Gambaran Umum Kecemasan Atlet

4.4 Hasil Penelitian Tambahan

4.4.1 Hasil Analisis Deskriptif

Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen. Peneliti menggunakan angka yang dideskripsikan dengan menguraikan kesimpulan yang didasari oleh angka yang diolah dengan metode statistik. Deskripsi data penelitian digunakan untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan. Sebagai suatu hasil ukur berupa angka kuantitatif skor rating scale memerlukan suatu norma pembanding agar dapat diinterpretasikan secara kuantitatif. Pada dasarnya interpretasi skor rating scale ini bersifat normatif, artinya makna skor diacukan pada posisi relatif skor dalam kelompok yang dibatasi terlebih dahulu. Hal ini dapat dilakukan dengan bantuan statistik deskriptif dari distribusi data skor kelompok yang umumnya mencakup banyaknya subjek N dalam kelompok, mean skor kelompok µ, standar deviasi skor s, varians s 2 , skor maksimum X maks , dan skor minimum X min . Sesuai dengan tujuan penelitian ini maka tingkat kecemasan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diukur dengan kriteria jenjang atau ordinal, yaitu menempatkan subjek ke dalam kelompok-kelompok terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur.

4.4.1.1 Gambaran Umum Kecemasan Atlet

Berikut dilakukan perhitungan kecemasan atlet pada tiap kelompok subjek penelitian. Kecemasan atlet BATMAN F.C dan MUSTIKA F.C diukur dengan menggunakan rating scale SAS-2. Rating scale ini terdiri dari tiga aspek yaitu : 1. Gangguan somatik 2. Kekhawatiran 3. Gangguan konsentrasi Aspek-aspek tersebut tertuang dalam 15 item yang memiliki skor tertinggi 4 dan skor terendah 1 untuk mengungkap kecemasan atlet dapat dilihat dari kriteria dengan menggunakan perhitungan. Cara peneliti dalam menganalisis hasil penelitian ialah dengan menggunakan angka yang dideskripsikan dengan menguraikan kesimpulan yang didasari oleh angka yang diolah dengan metode statistik. Metode statistik digunakan untuk mencari tahu besarnya Mean Hipotetik Mean Teoritik, dan Standar Deviasi σ dengan mendasarkan pada jumlah item, dan skor maksimal serta skor minimal pada masing-masing alternatif jawaban. Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kategorisasi berdasarkan model distribusi normal. Penggolongan subjek ke dalam tiga kategori adalah sebagai berikut : Tabel 4.9 Penggolongan Kriteria Analisis berdasar Mean Teoritis Interval Kriteria X M – 1,0 σ Rendah M – 1,0 σ ≤ X M + 1,0 σ Sedang M + 1,0 σ ≤ X Tinggi Keterangan : M = Mean Teoritik σ = Standar Deviasi X = Skor Deskripsi data di atas memberikan gambaran mengenai distribusi skor pada kelompok subjek yang dikenai pengukuran dan berfungsi sebagai sumber informasi mengenai keadaan subjek pada aspek atau variabel yang diteliti. Berdasarkan pedoman kategori interval kriteria analisis di atas maka untuk mengukur kecemasan atlet digunakan rating scale SAS-2 yang terdiri dari 15 item dengan skor tertinggi 4 dan skor terendah 1, sehingga kecemasan atlet ini dapat dinyatakan dengan kriteria. Berdasarkan rumus di atas, dilakukan perhitungan sebagai berikut : Jumlah item = 15 Range = skor maksimal - skor minimal = 4 – 1 = 3 Skor maksimal = Jumlah item x skor maksimal per item = 15 x 4 = 60 Skor minimal = Jumlah item x skor minimal per item = 15 x 1 = 15 Luas Jarak Sebaran = Jumlah skor maksimal – jumlah skor minimal = 60 – 15 = 45 Standar Deviasi σ = skor maksimal – skor minimal : 6 = 45 : 6 = 7,5 Mean Teoritis = Jumlah item x nilai tengah = 15 x 2,5 = 37,5 Gambaran secara umum kecemasan atlet berdasarkan perhitungan di atas diperoleh M =37,5 dan σ = 7,5. Selanjutnya dapat diperoleh perhitungan dan akan diaplikasikan pada masing-masing kelompok eksperimen dan kelompok kontrol baik pretest maupun posttest sebagai berikut : Mean – 1,0 SD = 37,5 – 1,0 7,5 = 30 Mean + 1,0 SD = 37,5 + 1,0 7,5 = 45 Berdasarkan perhitungan di atas dapat disimpulkan menjadi sebuah kriteria sebagai berikut : Tabel 4.10 Kriteria Kecemasan Atlet berdasar Mean Teoritis No. Interval Kriteria 1. X 30 Rendah 2. 30 ≤ X 45 Sedang 3. 45 ≤ X Tinggi Melihat tabel di atas dapat diketahui bahwa apabila subjek penelitian memperoleh skor kurang dari 30, berarti kecemasan subjek berada dalam kategori rendah. Kemudian jika subjek penelitian memperoleh skor antara 30 hingga 45 maka kecemasan subjek berada dalam kategori sedang, dan jika subjek memperoleh skor lebih dari 45 maka kecemasan subjek berada pada kategori tinggi.

4.4.1.2 Gambaran Umum Pretest Kecemasan Atlet Kelompok Eksperimen