perlakuan sterilisasi yang dilakukan mengalami kemajuan yang besar. Selain itu, evaluasi yang dilakukan dengan membilas eksplan berkali-kali, memberikan
dampak yang besar terhadap keberhasilan sterilisasi. Secara kuantitatif data tersebut bisa dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11 Perlakuan sterilisasi eksplan menggunakan HgCl
2
0.01 selama 1 menit, bayclin 10 selama 7 menit, dan bayclin 10 selama 5 menit
HByBy 4
Jenis kontaminan Sumber kontaminan
HSI Jamur Bakteri Eksplan Media
Eksplan hidup
Jumlah jenis jamur
4 17
- 17
- 83 7 41
3 44
- 56 11 48
4 52
- 48 22
54 -
- 7 41
Didominasi oleh Jp 46
Total prosentase = 52 + 7 + 41 = 100 Keterangan :
HSI : Hari Setelah Inokulasi penanaman
: Waktu awal terjadinya kontaminasi : Waktu puncak terjadinya kontaminasi
- : Tidak terjadi kontaminasi
jp : Jamur berwarna putih
Dari ke sebelas perlakuan sterilisasi yang dilakukan dan hanya perlakuan terakhir yang berhasil, membuktikan bahwa banyak faktor penyebab suatu tingkat
kontaminasi pada eksplan, terutama eksplan yang berasal dari lapang. Menurut Gunawan 1987, hal ini menyulitkan penentuan suatu prosedur sterilisasi standar
yang berlaku untuk semua tanaman dan menyulitkan untuk menentukan prosedur standar yang dapat dipergunakan untuk satu jenis tanaman yang berasal dari
tempat yang berbeda. Setiap bahan tanaman harus ditentukan melalui percobaan pendahuluan.
4.2 Pembentukan kalus
Pada umumnya, kemampuan pembentukan kalus dari jaringan tergantung diantaranya dari umur tanaman, bagian tanaman yang digunakan, dan jenis
tanaman. Pada penelitian ini umur eksplan yang digunakan adalah tidak terlalu muda. Menurut Santoso dan Nursandi 2002 boleh menggunakan bahan yang
cukup dewasa tetapi harus yang memiliki potensi melakukan aktifitas
dediferensiasi. Bila eksplan tumbuh dengan baik dan sifat totipotensi selnya muncul, akan mengarah ke pengkhususan yaitu dari eksplan membentuk kalus,
kalus membentuk tunas, akar, embrio somatik, atau organ lain. Berhubungan dengan bagian tanaman yang digunakan, menurut Gunawan
1987 eksplan batang, akar, dan daun menghasilkan kalus yang heterogenous dengan berbagai macam sel. Sel-sel yang heterogenous dari jaringan yang
kompleks menunjukkan pertumbuhan yang berbeda. Sedangkan yang berhubungan dengan jenis tanaman, bahwa dikotil berdaun lebar, monokotil
gymnospermae dalam hal ini anggrek kuping gajah, dan pakis mampu menghasilkan kalus.
4.3 Tingkat Kontaminasi
Dari keseluruhan perlakuan sterilisasi eksplan yang dilakukan, ternyata untuk menghilangkan kontaminasi maupun browning dari suatu tanaman tertentu
memerlukan perlakuan khusus, terutama untuk tanaman baru. Keseluruhan data perlakuan sterilisasi permukaan eksplan secara tabulatif, dapat dilihat pada
lampiran 4, 5, 6, dan 7. Namun, kecepatan kontaminasi pada jamur dari seluruh perlakuan sterilisasi dapat dilihat dalam grafik pada Gambar 4.
Gambar 4 Grafik tingkat kontaminasi jamur Sedangkan, kecepatan kontaminasi pada bakteri dari seluruh perlakuan sterilisasi
dapat dilihat dalam grafik pada Gambar 5.
20 40
60 80
100 120
1 3
5 7
9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Hari Setelah Inokulasi HSI T
ing k
a t ko
nt a
m in
a si
Kontrol FBByA 1
FBByA 2 AnAl
3By 1 3By 2
HgCl HByBy 1
HByBy 2 HByBy 3
HByBy4
Gambar 5 Grafik tingkat kontaminasi bakteri Berdasarkan grafik di atas, maka puncak kontaminasi paling lama yaitu 30
HSI pada perlakuan sterilisasi menggunakan fungisida dan bakterisida 5 gl selama 30 menit, bayclin 10 selama 10 menit, dan alkohol 70 selama 5 menit
FBByA 1, dan menggunakan HgCl
2
0.01 selama 10 menit HgCl. Untuk kontaminasi jamur paling sedikit yaitu sebanyak 10 pada perlakuan sterilisasi
menggunakan HgCl
2
0.01 selama 1 menit, bayclin 10 selama 7 menit, dan bayclin 10 selama 2 menit HByBy 3. Sedangkan untuk kontaminasi bakteri
paling sedikit yaitu sebanyak 3 pada perlakuan sterilisasi kontrol, menggunakan fungisida dan bakterisida 5 gl selama 30 menit, bayclin 10 selama 10 menit,
dan alkohol 70 selama 5 menit FBByA 1, dan menggunakan HgCl
2
0.01 selama 5 menit, bayclin 10 selama 7 menit, dan bayclin 10 selama 5 menit
HByBy 2. Untuk jenis kontaminasi jamur dan bakteri pada eksplan dapat dilihat pada
Gambar 6.
Gambar 6a Jamur hitam Gambar 6b Jamur putih
5 10
15 20
25 30
1 3
5 7
9 11
13 15
17 19
21 23
25
Hari Setelah Inokulasi HSI T
ing k
a t k
o nta
m in
a si
Kontrol FBByA 1
FBByA 2 AnAl
3By 1 3By 2
HgCl HByBy 1
HByBy 2 HByBy 3
HByBy4
Gambar 6c Jamur merah Gambar 6d Bakteri
Dari gambar 6 di atas warna jamur berbeda-beda. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Wudianto 2002 bahwa warna miselium ada yang berwarna putih,
cokelat, hitam, merah, dan lain-lain. Jamur ini akan berkembang pesat bila kondisi sekitarnya lembab, asam, dan selalu basah dengan suhu sekitar 25-30
C. Namun, untuk bakteri hanya cairan warna putih keruh seperti susu dan berbau busuk.
4.4 Masalah dalam Kultur Jaringan dan Pengendaliannya