Teori Economies of Scale Tarif Gravity Model

Kemudian, pada tahap pertumbuhan, permintaan dari dalam maupun luar negeri meningkat. Tahap ini juga merupakan awal dari standarisasi produk dan proses pembuatannya produksi dapat dilakukan secara massal dengan menggunakan mesin-mesin otomatis sehingga tidak dibutuhkan tenaga ahli. Apabila perusahaan pencipta adalah perusahaan multinasional, maka produksi pun dilakukan di perusahaan-perusahaan cabang di luar negeri. Selain itu, jika tidak ada cabang di luar negeri, maka dapat memberikan lisensi pada perusahaan- perusahaan di luar negeri untuk memproduksinya. Dengan demikian negara berkembang pengikut dapat mulai secara bersama membuat produk tersebut untuk konsumsi domestik. Lama kelamaan, negara pengikut dapat menjual produk tersebut dengan harga yang lebih murah dibandingkan perusahaan pencipta karena upah tenaga kerjanya lebih murah dan mulai dapat menjual produk tersebut ke pasar internasional dengan harga yang lebih murah. Kini, persaingan merk digantikan oleh persaingan harga. Tahap selanjutnya adalah kedewasaan. Pada tahap ini terjadi perpindahan keunggulan komparatif dari negara pencipta ke negara pengikut. Akhirnya, pada tahap penurunan, produksi di negara pencipta menurun, karena persaingan yang semakin kuat dari negara pengikut. Pada tahap ini, negara-negara pencipta berubah menjadi pengimpor produk yang merupakan hasil inovasi mereka dan negara pengikut berubah menjadi pengekspor produk tersebut.

2.1.5. Teori Economies of Scale

Salah satu asumsi yang digunakan pada teori H-O adalah skala tambahan hasil yang konstan. Pada teori economies of scale, asumsi tersebut ditinggalkan dan digunakan asumsi skala tambahan hasil yang meningkat increasing return to scale . Adanya economies of scale berarti terjadi penambahan yang lebih besar pada output sebagai akibat dari penambahan input. Sehingga semakin besar skala produksinya, akan semakin besar produktivitasnya. Dengan economies of scale, negara yang miskin sumber daya alam seperti Jepang tetap dapat menghasilkan produk yang menggunakan bahan baku impor dengan harga yang lebih murah.

2.1.6. Teori Perdagangan Intra-Industri

Perdagangan intra-industri dapat diartikan sebagai perdagangan di dalam industri yang sama. Teori perdagangan intra-industri termasuk ke dalam teori perdagangan baru new trade theory. Salah satu tokoh ekonomi yang menjadi pionir dari teori ini adalah Paul Krugman Koo, 2005. Berbeda dengan teori perdagangan neoklasik yang menyatakan bahwa penyebab timbulnya perdagangan adalah spesialisasi berdasarkan perbedaan ketersediaan faktor produksi dan teknologi keunggulan komparatif, teori perdagangan intra-industri menyatakan bahwa perdagangan tetap terjadi antarnegara yang memiliki keunggulan komparatif yang relatif sama. Perdagangan intra-industri lebih didasarkan pada diferensiasi produk dan economies of scale serta mencakup perdagangan dua arah di dalam industri yang sama.

2.1.6.1. Fenomena Perdagangan Intra-Industri di Dunia

Perdagangan intra-industri berbeda dengan perdagangan inter-industri. Pada perdagangan inter-industri diperdagangkan produk dari industri yang berbeda. Hal ini mendorong tiap negara untuk fokus pada produksi komoditi tertentu yang memiliki keunggulan komparatif. Sehingga, akan ada kontraksi pada kegiatan produksi lainnya. Walaupun perdagangan inter-industri masih terjadi, negara-negara industri maju melakukan perdagangan intra-industri. Perdagangan intra-industri semakin signifikan ketika tarif dan hambatan non tarif dihapuskan pada arus perdagangan antarnegara Uni Eropa. Pada perdagangan intra-industri tidak ada kontraksi yang ditimbulkan pada kegiatan produksi industri-industri tertentu. Perdagangan intra-industri memberikan keuntungan gain yang lebih besar. Contohnya, konsumen mempunyai lebih banyak pilihan produk karena adanya diferensiasi produk dan harga produk menjadi lebih murah berkat meningkatnya economies of scale.

