Ruang Lingkup Penulisan Pengertian Jalan Perencanaan Pembangunan Jalan

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 4 1. Wawancara Metode ini dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan proses pengerjaan untuk memperoleh data dan pengetahuan dalam perencanaan proyek. 2. Tinjauan Pustaka Dengan mencoba memahami litelatur dan buku panduan yang berhubungan dengan kegiatan perencanaan jalan dan jembatan. Pustaka yang digunakan untuk membandingkan kenyataan yang terjadi di proyek mengenai teori konstruksi jalan dan jembatan, serta dokumen yang diperoleh dari kontraktor. 3. Survei Lapangan Survei lapangan dilakukan untuk mengumpulkan informasi langsung dari proyek tempat kerja praktek, yang berguna sebagai bahan pembanding dari tijauan pustaka selama 4 bulan dari Bulan Februari sampai dengan Bulan Mei. 4. Studi Dokumen proyek Dokumen proyek sangat membantu dalam melakukan perbandingan antara perencanaan dengan pelaksanaan proyek. Mengenai pelaksanaan dan hal-hal yang terlihat di proyek, ditanyakan dan didiskusikan secara langsung pada pembimbing di lapangan.

1.4 Ruang Lingkup Penulisan

Penelitian ini perlu dibatasi agar dapat dilakukan secara efektif dan tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Adapun lingkup penelitian ini terbatas pada : a. Survei lapangan b. Studi dokumen proyek Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Jalan

Jalan adalah. prasarana transportasi darat yang meliputi segal bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah danatau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006. Jalan raya adalah jalur - jalur tanah di atas permukaan bumi yang dibuat oleh manusia dengan bentuk, ukuran - ukuran dan jenis konstruksinya sehingga dapat digunakan untuk menyalurkan lalu lintas orang, hewan dan kendaraan yang mengangkut barang dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan mudah dan cepat Clarkson H.Oglesby,1999. Untuk perencanaan jalan raya yang baik, bentuk geometriknya harus ditetapkan sedemikian rupa sehingga jalan yang bersangkutan dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada lalu lintas sesuai dengan fungsinya, sebab tujuan akhir dari perencanaan geometrik ini adalah menghasilkan infrastruktur yang aman, efisiensi pelayanan arus lalu lintas dan memaksimalkan ratio tingkat penggunaan biaya juga memberikan rasa aman dan nyaman kepada pengguna jalan.

2.2. Perencanaan Pembangunan Jalan

Dalam rangka mendukung perencanaan kota pengembangan jalan merupakan salah satu prioritas utama di samping perencanaan yang lain yaitu arahan penggunaanperuntukkan lahan, arah pengembangan kota dan rencana kawasan tertentu seperti industri UU No. 241992, oleh Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 6 karena itu pengembangan jalan perkotaan tersebut perlu diselaraskan dengan rencana tata ruang kota. Untuk maksud tersebut upaya yang dapat dilakukan antara lain adalah penataan sistem jaringan jalan, penataan fungsi dan pelayanan jalan, penetapan persyaratan teknis masing-masing jalan. Ruang lingkup pengembangan dan perencanaan jalan meliputi seluruh prasarana jalan dan jembatan umum yang dapat dilalui oleh kendaraan yang terdapat di seluruh wilayah administratif tetapi dalam RUTRK yang tercantum hanyalah jalan-jalan utama seperti jalan arteri. Penanganan jalan kota diarahkan agar tercipta kondisi pelayanan lalu lintas yang tertib, teratur, aman dan memberi kenyamanan bagi penggunaan jasa prasarana dan sarana jalan tersebut. Kusumantoro 1994 menyatakan bahwa untuk menghindari masalah penyediaan sarana dan prasarana transportasi di Jerman dilakukan dengan meningkatkan kapasitas jalan melalui manajemen lalu lintas serta memanfaatkan angkutan umum massal. Angkutan massal ini berupa modal yang mampu memberikan kapasitas yang besar bagi penggunaan angkutan umum. Untuk menumbuhkan perekonomian di negara berkembang salah satu faktor yang paling penting adalah meningkatkan aksesibilitas masyarakat di dalam wilayah melalui jaringan transportasi. Dengan aksesibilitas transportasi di dalam wilayah atau kota maka kelompok masyarakat di dalam wilayah atau kota tersebut akan mudah dan cepat melakukan aktivitasnya Taafe, 1986. Salah satu dampak pengembangan sub pusat kegiatan perkotaan dengan strategi peningkatan aksesibilitas jalan raya seringkali mengabaikan perkotaan dengan strategi peningkatan aksesibilitas jalan raya seringkali mengabaikan aspek jarak. Penempatan sub pusat kegiatan yang terlalu jauh dengan pusat utama dengan mengabaikan faktor pertumbuhan kegiatan yang sangat pesat, pada akhirnya justru menjadikan kawasan kota menjadi membesar tanpa diimbangi oleh adanya pengembangan prasarana transportasi yang memadai. Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 7

2.3. Klasifikasi Jalan