Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan hipotesis yang diajukan dan penelitian yang telah dilakukan maka hasil penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Analisis Tahap Awal Analisis tahap awal dilakukan sebelum pelaksanaan perlakuan kepada kelompok perlakuan. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui adanya kesamaan kondisi awal populasi pada umumnya dan kondisi awal sampel pada khususnya sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok sampel kelompok SETS dan kelompok NONSETS berangkat dari titik tolak yang sama. Data yang digunakan adalah nilai NEM IPA SMP siswa kelas X SMA Negeri 1 Kendal. Pada analisis tahap awal dilakukan tiga uji, yaitu uji normalitas, uji homogenitas dan uji kesamaan keadaan awal populasi uji anava. a. Uji normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kenormalan data dan untuk menentukan uji selanjutnya apakah memakai statistik parametrik atau non parametrik. Hasil analisis data awal uji normalitas dapat dilihat pada tabel 7. 56 57 Tabel 7. Hasil uji normalitas data awal Kelas χ 2 hitung χ 2 tabel Kriteria X A 7,2611 7,81 Normal X B 1,9606 7,81 Normal X C 3,4746 7,81 Normal X D 1,7643 7,81 Normal X E 4,6600 7,81 Normal X F 6,0213 7,81 Normal X G 3,6831 7,81 Normal X H 3,0726 7,81 Normal X I 4,8226 7,81 Normal Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh χ 2 hitung untuk setiap data kurang dari χ 2 tabel dengan dk=3 dan α=5 yang berarti data tersebut berdistribusi normal, oleh karena itu uji selanjutnya memakai statistik parametrik. Contoh perhitungan uji normalitas data awal terdapat pada lampiran 2a. b. Uji homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kehomogenan populasi. Hasil analisis data uji homogenitas populasi dapat dilihat pada tabel 8. Tabel 8. Hasil uji homogenitas populasi Data χ 2 hitung χ 2 tabel Kriteria Nilai NEM SMP 5,758 15,51 Homogen Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh χ 2 hitung kurang dari χ 2 tabel dengan dk=8 dan α=5 yang berarti populasi mempunyai varians yang sama homogen. Perhitungan uji homogenitas data awal terdapat pada lampiran 2b. 58 c. Uji kesamaan keadaan awal populasi uji anava Uji anava merupakan uji untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan rata-rata antar kelompok anggota populasi. Hasil analisis data uji kesamaan keadaan awal populasi uji anava dapat dilihat pada tabel 9. Tabel 9. Hasil uji kesamaan keadaan awal populasi uji anava Data F hitung F tabel Kriteria Nilai NEM SMP 1,9481 1,97 Tidak berbeda Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh F hitung kurang dari F tabel yang berarti bahwa tidak ada perbedaan rata-rata dari kesembilan kelas populasi. Perhitungan uji kesamaan keadaan awal populasi terdapat pada lampiran 2c. 2. Analisis Soal Uji Coba Salah satu instrumen pada penelitian ini adalah seperangkat tes hasil belajar yang berupa soal-soal obyektif sebanyak 70 soal contoh soal ada di lampiran 4 berbentuk pilihan ganda dengan lima alternatif jawaban dan hanya satu jawaban yang benar. Sebelum seperangkat tes diujikan pada kelompok perlakuan maka diujicobakan terlebih dahulu kepada siswa di luar sampel untuk mengetahui mutu perangkat tes yang telah dibuat. Tes ujicoba dilakukan pada siswa di luar sampel dalam hal ini adalah kelas XI.2 SMA Negeri 1 Kendal dengan tujuan untuk menghindari biasnya hasil penelitian. Peserta ujicoba sebanyak 38 siswa sehingga baik kelompok atas maupun kelompok bawah keduanya masing-masing berjumlah 19. Agar dapat diperoleh data yang baik sesuai dengan kenyataan maka perangkat tes harus baik. Perangkat tes dapat dikatakan baik sebagai alat ukur hasil belajar apabila memenuhi 59 persyaratan tes yaitu validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran soal dan daya beda. Berdasarkan perhitungan hasil tes ujicoba yang telah dilakukan maka dapat diuraikan sebagai berikut: a. Validitas Soal Suatu instrumen dianggap valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Soal dianggap valid apabila pada perhitungan dihasilkan r hitung r tabel . Berdasarkan perhitungan validitas soal lampiran 5 diperoleh hasil sebagai berikut: 1 Soal valid berjumlah 47 butir, yaitu nomor 2, 3, 5, 6, 7, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 29, 30, 31, 32, 34, 35, 36, 37, 39, 40, 42, 45, 46, 47, 49, 51, 52, 53, 55, 57,.61, 63, 64, 66, 67, 70. 2 Soal tidak valid berjumlah 23 butir,yaitu nomor 1, 4, 8, 10, 17, 25, 28, 33, 38, 41, 43, 44, 48, 50, 54, 56, 58, 59, 60, 62, 65, 68, 69. Sehingga perbandingan persentase soal valid dengan soal yang tidak valid adalah 67:33 b. Tingkat kesukaran soal Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk meningkatkan usaha memecahkannya, sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran. Berdasarkan perhitungan tingkat kesukaran soal lampiran 5 diperoleh hasil sebagai berikut: 60 1 Soal yang tergolong mudah berjumlah 29 butir, yaitu nomor 5, 8, 10, 11, 13, 14, 15, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 29, 31, 32, 35, 36, 39, 40, 41, 46, 55, 57, 58, 62, 64. 2 Soal yang tergolong sedang berjumlah 27 butir, yaitu nomor 2, 3, 6, 7, 9, 12, 16, 17, 19, 28, 30, 34, 37, 38, 42, 45, 47, 48, 49, 51, 52, 59, 60, 61, 63, 67, 69. 