atlet mencoba menggunakan metode ini Crocker et al.l. dalam Monty, 2000:205
Dari teori para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa teknik-teknik untuk mengurangi kecemasan antara lain strategi relaksasi yang meliputi teknik
relaksasi progresif, autogenic relaxation, relaksasi pernafasan dan meditasi serta strategi kognitif yang meliputi teknik pemusatan perhatian, pengendalian pribadi,
dan pembiasaan. Yang akan digunakan dalam penelitian kali ini adalah teknik relaksasi pernafasan.
2.2 Teknik Relaksasi Pernafasan
2.2.1 Sejarah Teknik Relaksasi Pernafasan
Keadaan rileks adalah keadaan saat seorang atlet berada dalam kondisi emosi yang tenang, yaitu tidak bergelora dan tenang. Untuk mencapai keadaan
tersebut, diperlukan teknik-teknik tertentu melalui berbagai prosedur, baik dilakukan sendiri atau aktif, maupun pasif.
Monty 2000:197 mengungkapkan bahwa teknik relaksasi pertama kali dikembangkan oleh Edmund Jacobsen pada awal tahun 1930-an. Jacobsen
mengungkapkan bahwa seseorang yang sedang dalam keadaan relaks tidak akan memperlihatkan respon emosional seperti terkejut terhadap suara keras. Sehingga
pada tahun 1938, Jacobsen berhasil merancang suatu teknik relaksasi yang kemudian teknik Jacobsen ini menjadi cikal bakal munculnya Latihan Relaksasi
Progresif. Dengan teknik ini, Jacobsen percaya bahwa seaseorang dapat diubah menjadi rileks pada otot-ototnya, sekaligus mengurangi reaksi emosi yang
bergelora, baik pada sistem saraf pusat maupun sistem saraf otonom.
Sedangkan dalam waktu yang hampir bersamaan, seorang dokter yang bernama Johannes Schultz, memperkenalkan suatu teknik pasif agar seseorang
mampu menguasai munculnya emosi yang bergelora, dan dia menyebutnya sebagai Latihan Autogenik Autogenic Training. Teknik ini digunakan untuk
melatih seseorang untuk melakukan sugesti diri, agar ia dapat mengubah sendiri kondisi kefaalan dalam tubuhnya untuk mengendalikan munculnya emosi yang
terlalu bergelora. Setelah diajarkan cara-cara untuk melaksanakannya, seseorang tidak lagi tergantung pada ahli terapinya, melainkan dapat melakukannya sendiri
melalui teknik sugesti diri Monty, 2000:197 Gunarsa 2008: 81 mengungkapkan dalam perkembangannya, teknik-
teknik yang digunakan untuk mengurangi kecemasan, baik oleh Jacobsen maupun Schultz, dianggap kurang efisien. Oleh karena itu bermunculan teknik-teknik
relaksasi baru dan sampai saat ini teknik-teknik relaksasi untuk mengatasi kecemasan masih berkembang dan bermunculan. Salah satu teknik yang muncul
dalaam waktu dekat ini adalah teknik relaksasi pernafasan yang diungkapkan oleh Handoyo. Teknik relaksasi pernafasan ini merupakan penggabungan antara teknik
relaksasi dengan teknik olah nafas sehingga penyembuhan fisik dengan olah nafas dapat dibantu dengan teknik relaksasi, sehingga dapat mempercepat penyembuhan
kecemasan atlet. Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa teknik
relaksasi pernafasan pada awalnya dikembangkan oleh Jacobsen yang kemudian berkembang menjadi banyak teknik relaksasi sesuai dengan keadaan dan
kebutuhan masing-masing daerah yang pada akhirnya terciptalah teknik relaksasi
yang merupakan penggabungan dengan teknik olah nafas yang diperkenalkan oleh Handoyo yang diberi nama teknik relaksasi pernafasan.
2.2.2 Teknik Relaksasi Pernafasan