Evaluasi Model Pengukuran Intra-Industry Trade index IIT

integration di tahun 2001 menjadi moderately strong integration di tahun 2002. Namun, integrasi tersebut sempat menguat kembali menjadi strong integration di tahun 2003 dan 2004, sebelum akhirnya menurun kembali menjadi moderately strong integration di tahun 2005. Dengan demikian, integrasi yang paling kuat terjadi antara Thailand dengan Malaysia. Sedangkan integrasi yang paling lemah terjadi antara Thailand dengan Singapura. 4.2. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intra-Industry Trade index IIT Pada Sektor Elektronik Intra ASEAN-5 Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Intra-Industry Trade index IIT pada sektor elektronik intra ASEAN-5 dilakukan dengan jalan mengevaluasi dan menginterpretasi hasil regresi gravity model dengan menggunakan data panel sebagaimana telah disebutkan pada metode penelitian.

4.2.1. Evaluasi Model

Hasil estimasi dengan menggunakan pendekatan efek acak random effect dapat dilihat pada Lampiran 18. Lebih lanjut, dari hasil penghitungan statistik Hausman diperoleh nilai m sebesar 354.54. Nilai m tersebut lebih besar dari nilai 2 λ -tabel pada taraf nyata 1 persen, yakni 16.81. Sehingga, pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan efek tetap fixed effect. Hasil estimasi dengan menggunakan pendekatan efek tetap fixed effect yang disajikan secara lengkap pada Lampiran 17, dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini. Tabel 4.1. Hasil Estimasi Pendekatan Efek Tetap Fixed Effect Variabel Koefisien Standar Error t-Statistic Prob GDP ijt 0.000378 0.001732 0.218527 0.8276 PIN ijt 7.593657 0.108765 69.81706 0.0000 GDPD ijt -0.125080 0.010936 -11.43773 0.0000 EXCHD ijt 0.408092 0.085782 4.757323 0.0000 PIND ijt -0.079155 0.008830 -8.964863 0.0000 DIST ij -0.308396 0.015450 -19.96067 0.0000 Weighted Statistic R-squared 0.981775 Sum squared resid 33.01250 ProbF-statistic 0.000000 Durbin-Watson stat 1.928568 Unweight Statistics R-squared 0.822581 Sum squared resid 34.58051 Durbin-Watson stat 1.572957 Dengan memperhatikan probabilitas F-statistic yang lebih kecil dari α 1 persen, dapat dikatakan bahwa rata-rata GDP kedua negara GDP ijt , rata-rata GDP per kapita kedua negara PIN ijt , perbedaan fluktuasi GDP kedua negara GDPD ijt , perbedaan fluktuasi kurs kedua negara EXCHD ijt , perbedaan fluktuasi GDP per kapita kedua negara PIND ijt , dan jarak kedua negara DIST ij , secara serentak berpengaruh secara nyata terhadap Intra-Industry Trade index IIT, pada taraf nyata 1 persen. Sementara itu, dengan memperhatikan probabilitas t-statistic masing- masing variabel independen yang lebih kecil dari α 1 persen, dapat dikatakan bahwa variabel-variabel independen rata-rata GDP per kapita kedua negara PIN ijt , perbedaan fluktuasi GDP kedua negara GDPD ijt , perbedaan fluktuasi kurs kedua negara EXCHD ijt , perbedaan fluktuasi GDP per kapita kedua negara PIND ijt , dan jarak kedua negara DIST ij berpengaruh secara nyata terhadap variabel dependennya Intra-Industry Trade index IIT, pada taraf nyata 1 persen. Sedangkan probabilitas t-statistic variabel independen rata-rata GDP kedua negara GDP ijt yang lebih besar dari α 1 persen menunjukkan bahwa rata- rata GDP kedua negara GDP ijt tidak berpengaruh terhadap variabel dependennya Intra-Industry Trade index IIT, pada taraf nyata 1 persen. Hal ini berarti bahwa pada kenyataannya, GDP ijt tidak mempengaruhi IIT ijt pada sektor elektronik intra ASEAN-5, selama periode yang diteliti. Kenyataan tersebut terjadi karena peningkatan GDP negara-negara ASEAN-5 lebih banyak dipengaruhi oleh peningkatan jumlah penduduknya, bukan oleh peningkatan produktivitasnya, sehingga tidak mempengaruhi permintaan pasarnya. Lebih lanjut, peningkatan GDP tersebut tidak mendorong peningkatan economies of scale di sektor elektronik dan tidak meningkatkan permintaan terhadap produk impor sektor elektronik yang terdiferensiasi, sehingga tidak mempengaruhi IIT pada sektor elektronik. Adapun R-squared sebesar 0.9818 menunjukkan bahwa nilai Intra- Industry Trade index IIT sebesar 98.18 persen dapat dijelaskan oleh variasi rata- rata GDP kedua negara GDP ijt , rata-rata GDP per kapita kedua negara PIN ijt , perbedaan fluktuasi GDP kedua negara GDPD ijt , perbedaan fluktuasi kurs kedua negara EXCHD ijt , perbedaan fluktuasi GDP per kapita kedua negara PIND ijt , dan jarak kedua negara DIST ij . Lebih lanjut, hasil estimasi pada Tabel 4.1 menunjukkan tidak terdapat masalah multikolinieritas, di mana semua koefisien variabel independennya menunjukkan kesesuaian dengan hipotesis dan hampir semua variabel independennya berpengaruh secara nyata pada taraf nyata 1 persen. Di samping itu, grafik pada Gambar 4.6 menunjukkan bahwa tidak terdapat masalah autokorelasi, di mana residual tiap individu memiliki nilai yang kecil dan berfluktuasi tidak sistematis selama periode yang diteliti. Gambar 4.6. Residual Unit Cross Section Sedangkan untuk mentreatment adanya heteroskedastisitas, estimasi dilakukan dengan menggunakan White Heteroskedasticity.

4.2.2. Interpretasi Model