62
4.1.2.3 Refleksi
Kurang berhasilnya pembelajaran pada siklus I membuat peneliti merasa perlu melaksanakan tindakan pada siklus II sebagai rangkaian dari tindakan
penelitian tindakan kelas ini.Penggunaan pendekatan RME dalam siklus II pada materi Operasi hitung Penaksiran menggunakan uang di kelas IV SD Negeri 01
Majapura Bobotsari sudah dapat dikatakan berhasil.Hal ini dapat dilihat dari peningkatan aktivitas belajar siswa pada siklus II. Pada siklus I dengan presentase
klasikal sebesar 56,73. Sementara berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada proses pembelajaran siklus II, dapat diketahui bahwa presentase klasikal
meningkat menjadi 76,63 yang masuk kriteria tinggi. Peningkatan skor aktivitas belajar siswa ini disebabkan oleh
meningkatnya aktivitas siswa pada saat memperhatikan dan melaksanakan pengarahan dari guru, memecahkan permasalahan yang dikemukaan guru, dan
pada saat melaksanakan tugas yang diberikan guru. Ketika siklus I, masih ada 10 siswa yang belum mengikuti arahan dan perintah guru dalam
pembelajaran.Mereka masih malu dan enggan untuk bertanya maupun mengemukakan pendapatnya. Selain itu, masih ada 6 siswa yang kurang
bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas yang diberikan guru, bermain sendiri, dan mengganggu teman yang lain. Sementara pada siklus II, seluruh siswa
sudah melaksanaka arahan dan perintah guru dengan baik.Mereka sudah mulai mau bertanya dan berpendapat, melaksanakan tugas yang di berikan guru dengan
baik, serta intensitas bermain sendiri dan mengganggu temannya juga sudah berkurang.
63
Menigkatnya nilai performansi guru pada siklus II ini, terjadi karena ada peningkatan performansi guru dalam mengelola kelas dan mengarahkan aktivitas
siswa. Guru telah mampu meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab siswa dalam memecahkan permasalahan yang disampaikan guru, melaksanakan
berbagai aktivitas yang diarahkan guru, dan melaksanakan berbagai tugas yang diberikan guru. Hal ini menjadikan siswa mampu mengikuti pembelajaran
matematika melalui pendekatan RME ini dengan baik. Meningkatnya aktivitas belajar siswa dan performasi guru pada akhirnya
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada siklus II. Pada siklus I, persentase ketuntasan hasil belajar siswa mencapai 33,33. Sementara pada siklus II,
ketuntasan hasil belajar siswa tersebut meningkat mencapai persentase sebesar 87,5. Peningkatan hasil belajar ini juga dapat dilihat berdasarkan perolehan rata-
rata nilai. Rata-rata nilai yang diperoleh pada siklus I sebesar 66,67 dan pada siklus II meningkat menjadi 87,71.
Berdasarkan peningkatan aktivitas belajar siswa, performansi guru dan nilai hasil belajar siswa yang telah dipaparkan di atas, dapat di tarik simpulan
bahwa pelaksanaan tindakan padasiklus II, berhasil dan telah memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditentukan, sehingga peneliti sudah tidak perlu
melaksanakan siklus selanjutnya.
4.1.2.4 Revisi