grcm 3 . Sedangkan pada varietas kuncup merah, nilai putaran optik yang dihasilkan memiliki kecenderungan semakin menurun. Tabel 8 . Nilai Putaran Optik Minyak Kayu Putih Putaran Optik Minyak Kayu Putih Varietas Daun Kerapatan grcm 3 Putih Merah 0,17 -0,4 -0,9 0,26 -1,2 -1,2 0,35 -1 -1,9 Berdasarkan hasil yang diperoleh nilai putaran optik yang paling baik adalah pada kerapatan daun 0,17 grcm 3 dengan kuncup putih, dimana pada kerapatan daun 0,17 grcm 3 memiliki sifat optis aktif yang lebih besar dibandingkan nilai putaran optik yang lainnya. Pada prinsip kerja polarimetri, besar pemutaran bidang polarisasi suatu larutan yang optis aktif dipengaruhi oleh struktur molekul, temperatur, panjang gelombang, konsentrasi, panjangnya pipa polarimeter, banyaknya molekul pada jalan cahaya, dan pelarut. Kedudukan dan banyaknya atom C asimetrik dalam struktur kimia suatu senyawa dipengaruhi arah dan besarnya nilai putaran optik tersebut. Kerusakan kimia yang terjadi selama pengeringan seperti oksidasi, hidrolisis, dan dekomposisi posisi oleh mikroorganisme dapat merubah kedudukan dan menambah atau mengurangi atom C asimetrik Affandi 1993. Dalam pengerjaannya, minyak atau cairan harus bebas dari endapan dan suspensi. Sering minyak atsiri mengandung air, dan minyak ini harus dikeringkan dengan Na 2 SO 4 anhidrida dan disaring dan sebelum dianalisis Ketaren 1985. 35

4.2.5. Kelarutan dalam Etanol 70