D. Pembelajaran Sejarah Secara Umum di SMA Negeri 10 Semarang
Berdasarkan hasil pengamatan awal kondisi kegiatan pembelajaran sejarah di SMA Negeri 10 Semarang berjalan kurang baik terlihat dari saat guru
menerangkan materi pelajaran antusiasme siswa kurang dan respon siswa dalam menerima materi pun masih kurang. Dalam prosesnya, guru menyampaikan
materi hanya menggunakan metode ceramah. Selain itu guru juga selalu menulis materi di papan tulis, sehingga peserta didikpun diharapkan menulis apa yang
ditulis oleh guru, hal tersebut membuat para siswa merasa bosan dan jenuh yang menjadikan proses kegiatan belajar mengajar sangat tidak efektif. Selain materi
tidak tersampaikan dengan baik, siswa pun banyak yang bermain sendiri, berbicara dengan siswa lain, bahkan ada yang bermain handphone dan berjalan-
jalan didalam kelas. Sejarah adalah salah satu mata pelajaran yang sangat berhubungan dengan
dimensi waktu. Menurut para ahli, sejarah ialah mempelajari atau merekonstruksi masa lampau dengan segala perubahannya yang sangat erat hubungannya dengan
masa kini yang mengharuskan bagi peserta didiknya untuk mampu bukan hanya sekedar paham tapi pada akhirnya bisa membentuk suatu pribadi yang berkarakter
dan berkemampuan, sehingga menjadi generasi yang cerdas yang selalu berpijak pada pengalaman sejarah untuk menjadikan kehidupan mendatang yang lebih
baik. Hal tersebut membuat mata pelajaran sejarah tidak hanya cukup dijelaskan menggunakan metode ceramah, namun juga harus menghadirkan sejarah tersebut
ke dalam proses pembelajaran sejarah dengan bantuan media.
Berdasarkan pengamatan peneliti di SMA Negeri 10 Semarang metode yang digunakan sangat membosankan bagi para peserta didiknya, karena hanya
menggunakan metode ceramah dan menulis yang membuat para siswa tidak bisa memahami secara mendalam tentang isi materi.
Dalam proses pembelajarannya tidak diselingi dengan canda-canda kecil untuk mencairkan suasana. Hal tersebut membuat para siswa merasa bosan karena
guru yang terlalu serius mengajar, tidak jarang siswa yang tidur saat proses pembelajaran berlangsung. Perhatian peserta didik pun tidak terpusat pada proses
pembelajaran, tapi mereka lebih banyak bermain sendiri dan tidak memperhatikan guru yang sedang menyampaikan materi yang menjadikan proses pembelajaran
tidak kondusif. Berbeda dengan kondisi di atas pada saat guru menggunakan media internet siswa lebih antusias dalam pembelajaran, hal tersebut terlihat
bahwa siswa aktif dalam diskusi kelompok dan banyak siswa yang bertanya jika ada yang kurang jelas.
Disamping menggunakan metode ceramah, guru juga sesekali menggunakan metode pembelajaran diskusi kelompok. Menurut pengamatan
peneliti metode pembelajaran seperti ini lebih baik dari pada hanya menggunakan metode ceramah saja. Hal tersebut dapat dilihat pada saat guru memberikan materi
yang akan didiskusikan, para siswa sangat antusias mendengarkan dan terfokus pada guru yang sedang memberikan garis besar materi yang nantinya akan
didiskusikan pada setiap kelompok.
Setelah guru menjelaskan garis besar materi, guru memberikan masalah yang akan didiskusikan. Setiap kelompok diberikan waktu 30 menit untuk
menyelesaikan diskusi untuk selanjtunya kelompok pertama mempresentasikan hasilnya. Dari kegiatan diskusi tersebut dapat dilihat bahwa siswa sangan
bersemangat untuk bertukar pikiran dengan teman satu kelompoknya untuk menjawab masalah yang diberikan. Hal tersebut membuat siswa terpacu untuk
berpikir keras, karena siswa sendiri lah yang menggali permasalahan tersebut agar terjawab.
Pada waktu presentasi dilakukan pun suasan pembelajaran kondusif. Para siswa antusias melihat teman-temannya mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya. Dari proses diskusi tersebut dilihat para siswa berpikir kritis dengan bertanya kepada kelompok yang sedang mempresentasikan hasilnya.
Mereka berlomba-lomba mengajukan pertanyaan dari rasa ingin tahu mereka tentang masalah yang sedang dibahas.
Dari hasil pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa kurang tertarik dengan guru yang hanya menggunakan metode ceramah dalam setiap
pembelajarannya. Selain itu, para siswa juga akan merasa jenuh apabila guru terlalu serius dalam mengajar. Menurut hasil pengamatan peneliti, para siswa
senang apabila guru dalam mengajar diselingi dengan intermezo dan menggunakan media yang interaktif Gambar proses pembelajaran sejarah kelas
XI IS 2 SMA N Semarang lihat pada lampiran 1.5.
4.1.1.2 SMA Islam Hidayatullah Semarang
A. Sejarah dan Profil