3 Soal yang tergolong sukar berjumlah 14 butir, yaitu nomor 1, 4, 27, 33, 43, 44, 50, 53, 54, 56, 65, 66, 68, 70. Sehingga perbandingan persentase soal mudah: sedang: sukar adalah 41,4: 38,6: 20 c. Daya Pembeda Soal Daya pembeda soal merupakan kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang bodoh berkemampuan rendah. Soal yang baik adalah soal yang dapat dijawab benar oleh siswa yang pandai saja. Melalui hasil perhitungan daya pembeda soal lampiran 5 maka diperoleh kategori soal sebagai berikut: 1 Soal yang tergolong baik berjumlah 16 butir, yaitu nomor 2, 3, 6, 7, 9, 16, 21, 22, 27, 34, 37, 42, 45, 47, 66, dan 70. 2 Soal yang tergolong cukup berjumlah 30 butir, yaitu nomor 1, 4, 12, 13, 14, 19, 20, 24, 26, 28, 29, 30, 31, 32, 35, 36, 38, 39, 40, 46, 49, 51, 53, 55, 57, 59, 61, 64, 65, dan 67. 3 Soal yang tergolong jelek berjumlah 16 butir, yaitu nomor 5, 8, 10, 11, 15, 18, 23, 25, 41, 43, 52, 54, 60, 62, 63, dan 68. 61 4 Soal yang tergolong sangat jelek berjumlah 8 butir, yaitu nomor 17, 33, 44, 48, 50, 56, 58, 69 Sehingga perbandingan persentase soal baik: cukup: jelek: sangat jelek = 22,9: 42,9: 22,9: 11,3 d. Reliabilitas Soal Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai reliabilitas tinggi kepercayaan tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tepat dan ajeg. Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas soal lampiran 5 maka diperoleh data r 11 = 0, 865 sedangkan r tabel = 0,320. Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh r 11 lebih dari r tabel yang berarti bahwa reliabilitas soal tergolong sangat tinggi. Berdasarkan analisis 70 soal uji coba, yang memenuhi syarat untuk penelitian sebanyak 45 soal, yaitu soal nomor 2, 3, 6, 7, 9, 11, 12, 13, 14, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 29, 30, 31, 32, 34, 35, 36, 37, 39, 40, 42, 45, 46, 47, 49, 51, 52, 53, 55, 57, 61, 63, 64, 66, 67, dan 70. Ke-45 soal tersebut selanjutnya digunakan untuk mengukur hasil belajar kelompok perlakuan contoh soal ada di lampiran 7. Dari ke-45 soal yang digunakan sebagai soal tes hasil belajar maka perbandingan persentase soal valid: tidak valid adalah 100: 0, perbandingan persentase soal mudah: sedang: sukar adalah 46,6: 44,4: 8,8, sedangkan perbandingan persentase soal baik: cukup: jelek: jelek sekali adalah 35,5: 53,3: 11,2: 0. 62 3. Analisis Tahap Akhir Analisis tahap akhir bertujuan untuk menjawab hipotesis yang telah dikemukakan. Data yang digunakan dalam analisis tahap akhir adalah data hasil belajar siswa kelompok perlakuan baik kelompok SETS maupun kelompok NONSETS lampiran 14. Analisis tahap akhir meliputi uji normalitas, uji kesamaan dua varians, dan uji hipotesis lampiran 15. a. Uji normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kenormalan data dan untuk menentukan uji selanjutnya apakah memakai statistik parametrik atau non parametrik. Hasil uji normalitas data akhir dapat dilihat pada tabel 10. Tabel 10. Hasil uji normalitas data akhir Kelompok Kelas χ 2 hitung χ 2 tabel Kriteria SETS X A 6,2104 7,81 Normal NONSETS X C 3,6574 7,81 Normal Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh χ 2 hitung untuk setiap data kurang dari χ 2 tabel dengan dk=3 dan α=5 yang berarti data hasil belajar tersebut berdistribusi normal, oleh karena itu uji selanjutnya menggunakan statistik parametrik. b. Uji kesamaan dua varians Uji kesamaan dua varians digunakan untuk mengetahui kehomogenan kedua kelompok sampel yang diambil dengan teknik Cluster Ramdom Sampling. Hasil uji kesamaan dua varians data hasil belajar antara kelompok SETS dan NONSETS dapat dilihat pada tabel 11. 63 Tabel 11. Hasil uji kesamaan dua varians Data F hitung F tabel Kriteria Hasil belajar kimia 1,567 1,89 Homogen Pada perhitungan uji kesamaan dua varians hasil belajar kelompok perlakuan diperoleh varians untuk kelompok SETS sebesar 0,8231 lampiran 15 sedangkan varians kelompok NONSETS sebesar 0,5252 lampiran 15, sehingga harga F hitung = 1,567. Berdasarkan tabel, untuk taraf signifikan 5 dengan dk = 40-1: 40-1 diketahui harga F 0,02539:39 = 1,89. Karena harga F hitung lebih kecil dari F tabel maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok mempunyai varians yang sama. c. Uji hipotesis Uji hipotesis digunakan untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis yang diujikan, artinya hipotesis kerja akan diterima atau ditolak. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t dengan berangkat dari data yang berdistribusi normal. Hasil uji hipotesis dapat dilihat pada tabel 12. Tabel 12. Hasil uji hipotesis Data t hitung t tabel Kriteria Hasil belajar kimia 4,167 1,66 Ha diterima Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas maka hipotesis kerja diterima yang berarti bahwa ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar kimia dengan pendekatan SETS dan pendekatan NONSETS pada materi pokok sistem periodik dan struktur atom pada siswa kelas X semester 1 SMA Negeri 1 Kendal tahun ajaran 20052006 dan ternyata hasil belajar kimia 64 pada materi tersebut dengan pendekatan SETS lebih baik daripada dengan pendekatan NONSETS.

