b. Bidang pelayanan BK, meliputi: 1. Bidang pengembangan pribadi
2. Bidang pengembangan sosial 3. Bidang pengembangan kegiatan belajar
4. Bidang pengembangan karir 5. Bidang pengembangan kehidupan berkarya
6. Bidang pengembangan kehidupan keberagamaan
c. Jenis layanan BK, meliputi: 1. Layanan orientasi
2. Layanan informasi 3. Layanan penempatan dan penyaluran
4. Layanan pembelajaranlayanan penguasaan konten 5. Layanan konseling perseorangan
6. Layanan konseling bimbingan kelompok 7. Layanan konseling kelompok
8. Layanan konsultasi 9. Layanan mediasi
d. Kegiatan pendukung BK, meliputi: 1. Aplikasi instrumentasi
2. Himpunan data 3. Konferensi kasus
4. Kunjungan rumah 5. Alih tangan kasus
Prayitno, 2004: i-ii dalam Lubis, 2012: 73
2.3.1 Keterpaduan Mantap Tentang Pengertian, Tujuan, Fungsi, Prinsip
dan Asas, serta Landasan Bimbingan dan Konseling Keterpaduan mantap tentang pengertian, tujuan, fungsi, prinsip dan asas,
serta landasan bimbingan dan konseling merupakan pengetahuan wawasan bimbingan dan konseling yang harus dimiliki oleh guru BK. Adapun penjelasan
pengertian, tujuan, fungsi, prinsip dan asas, serta landasan bimbingan dan konseling sebagai berikut:
2.3.1.1 Pengertian Bimbingan dan Konseling
Bimbingan merupakan istilah yang sudah umum dalam dunia pendidikan Menurut Mugiarso,dkk 2009: 4-5 meyebutkan bahwa:
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik
anak-anak, remaja, maupun dewasa, agar orang yang dibimbing mendapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri,
dengan memanfaatkan kekuatan individu yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Menurut Rochman Natawidjaja menjelaskan pengertian bimbingan sebagai berikut: “Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang
dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar, sesuai
dengan tuntutan dan keadaan keluarga, serta masyarakat ” dalam Winkel, 2006:
29. Sedangkan Jowss 1963, dalam Aqib dan Elham Rohmanto, 2007: 117 “Guidance is the help given by one person to another in making choice and
adjustments and in solv ing problems”. Dalam pengertian yang dikemukakan
oleh Jowss, terkandung maksud bahwa tugas pembimbing hanyalah membantu agar individu yang dibimbing mampu membantu dirinya sendiri, sedangkan
keputusan akhir tergantung pada individu yang dibimbingnya klien. Dari pengertian di atas yang dikemukakan oleh para ahli tersebut, pada
prinsipnya mengandung beberapa unsur pokok sebagai berikut: 1 Bimbingan merupakan proses membantu individu, baik itu secara
perseorangan maupun kelompok. 2 Bimbingan merupakan suatu proses yang berkelanjutan. Proses bimbingan
dilakukandiikuti secara terus menerus, sengaja bukan kebetulan semata, sistematis, dan terarah.
3 Bimbingan diberikan oleh seorang yang ahli, dalam arti orang yang memiliki keahlian dan pengalaman khusus dalam bidang bimbingan.
4 Tujuan bimbingan adalah agar individu dapat memahami diri, mengarahkan diri, dan mengembangkan diri sesuai kemampuan dan potensi yang dimiliki
secara optimal. Bimbingan hanya bersifat membantu individu agar individu dapat membantu dirinya sendiri.