2.1.6.2. Alasan Terjadinya Perdagangan Intra-Industri

Dua alasan yang menyebabkan terjadinya perdagangan intra-industri adalah sebagai berikut. 1. Diferensiasi produk Sebagian besar produk yang dihasilkan oleh perekonomian modern adalah produk yang terdiferensiasi. Produk yang terdiferensiasi adalah produk yang jenisnya sama atau dihasilkan dalam industri yang sama tetapi berbeda secara kualitas dan atau preferensi. Dengan demikian terdapat perdagangan produk- produk yang terdiferensiasi dalam perdagangan internasional. Atau dengan kata lain sebagian besar perdagangan internasional merupakan perdagangan intra- industri. 2. Economies of scale Pada dasarnya perdagangan intra-industri terjadi dengan motif untuk memperoleh keuntungan dari economies of scale. Maksudnya, persaingan internasional memaksa setiap perusahaan untuk membatasi model atau tipe produknya agar dapat berkonsentrasi memanfaatkan sumber dayanya dalam rangka menekan biaya produksi per unit, sehingga dapat menghasilkan beberapa jenis produk saja namun dengan kualitas terbaik dan harga yang bersaing. Sementara itu kebutuhan konsumen atas model atau tipe yang lain akan diimpor dari negara lain.

2.1.6.3. Intra-Industry Trade index IIT

Untuk mengukur besarnya perdagangan intra-industri pada suatu komoditi, digunakan Intra-Industry Trade index IIT. Dasar pengukuran IIT ini adalah Grubel-Lloyd index GL. GL mengukur proporsi perdagangan intra-industri sebagai persentase dari total perdagangan. Rumus penghitungan GL adalah sebagai berikut. 100 1 x M X M X GL p p p p p ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ + − − = 2.1 di mana: GL p = GL index komoditi p, X p = nilai ekspor komoditi p, M p = nilai impor komoditi p. Tanda mutlak pada rumus di atas berarti bahwa tanda dari ketidakseimbangan perdagangan diabaikan. GL berkisar antara 0 nol sampai dengan 100 seratus. Semakin dekat GL ke angka 100, semakin besar perdagangan intra-industri. Sedangkan semakin dekat GL ke angka nol, semakin besar perdagangan inter- industri. Tabel 2.1 berikut ini menunjukkan klasifikasi dari nilai IIT Austria, 2004. Tabel 2.1. Klasifikasi IIT IIT Klasifikasi No intra-ASEAN trade reported 0.00 No integration one-way trade 0.00-24.99 Weak integration 25.00-49.99 Mild integration 50.00-74.99 Moderately strong integration 75.00-99.99 Strong integration

2.1.7. Tarif

Tarif adalah pajak atau cukai yang dikenakan pada komoditi yang terlibat dalam perdagangan internasional. Ditinjau dari asal komoditi, ada dua macam tarif, yakni tarif impor dan tarif ekspor. Tarif impor dikenakan pada komoditi yang diimpor dari negara lain. Sedangkan tarif ekspor dikenakan pada komoditi yang diekspor ke negara lain. Apabila ditinjau dari mekanisme perhitungannya, ada tiga macam tarif, yakni tarif spesifik, advalorem, dan gabungan. Tarif spesifik dihitung sebagai beban tetap unit komoditi yang diimpor. Sedangkan tarif advalorem dihitung berdasarkan angka persentase tertentu dari nilai barang yang diimpor, dan tarif gabungan adalah gabungan dari tarif spesifik dan tarif advalorem.

2.1.8. Gravity Model

Gravity model pada dasarnya menggunakan perumusan yang sama dengan model gravitasi Newton, di mana interaksi antara dua objek berbanding lurus dengan massanya dan berbanding terbalik dengan jaraknya. Model ini pertama kali dikembangkan oleh Tinberger 1962 untuk menjelaskan aliran perdagangan bilateral. Aliran perdagangan bilateral pada gravity model ditentukan oleh tiga kelompok variabel, yaitu: 1. Variabel-variabel yang mewakili total permintaan potensial negara pengimpor. 2. Variabel-variabel yang mewakili total penawaran potensial negara pengekspor. 3. Variabel-variabel pendukung atau penghambat aliran perdagangan antara negara pengekspor dan negara pengimpor. Berikut ini adalah standar gravity model dalam bentuk logaritma yang dikemukakan oleh Linnemann. ij ij ij j i j i ij u P LogD LogN LogN LogY LogY LogX + + + + + + = + 6 5 4 3 2 1 β β β β β β β 2.2 di mana: X ij = aliran perdagangan bilateral negara i ke negara j, Y i = GDP negara i, Y j = GDP negara j, N i = populasi negara i, N j = populasi negara j, D ij = jarak antara negara i dan negara j, P ij = dummy integrasi ekonomi, u ij = standar error .

2.1.9. Definisi Variabel