B. Pembahasan

Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN PENDEKATAN CTL DILENGKAPI MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PERIODIK UNSUR KELAS X

1 52 101

STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN NHT YANG DILENGKAPI MEDIA WORKSHEET TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR ATOM.

0 4 25

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DAN TIPE THINK PAIR SHARE PADA MATERI STRUKTUR ATOM DAN SISTEM PERIODIK DI SMA.

0 2 21

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN MEDIA TTS DAN MEDIA SCRAMBEL PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR ATOM DAN SISTEM PERIODIK UNSUR.

0 4 16

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING) DAN PENDEKATAN KONVENSIONAL PADA HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON.

0 0 18

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KOMIK KIMIA TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA KELAS XI PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR ATOM DAN SISTEM PERIODIK UNSUR.

0 0 27

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA YANG DIBERI PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTRUKTIVISME DAN PENDEKATAN EKSPOSITORI PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN SISWA KELAS VIII SMP N 3 CEPIRING.

0 0 7

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DENGAN PENDEKATAN SETS TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA MA NEGERI KENDAL KELAS X.

0 1 1

Komparasi Hasil Belajar Siswa SMA Negeri 1 Bae Kudus Pada Pembelajaran Kimia Bervisi SETS Antara Siswa Yang Diberi LKS Berstruktur Dengan Tanpa LKS Berstruktur Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan.

0 0 1

Komparasi Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Sistem Periodik dan Struktur Atom antara Siswa yang diberi Pembelajaran dengan Pendekatan SETS dan Pendekatan NONSETS pada Siswa Kelas X Semester 1 SMA Negeri 1 Kendal Tahun Ajaran 2005/2006.

0 0 1