Etiologi ISPA Etiologi Pneumonia berdasarkan Umur Klasifikasi Penyakit ISPA

13 pneumonia pada balita di seluruh dunia berada di 15 negara. Indonesia merupakan salah satu diantara ke 15 negara tersebut dan menduduki peringkat ke-6 dengan jumlah kasus sebanyak 6 juta WHO, 2006:11. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga SKRT dari Departemen Kesehatan tahun 1992, 1995, dan 2001 menunjukkan bahwa pneumonia mempunyai kontribusi besar terhadap kematian bayi dan anak. Sedangkan pada penelitian kesehatan dasar Riskesdas tahun 2007, pneumonia menduduki peringkat ke-2 sebagai penyebab kematian bayi dan balita setelah diare dan menduduki peringkat ke-3 sebagai penyebab kematian pada neonatus Cissy B. Kartasasmita, 2010:23.

2.3 Etiologi ISPA

Etiologi ISPA terdiri dari bakteri, virus, jamur, dan aspirasi. Bakteri penyebab ISPA antara lain Diplococcus pneumoniae, Pneumococcus, Streptococcus pyogenes, Staphylococcus aureus, dan Haemophilus influenza. Virus penyebab ISPA antara lain Influenza, Adenovirus, dan Sitomegalovirus. Jamur yang dapat menyebabkan ISPA antara lain Aspergillus sp., Candida albicans, dan Histoplasma. Sedangkan aspirasi lain yang juga dapat menjadi penyebab ISPA adalah makanan, asap kendaraan bermotor, BBM bahan bakar minyak biasanya minyak tanah, cairan amnion pada saat lahir, dan benda asing seperti biji-bijian Widoyono, 2008:156.

2.4 Etiologi Pneumonia berdasarkan Umur

Pada bayi yang baru lahir, pneumonia sering terjadi karena aspirasi, infeksi virus Varicella-zoster dan infeksi berbagai bakteri gram negatif seperti Coli, TORCH, Streptococcus, dan Pneumococcus . Pada bayi, pneumonia biasanya disebabkan oleh berbagai virus antara lain Adenovirus, Coxsackie, Parainfluenza, 14 Influenza A or B, Respiratory Syncytial Virus RSV , dan bakteri yaitu B. Streptococci, E.coli, P. Aeruginosa, Klebsiella, S. Pneumoniae, S. Aureus, dan Chlamydia Cissy B. Kartasasmita, 2010:23. Pneumonia pada batita dan anak pra sekolah disebabkan oleh virus yaitu Adeno, Parainfluenza, Influenza A or B , dan berbagai bakteri yaitu S. Pneumoniae, Hemophilus influenzae, Streptococci A, Staphylococcus aureus, dan Chlamydia. Pada anak usia sekolah dan remaja pneumonia disebabkan oleh virus yaitu Adeno, Parainfluenza, Influenza A or B, dan berbagai bakteri yaitu S. Pneumoniae, Streptococcus A, dan Mycoplasma Cissy B. Kartasasmita, 2010:23.

2.5 Klasifikasi Penyakit ISPA

Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut ISPA pada umumnya menunjukkan gejala-gejala seperti batuk, pilek, sakit tenggorokan, kesulitan bernapas, demam, dan sakit telinga Safitri Liana, 2009:17. Penentuan klasifikasi penyakit ISPA dapat dibedakan atas 2 kelompok yaitu: 2.5.1 Kelompok untuk umur 2 bulan sampai kurang dari 5 tahun Untuk kelompok umur 2 bulan sampai kurang dari 5 tahun klasifikasi dibagi atas pneumonia berat, pneumonia, dan batuk bukan pneumonia. 2.5.1.1 Pneumonia berat Terjadi bila disertai napas cepat dengan tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam waktu menarik napas, dengan catatan dalam pemeriksaan anak harus tenang dan tidak menangis. 2.5.1.2 Pneumonia Terjadi bila hanya disertai napas cepat dengan batasan umur 2 bulan sampai umur kurang dari 1 tahun sebanyak 50 kali per menit atau lebih, sedangkan untuk umur 1 tahun sampai umur kurang dari sama dengan 5 tahun sebanyak 40 kali per menit atau lebih. 15 2.5.1.3 Bukan pneumonia Terjadi bila tidak ditemukan peningkatan frekuensi napas cepat dan tidak menimbulkan adanya penarikan dinding dada bagian bawah ke dalam batuk pilek biasa. Sedangkan tanda hanya untuk kelompok umur 2 bulan sampai kurang dari 5 tahun adalah tidak bisa minum, kejang, kesadaran menurun, dan gizi buruk. 2.5.2 Kelompok untuk umur kurang dari 2 bulan Untuk kelompok umur kurang dari 2 bulan klasifikasi dibagi atas pneumonia berat dan batuk bukan pneumonia. Dalam pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS klasifikasi pada kelompok umur kurang dari 2 bulan adalah infeksi bakteri sistemik dan infeksi bakteri lokal. 2.5.2.1 Klasifikasi pneumonia berat Klasifikasi pneumonia berat didasarkan pada adanya batuk dan atau kesukaran bernafas disertai tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam TDDK pada anak umur 2 bulan sampai kurang dari 5 tahun. Untuk kelompok umur kurang dari 2 bulan klasifikasi pneumonia berat ditandai dengan tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam TDDK kuat atau adanya nafas cepat lebih atau sama dengan 60 kali per menit. 2.5.2.2 Klasifikasi pneumonia Klasifikasi pneumonia ini didasarkan pada adanya batuk dan atau kesukaran bernafas disertai adanya nafas cepat. Batas nafas cepat pada anak umur 2 bulan sampai 1 tahun adalah 50 kali permenit dan 40 kali per menit untuk anak usia 1 sampai 5 tahun. 16 2.5.2.3 Klasifikasi batuk bukan pneumonia Klasifikasi batuk bukan pneumonia mencakup kelompok penderita balita dengan batuk yang tidak menunjukkan gejala peningkatan frekuensi nafas dan tidak menunjukkan adanya tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam. Dengan demikian klasifikasi batuk bukan pneumonia mencakup penyakit-penyakit ISPA lain di luar pneumonia seperti batuk pilek common cold, pharyngitis, tonsilitis, otitis.

2.6 Riwayat Alamiah Penyakit ISPA

Dokumen yang terkait

Gambaran Kebiasaan Merokok Anggota Keluarga Pada Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Balita di Puskesmas Bungah Kabupaten Gresik

0 14 125

Hubungan Kondisi Lingkungan Rumah dan Kebiasaan Merokok Anggota Keluarga dengan Kejadian ISPA pada Anak Usia (0-5) Tahun di Desa Suka Sipilihen Kecamatan Tiga Panah Tahun 2016

4 19 134

Hubungan Kondisi Lingkungan Rumah dan Kebiasaan Merokok Anggota Keluarga dengan Kejadian ISPA pada Anak Usia (0-5) Tahun di Desa Suka Sipilihen Kecamatan Tiga Panah Tahun 2016

0 0 17

Hubungan Kondisi Lingkungan Rumah dan Kebiasaan Merokok Anggota Keluarga dengan Kejadian ISPA pada Anak Usia (0-5) Tahun di Desa Suka Sipilihen Kecamatan Tiga Panah Tahun 2016

0 0 2

Hubungan Kondisi Lingkungan Rumah dan Kebiasaan Merokok Anggota Keluarga dengan Kejadian ISPA pada Anak Usia (0-5) Tahun di Desa Suka Sipilihen Kecamatan Tiga Panah Tahun 2016

0 1 9

HUBUNGAN ANTARA KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DAN PERILAKU MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI KELURAHAN WONOLOPO KECAMATAN MIJEN KOTA SEMARANG

1 1 58

HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS REMU KOTA SORONG

0 3 5

HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS II RAKIT KABUPATEN BANJARNEGARA

0 0 16

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS II RAKIT KABUPATEN BANJARNEGARA - repository perpustakaan

0 0 13

HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS II RAKIT KABUPATEN BANJARNEGARA - repository perpustakaan

0 0 29