2.1.2. Teori Heckscher-Ohlin H-O
Teori H-O seringkali disebut teori ketersediaan faktor produksi. Asumsi- asumsi yang digunakan dalam teori H-O antara lain faktor-faktor produksi tidak
dapat bergerak antarnegara, negara-negara mempunyai kualitas dari faktor-faktor produksi serta cita rasa dan preferensi yang sama, menggunakan teknologi yang
sama, menghadapi skala tambahan hasil yang konstan constant return to scale, tetapi sangat berbeda dalam ketersediaan faktor produksi perbedaan kondisi
penawaran. Perbedaan ketersediaan faktor produksi antarnegara mengakibatkan
perbedaan dalam harga relatif dari faktor-faktor produksi antarnegara. Kemudian, perbedaan tersebut mengakibatkan perbedaan dalam biaya relatif untuk
menghasilkan komoditi tertentu. Hal inilah yang menjadi alasan terjadinya perdagangan internasional. Sehingga, menurut teori H-O, tiap negara akan
berspesialisasi produksi dan mengekspor komoditi yang faktor produksi utamanya berlimpah di negara tersebut serta mengimpor komoditi yang faktor produksi
utamanya langka.
2.1.3. Teori Kemiripan Negara
Teori kemiripan negara dikemukakan oleh Staffan Linder 1961. Berbeda dengan teori H-O yang fokus pada sisi penawaran, teori kemiripan negara fokus
pada sisi permintaan. Selain itu, teori ini dikaitkan dengan perdagangan produk- produk sektor manufaktur, di mana sebagian besar produk yang diperdagangkan
serupa.
Menurut teori kemiripan negara, suatu negara akan mengekspor produk- produk sektor manufaktur yang didukung oleh pasar domestik yang besar. Dengan
kata lain, sebelum menjadi andalan ekspor, produk tersebut terlebih dahulu harus diminati oleh sebagian besar penduduk domestik. Pasar domestik yang besar akan
memacu para produsen di negara tersebut untuk meningkatkan efisiensi sehingga dapat meningkatkan produksi sampai dengan melampaui kebutuhan pasar
domestik. Kelebihan produksi tersebut yang selanjutnya diekspor ke negara- negara lain. Di sisi lain, negara itu akan mengimpor produk-produk sektor
manufaktur yang permintaan domestiknya sedikit. Lebih lanjut, menurut teori ini, perdagangan pada sektor manufaktur cenderung terjadi antarnegara yang selera
dan tingkat pendapatannya setara.
2.1.4. Teori Siklus Produk
Teori siklus produk dikemukakan oleh Vernon 1966. Vernon berpendapat bahwa banyak produk manufaktur yang melalui suatu siklus produk
yang terdiri dari empat tahap, yakni penciptaan inovasi, pertumbuhan, kedewasaan, dan penurunan. Lebih lanjut, menurut Vernon, keunggulan
komparatif dari suatu produk berubah mengikuti perubahan waktu dan berubah dari suatu negara ke negara lain.
Pada tahap penciptaan inovasi diperlukan modal yang sangat besar dan tenaga ahli. Oleh karena itu, biasanya yang dapat melakukannya adalah industri-
industri di negara maju. Di samping itu, pendapatan dan selera masyarakat di negara maju pencipta merupakan salah satu pendorong untuk melakukan
inovasi.
Kemudian, pada tahap pertumbuhan, permintaan dari dalam maupun luar negeri meningkat. Tahap ini juga merupakan awal dari standarisasi produk dan
proses pembuatannya produksi dapat dilakukan secara massal dengan menggunakan mesin-mesin otomatis sehingga tidak dibutuhkan tenaga ahli.
Apabila perusahaan pencipta adalah perusahaan multinasional, maka produksi pun dilakukan di perusahaan-perusahaan cabang di luar negeri. Selain itu, jika tidak
ada cabang di luar negeri, maka dapat memberikan lisensi pada perusahaan- perusahaan di luar negeri untuk memproduksinya. Dengan demikian negara
berkembang pengikut dapat mulai secara bersama membuat produk tersebut untuk konsumsi domestik. Lama kelamaan, negara pengikut dapat menjual produk
tersebut dengan harga yang lebih murah dibandingkan perusahaan pencipta karena upah tenaga kerjanya lebih murah dan mulai dapat menjual produk tersebut ke
pasar internasional dengan harga yang lebih murah. Kini, persaingan merk digantikan oleh persaingan harga.
Tahap selanjutnya adalah kedewasaan. Pada tahap ini terjadi perpindahan keunggulan komparatif dari negara pencipta ke negara pengikut.
Akhirnya, pada tahap penurunan, produksi di negara pencipta menurun, karena persaingan yang semakin kuat dari negara pengikut. Pada tahap ini,
negara-negara pencipta berubah menjadi pengimpor produk yang merupakan hasil inovasi mereka dan negara pengikut berubah menjadi pengekspor produk tersebut.
2.1.5. Teori Economies of Scale