27
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep
Kerangka konsep dalam penelitian ini dapat dirumuskan Gambar 3.1.
Gambar 3.1: Kerangka Konsep
3.2 Variabel Penelitian
Pada penelitian ini variabel yang digunakan adalah: 3.2.1
Variabel Bebas Variabel bebas pada penelitian ini adalah luas ventilasi kamar, pencahayaan
alami kamar, kelembaban udara kamar, kepadatan hunian kamar, dan kebiasaan merokok anggota keluarga.
3.2.2 Variabel Terikat
Variabel terikat pada penelitian ini adalah kejadian ISPA pada balita.
3.3 Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu penelitian Soekidjo Notoatmodjo, 2005:72. Hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Ada hubungan antara luas ventilasi kamar dengan kejadian ISPA pada balita di
Kelurahan Bandarharjo Kota Semarang.
Variabel Terikat
Kejadian ISPA pada balita
Variabel Bebas
1. Luas ventilasi kamar
2. Pencahayaan alami kamar
3. Kelembaban udara kamar
4. Kepadatan hunian kamar
5. Kebiasaan merokok anggota
keluarga
28
2. Ada hubungan antara pencahayaan alami kamar dengan kejadian ISPA pada balita
di Kelurahan Bandarharjo Kota Semarang. 3.
Ada hubungan antara kelembaban udara kamar dengan kejadian ISPA pada balita di Kelurahan Bandarharjo Kota Semarang.
4. Ada hubungan antara kepadatan hunian kamar dengan kejadian ISPA pada balita
di Kelurahan Bandarharjo Kota Semarang. 5.
Ada hubungan antara kebiasaan merokok anggota keluarga dengan kejadian ISPA pada balita di Kelurahan Bandarharjo Kota Semarang.
3.4 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel
Definisi operasional pada penelitian ini memberikan penjelasan dan batasan mengenai variabel yang akan diteliti Tabel 3.1.
Tabel 3.1: Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel
No Variabel Definisi
Operasional Cara
Pengukuran Kategori Skala
1 2 3
4 5 6 1. ISPA
Penyakit infeksi saluran pernapasan
yang bersifat akut dengan adanya batuk,
pilek, serak, demam, baik disertai maupun
tidak disertai napas cepat atau sesak
napas, yang berlangsung sampai
14 hari. Kuesioner 1.
Penderita ISPA.
2. Bukan
penderita ISPA.
Nominal
2. Luas
ventilasi kamar
Luas penghawaan atau ventilasi
alamiah yang permanen dengan
luas minimal 10 dari luas
lantai Pengukuran
dengan rollmeter.
1. Tidak
memenuhi syarat,
apabila luas
ventilasi 10 luas
lantai.
Ordinal
29
1 2 3
4 5
6 2.
Memenu- hi syarat,
apabila luas
ventilasi
≥10 luas
lantai
3. 4.
5. Pencaha-
yaan alami
kamar Kelemba-
ban udara kamar
Kepada- tan
hunian kamar
Pencahayaan alami dan atau buatan
langsung maupun tidak langsung
dapat menerangi seluruh ruangan
minimal intensitasnya 60
lux dan tidak menyilaukan.
Kualitas udara dalam rumah yang
berkisar antara 40- 70.
Ruangan yang digunakan untuk
tidur, tidak dianjurkan
digunakan lebih dari 2 orang tidur
Pengukuran dengan
Luxmeter Pengukuran
dengan Hygrometer
Membagi antara luas
kamar mengguna-
kan rollmeter
dengan jumlah
anggota keluarga
1. Tidak
memenuhi syarat
apabila 60 lux.
2. Memenuh
i syarat apabila
≥60 lux. 1.
Tidak memenuhi
syarat apabila
kurang dari 40.
2. Memenu-
hi syarat apabila
berkisar 40-70.
1. Padat
bila terdapat
2 orang per 8m
2
. 2.
Tidak padat bila
terdapat ≤2orang
per 8m
2
. Ordinal
Ordinal
Ordinal
6. Kebiasa- an
merokok anggota
Apabila ada seorang anggota
keluarga atau lebih yang menghisap
Kuesioner 1. Ada bila
terdapat seorang
atau lebih Ordinal
Lanjutan Tabel 3.1
30
1 2 3
4 5
6 keluarga.
rokok dalam
rumah. Kuesioner dalam
rumah 2.
Tidak ada bila tidak
terdapat perokok
dalam rumah.
3.5
Jenis dan Rancangan Sampel Penelitian
Jenis dan rancangan sampel pada penelitian ini adalah penelitian survei analitik dengan rancangan cross sectional yaitu suatu penelitian dimana variabel yang
termasuk faktor risiko dan variabel yang termasuk efek diobservasi secara bersama pada waktu yang sama Soekidjo Notoatmodjo, 2005:148. Rancangan penelitian
cross sectional dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 3.2: Skema Rancangan Penelitian Cross Sectional Sumber: Soekidjo Notoatmodjo, 2005:148
Berdasarkan skema rancangan tersebut, maka langkah penelitian Cross Sectional
adalah sebagai berikut: 1.
Identifikasi variabel-veriabel penelitian faktor risiko dan efek. 2.
Menetapkan obyek penelitian populasi dan sampel. 3.
Melakukan observasi atau pengukuran variabel yang merupakan faktor risiko dan efek sekaligus berdasarkan status keadaan variabel pada saat itu pengumpulan
data. Faktor Risiko +
Faktor Risiko
Efek - Efek +
Efek - Efek +
Populasi sampel Lanjutan Tabel 3.1
31
4. Melakukan analisis korelasi dengan cara membandingkan proporsi antar
kelompok-kelompok hasil observasi pengukuran.
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian