kadang-kadang merasakan gejala kecemasan namun tidak terlalu terasa dan memilih jawaban “tidak sesuai”, dan skor 1 bila atlet tidak merasakan gejala
kecem asan dalam pengamatan denan memilih jawaban “sangat tidak sesuai”
c. Menyusun format instrumen Format rating scale kecemasan atlet disusun untuk memudahkan
pengamat dalam mengisi lembar pengamatan. Format rating scale kecemasan atlet adalah sebagai berikut :
1 Identitas subjek penelitian Identitas subjek penelitian yang terdapat dalam rating scale kecemasan
atlet ini berisi nama atlet dan tim futsal yang mereka bela. 2 Petunjuk pengisian
Petunjuk pengisian memberikan informasi kepada pengamat mengenai tata cara mengisi lembar rating scale kecemasan atlet dengan benar, sehingga dapat
memberikan jawaban yang sesuai dengan keadaan diri subjek. 3 Butir-butir instrumen
Butir instrumen rating scale kecemasan atlet ini berupa pernyataan- pernyataan mengenai gejala-gejala keccemasan atlet yang berisi 15 item
pernyataan.
4.1.5 Penyusunan Perlakuan Teknik Relaksasi Pernafasan
`Penelitian ini menggunakan teknik relaksasi pernafasan sebagai perlakuan yang diberikan kepada kelompok eksperimen. Relaksasi pernafasan
adalah sebuah metode terapi dengan mengatur irama pernafasan secara teratur, dinamis dan harmonis, lalu dilakukan pemusatan pikiran agar dapat mempercepat
proses penyembuhan atau menghilangkan stres dan kecemasan serta memelihara dan meningkatkan kesehatan fisik dan mental. Relaksasi pernafasan memiliki
berbagai prosedur dan syarat agar memberikan efek yang diharapkan. Peneliti ingin menggunakan teknik relaksasi pernafasan yang memiliki manfaat untuk
mengurangi kecemasan atlet yang hendak bertanding. Perlu dipenuhi beberapa syarat dan prosedur agar teknik relaksasi pernafasan itu sendiri dapat berhasil dan
memberikan efek yang diharapkan, diantaranya : 5. Tempat yang tenang
Tempat yang tenang mutlak diperlukan bagi para pemula, karena biasanya para pemula atau orang yang tidak pernah atau jarang melakukan relaksasi
masih sangat mudah dipengaruhi oleh stimulasi eksternal. Jadi, ruang terapi seharusnya bebas dari gangguan eksternal seperti suara bising dan
bau-bau yang menyengat agar pemusatan pikiran dapat dilakukan dengan mudah oleh peneliti.
6. Posisi yang nyaman Beberapa ahli sangat menyarankan posisi duduk meskipun sejumlah
teknik meditasi lain mengemukakan bahwa posisi berbaring juga dapat dilakukan, namun dalam penelitian kali ini peneliti menghindari posisi
berbaring untuk menghindarkan atlet dari kondisi tidur. 7. Perangkat mental
Perangkat mental disini dimaksudkan sebagai sarana untuk mengarahkan suatu perhatian misalkan berupa kata-kata, musik, dan lain sebagainya.
Secara internal individu mengurangi suatu kata tertentu pada setiap
hembusan nafas, dan hal ini dilakukan berulang-ulang dalam berlangsungnya proses relaksasi pernafasan.
8. Sikap pasif Yang dimaksud sikap pasif disini bukannya tidak perduli, melainkan diam
dalam posisi tertentu, sehingga keadaan tersebut dikatakan kondisi pasif. Dalam kondisi ini, tubuh tidak melakukan gerakan-gerakan tertentu dan
dalam konteks mental, pikiran tidak bersifat reaktif terhadap bayangan alam pikiran yang muncul sendiri. Sehingga pemusatan pikiran yang
dilakukan peneliti menjadi lebih mudah. Relaksasi
pernafasan akan
terjadi penenangan
nafas yang
dikonsentrasikan pemusatan dan imajinasi pikiran di dalamnya untuk mengembalikan kondisi tubuh dan jiwa menjadi lebih baik. Prosedur relaksasi
pernafasan ini dilakukan pada posisi duduk bersila, badan tegak dengan kedua tangan diletakkan dikedua lutut kaki, tubuh dalam keadaan rileks tidak ada
pengejangan dan mata terpejam. Tubuh dan mental dibiarkan dalam keadaan kosong dari segala pikiran, perasaan, angan-angan atau jangan memikirkan
apapun, baru setelah itu lakukan pemusatan pikiran konsentrasi diiringi dengan irama pernafasan yang teratur. Cara mengatur nafasnya adalah dengan menarik
nafas 5 detik dan tahan 10 detik lalu buang nafas perlahan 7 detik. Hal ini dilakukan terus menerus sampai akhir sesi, sambil melakukan pemusatan-
pemusatan pikiran melalui sugesti-sugesti positif yang diucapkan oleh peneliti.
4.2 Pelaksanaan Penelitian
4.2.1 Pengambilan Data
Pengambilan data dalam penelitian kali ini dilakukan sebanyak dua kali tiap kelompok penelitiannya yaitu pada saat pretest dan posttest yang dilakukan
sebelum dan sesudah perlakuan. Pengambilan data dilakukan kepada seluruh kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pretest dan posttest dilakukan
sebanyak satu kali tiap kelompoknya yaitu pada tanggal 27 November 2013 untuk kelompok eksperimen dan 29 November 2013 untuk kelompok Kontrol.
Pretest dan posttest melibatkan seluruh subjek penelitian baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dan tiga orang pengamat. Eksperimen
dilakukan kepada 11 atlet pada kelompok eksperimen dengan memberikan perlakuan berupa teknik relaksasi pernafasan.
Pemberian perlakuan dengan teknik relaksasi pernafasan dilakukan 1 jam sebelum tim BATMAN F.C. melakukan pertandingan, dengan pertimbangan
perlakuan tidak memakan waktu yang lama, tidak mengganggu persiapan pertandingan tim BATMAN F.C dan teknik relaksasi pernafasan akan lebih
maksimal manfaatnya bila dilakukan beberapa saat sebelum pertandingan dimulai dimana tingkat kecemasan sedang memuncak, sehingga tingkat kecemasan atlet
dapat berkurang dan bertahan sampai selesai pertandingan setelah diberikan perlakuan. Subjek didengarkan musik-musik relaksasi sambil melakukan teknik
pernafasan sehingga membantu subjek untuk memasuki kondisi alpha sehingga sugesti-sugesti positif dari peneliti dapat masuk ke alam bawah sadar subjek.
Perlakuan ini dilakukan selama 20 menit yang diinstruksikan oleh peneliti sendiri