Manfaat Kultur Jaringan Menurut Darmono 2003; Hendaryono dan Wijayani 1994; serta Sandra Eksplan

Menurut Weherell 1982 peran auksin dalam kultur jaringan yang pertama adalah merangsang pertumbuhan pucuk-pucuk baru, dan yang kedua adalah merangsang pembentukan akar. Zat pengatur tumbuh auksin seperti 2.4- Dikloro fenoksiasetat 2.4-D dan Naftalen Asam Asetat NAA merupakan jenis zat pengatur tumbuh yang stabil dibandingkan dengan Indol Asam Asetat IAA. 2.4 Kultur Jaringan sebagai Pelengkap Penyimpanan Plasma Nutfah Langkah pertama menuju konservasi in vitro adalah penyimpanan plasma nutfah Benson 1999. Menurut Suryowinoto 1996, plasma nutfah adalah tanaman yang dahulu pernah dapat memenuhi kebutuhan manusia, tanaman yang sekarang ada dan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan manusia, dan tumbuh- tumbuhan yang diperkirakan nantinya akan berguna untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dipusat-pusat penyimpanan plasma nutfah disimpan biji-biji, bagian vegetatif seperti akar rimpang, umbi atau bagian lain, disimpan selama berbulan- bulan atau bertahun-tahun, tergantung macam tanamannya untuk nantinya dapat ditumbuhkan kembali seperti sediakala. Setelah bioteknologi maju pesat terutama dalam kultur in vitro, maka mulai muncul pemikiran untuk memakai hasil kultur jaringan untuk bahan plasma nutfah yang dipreservasi. Untuk cryopreservation dapat dipakai hasil-hasil kultur jaringan, antara lain plantula, kalus, protocorm like bodies plb, embryoid, hasil kultur sel, protoplas, meristem ujung yang bebas infeksi virus.

2.5 Manfaat Kultur Jaringan Menurut Darmono 2003; Hendaryono dan Wijayani 1994; serta Sandra

dan Medi 2002 manfaat yang bisa didapatkan dari kultur jaringan adalah sebagai berikut : 1. Bibit dapat diperbanyak dalam jumlah besar dan relatif cepat. 2. Bibit unggul, cepat berbuah serta tahan hama dan penyakit. 3. Seragam atau sama dengan induknya, tetapi dapat juga menimbulkan keberagaman. 4. Efisiensi tempat dan waktu. 5. Tidak tergantung musim, dapat diperbanyak secara kontinyu. 6. Untuk skala besar biaya lebih murah. 7. Cocok untuk tanaman yang sulit beregenerasi. 8. Menghasilkan tanaman bebas virus. 9. Menghasilkan bahan bioaktifmetabolit sekunder tanpa menanam di luar atau di lapang. 10. Kultur jaringan sesuai dengan program pemuliaan konvensional seperti penyelamatan embrio. 11. Produksi bahan-bahan sekunder dapat melalui kultur sel, jaringan, dan organ, misalnya produksi papain dari pepaya. 12. Proses tukar-menukar plasma nutfah menjadi lebih mudah. 13. Plasma nutfah bisa disimpan dalam bentuk sel-sel yang kompeten dalam regenerasi. 1

2.6 Eksplan

Eksplan adalah potonganbagian jaringan yang diisolasi dari tanaman yang digunakan untuk inisiasi suatu kultur in vitro Sandra dan Karyaningsih 2000. 2 Menurut Hendaryono dan Wijayani 1994 bahwa ekplan yang dipilih harus merupakan bagian-bagian tanaman yang mempunyai sel aktif membelah sel meristem, karena pada bagian-bagian sel ini mengandung hormon tanaman yang baik untuk membantu pertumbuhan. Pengambilan eksplan dari jaringan dewasa in deferensiasi dalam waktu lama tidak akan terbentuk kalus, sebab kemampuan untuk membentuk jaringan tidak ada. Meskipun dari tanaman dewasa ini terjadi penambahan volume, tetapi tidak terjadi penambahan sel sebab tidak mengalami pembelahan sel. Sedangkan pada jaringan meristem akan terjadi penambahan sel. Pada prinsipnya eksplan dapat diambil dari semua bagian tanaman baik dari jaringan akar, batang, dan daun. Biasanya sebagai bahan eksplan dipilih bagian-bagian jaringan yang belum banyak mengalami perubahan bentuk dan kekhususan fungsi atau dipilih bagian-bagian yang bersifat meristematik Majnu 1975 dalam Wattimena et al.1986. Pemakain tunas pucuk, tunas samping, tunas bunga, daun bunga, daun, cabang muda, akar, umbi, bagian-bagian embrio, anther, dan beberapa bagian lainnya sering dilakukan dalam kultur jaringan beberapa tanaman tertentu Haramaki dan Heuser 1980 dalam dalam Wattimena et al.1986. Ukuran eksplan yang dipakai bervariasi tergantung tujuan pembiakannya. Eksplan ukuran besar lebih mudah terkontaminasi, sedangkan yang kecil lebih sedikit kemungkinannya terkena kontaminasi. Namun, eksplan 2 Sandra, E. dan I. Karyaningsih. 2000. Panduan Teknis Pelatihan Kultur Jaringan. Unit Kultur Jaringan Laboratorium Konservasi Tumbuhan Jurusan Konservasi Sumberdaya hutan Fakultas Kehutanan IPB, Bogor, 2000, hal 1. yang kecil mempunyai persentase kematian jaringan yang tinggi dibandingkan eksplan yang lebih besar. Menurut Sandra 2003 bahwa secara teori setiap bagian anggrek bisa digunakan sebagai eksplan sepanjang bagian tanaman tersebut masih hidup. Perbedaannya adalah tingkat kesulitannya. Bagian-bagian tanaman anggrek yang bisa dijadikan eksplan seperti biji anggrek, tunas pucuk, meristem pucuk dan lateral, meristem akar, jaringan muda anggrek daun muda, tangkai bunga muda, atau bunga muda, jaringan dewasa anggrek, dan jaringan tua anggrek. Bagian yang sering digunakan sebagai eksplan adalah bagian meristem atau bagian anggrek yang masih muda.

2.7 Sterilisasi Eksplan