5 Bimbingan dilaksanakan sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Berdasarkan unsur-unsur pokok di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang yang ahli kepada individu peserta didik secara berkesinambungan agar individu dapat
memahami, mengarahkan,
dan mengembangkan
potensikemampuannya
berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Secara Etimologi berasal dari bahasa Latin “consilium “artinya “dengan” atau bersama” yang dirangkai dengan “menerima atau “memahami” . Sedangkan
dalam Bahasa Anglo Saxon istilah konseling berasal dari “sellan” yang berarti”menyerahkan” atau “menyampaikan”. Menurut Tohirin 2007:25
“Konseling bisa berarti kontak atau hubungan timbal balik antara dua orang konselor dan klien untuk menangani masalah klien, yang didukung oleh keahlian
dan dalam suasana yang laras dan integrasi, berdasarkan norma-norma yang berlaku untuk tujuan yang berguna bagi klien
”. Gladding dalam Lesmana mendefinisikan konseling sebagai berikut: “Counseling is a relatively short-term,
interpersonal, theory-based, professional activity guided by ethical and legal standarts that focuses on helping persons who are basically psychologically
healthy to resolve developmental and situational problems ” 2005 : 4. Konseling
adalah relatif jangka pendek, interpersonal, berbasis teori, kegiatan profesional
dipandu oleh standart etika dan hukum yang berfokus pada orang-orang yang membantu dasarnya sehat secara psikologis untuk mengatasi masalah
perkembangan dan situasional. Sedangkan Willis menjelaskan pengertian konseling yaitu:
Konseling adalah upaya bantuan yang diberikan seorang pembimbing yang terlatih dan berpengalaman, terhadap individu-
individu yang membutuhkannya, agar individu tersebut dapat berkembang potensinya secara optimal, mampu mengatasi
masalahnya dan mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang selalu berubah. 2004:18
Dari pengertian di atas yang dikemukakan oleh para ahli tersebut, pada
prinsipnya mengandung beberapa unsur pokok sebagai berikut: 1 Konseling berupa hubungan timbal balik secara langsung antara dua orang
yaitu konselor dan konseli 2 Tujuan konseling adalah agar konseli dapat mengembangkan potensi secara
optimal, mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi, dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang selalu berubah.
3 Proses konseling dilakukan berdasarkan standartkode etik konseling dan norma-norma yang berlaku.
Berdasarkan unsur-unsur konseling di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui kontak
langsungwawancara konseling antara dua orang oleh konselor kepada konseli yang mengalami permasalahan agar konseli dapat memecahkan permasalahan
yang dihadapi sehingga dapat mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal.
Dengan demikian bimbingan dan konseling merupakan suatu proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh konselor melalui wawancara konseling
kepada konseli agar dapat mengembangkan kemampuan untuk memecahkan permasalahan yang dialami dan mengembangkan segala potensi secara optimal
berdasarkan norma-norma yang berlaku. 2.3.1.2
Tujuan Bimbingan dan Konseling
Pelayanan bimbingan dan konseling di suatu lembaga pendidikan formal sekolah diselenggarakan dalam rangka melaksanakan suatu program bimbingan
yaitu rangkaian kegiatan bimbingan yang terencana, terorganisir dan terkoordinasi selama periode waktu tertentu. Pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling
yang terencana, terorganisir dan terkoordinasi tersebut diharapkan dapat mencapat
tujuan pelayanan bimbingan dan konseling.
Tujuan pelayanan bimbingan dan konseling mencakup tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dari layanan bimbingan dan konseling adalah sesuai
dengan tujuan pendidikan, sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional UUSPN Tahun 2003 UU No. 202003, yaitu
terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yang cerdas, yang beriman, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, keperibadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Depdiknas dalam Sukardi, 2008: 44. Selain itu tujuan umum bimbingan dan konseling juga sejalan dengan pengertian bimbingan dan konseling itu sendiri
yaitu untuk membantu individu memperkembangkan diri secara optimal sesuai
dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinyaseperti kemampuan dasar dan bakat-bakatnya, berbagai latar belakang yang ada seperti
latar belakang keluarga, pendidikan, status sosial ekonomi, serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya Prayitno, 2004:114.
Secara khusus tujuan bimbingan dan konseling adalah penjabaran tujuan umum tersebut yang dikaitkan secara langsung dengan permasalahan yang dialami
oleh individu yang bersangkutan, sesuai dengan kompleksitas permasalahannya itu. Tujuan khusus tiap individu mermiliki karakteristik yang berbeda-beda,
karena setiap individu memiliki keunikannya tersendiri dan permasalahan yang berbeda-beda. Berdasarkan hal tersebut inti tujuan dari pelayanan bimbingan dan
konseling adalah pengembangan diri siswa. Pelayanan bimbingan dan konseling diarahkan untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki seoptimal mungkin.
Dengan demikian pelayanan bimbingan dan konseling bukan hanya menangani siswa yang bermasalah saja, namun juga membantu para siswa untuk
mengoptimalkan potensi yang dimiliki sehingga tercapai kemandirian dalam pemahaman, penerimaan , pengarahan dan pengaktualisasianperwujudan diri.
2.3.1.3 Fungsi Bimbingan dan Konseling