mengajar beliau yang maenarik dan karena baliaupun menggunakan media pembelajaran di setiap pembelajarannya agar siswa tidak merasa bosan. Beliau
menuturkan bahwa media sangat diperlukan dalam setiap proses pembelajaran untuk merangsang otak siswa dan untuk mendapat perhatian siswa agar siswa
tidak merasa bosan, sehingga materi pun dapat tersampaikan dengan baik. Beliau juga menuturkan bahwa beliau tidak menemukan kendala yang berarti dalam
setiap proses pembelajarannya.
4.1.2 Media yang digunakan guru dalam pembelajaran sejarah 1.
SMA Negeri 10 Semarang
Media mempunyai peran penting dalam suatu proses pembelajaran, dalam pendidikan media difungsikan sebagai sarana untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Karena informasi yang terdapat dalam media harus dapat melibatkan siswa, baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas
yang nyata, sehingga pembelajaran dapat terjadi.Pada awal sejarah pendidikan, guru merupakan satu-satunya sumber untuk memperoleh pelajaran. Dalam
perkembangan selanjutnya, sumber belajar itu kemudian bertambah dengan adanya buku.Dari sinilah para pendidik mulai menyadari perlunya sarana belajar
yang dapat memberikan rangsangan dan pengalaman belajar secara menyeluruh bagi siswa melalui semua indera, terutama indera pandang
– dengar.
Selain membantu dalam proses pembelajaran media juga dapat mengatasi masalah guru terkait sifat siswa yang heterogen, kondisi lingkungan sekolah dan
tingkat pemahaman belajar siswa yang berbeda. Media pembelajaran akan
memberikan perangsang yang sama kepada siswa, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama tidak ambigu seperti halnya jika
disampikan hanya melalui verbal saja. Hasil penelitian di SMA Negeri 10 Semarang merupakan suatu bukti nyata
bahwa media mempunyai peran penting dalam transformasi materi pelajaran dari guru kepada siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai, dimana dalam proses
pembelajaran guru hanya menggunakan media konvensional yaitu ceramah sehingga siswa merasa bosan, dan tidak tertarik untuk mengikuti pelajaran
sejarah. Hal tersebut membuat kondisi kelas tidak kondusif karena pembelajaran hanya satu arah, siswa tidak diberi kesempatan untuk berperan aktif sehingga
banyak siswa yang sibuk sendiri, sehingga materi yang disampaikan oleh guru tidak diterima dengan baik oleh siswa.
Berdasarkan hasil penelitian awal, proses pembelajaran di SMA Negeri 10 Semarang tergolong sudah baik, tetapi guru kurang memaksimalkan fasilitas
media yang disediakan di sekolah, dalam proses pembelajaran guru hanya mencacat materi di papan tulis, dan siswa diharuskan ikut mencacat, hal tersebut
membuat siswa bosan karena mereka menganggap hal tersebut tidak menarik, mereka tidak diberi rangsangan untuk lebih berfikir kritis sehingga hasilnya
proses pembelajaran akan menjadi monoton. Banyak siswa yang mainan handphone, bercanda dengan temannya, sehingga mereka tidak fokus mengikuti
materi karena tidak ada hal yang berbeda yang membuat siswa lebih tertarik mengikuti pelajaran sejarah.
“guru dalam menerangkan materi pelajaran selalu dengan cara yang monoton, yaitu dengan ceramah, sehingga membuat siswa bosan dan tidak
tertarik untuk mengikuti pembelaaran sejarah, terlebih lagi kita anak muda, jadi membutuhkan pembelajaran yang lebih bervarias
i”wawancara dengan Alfian Farhan, 19 Februari 2014
Di SMA Negeri 10 Semarang terdapat dua guru mata pelajaran sejarah yang mempunyai karakter yang berbeda dalam memberikan materi kepada
siswanya, ada guru yang dalam mengajar kurang santai tidak ada intermezo yang membuat siswa lebih tertarik, sehingga siswa dalam mengikuti pelajaran
cenderung tegang dan bosan dengan materi sejarah. Materi sejarah yang banyak dengan alokasi waktu hanya satu jam pelajaran selama satu minggu kurang
dikemas dengan baik dan menarik oleh guru dengan bantuan media pembelajaran, sehingga materi yang disampaikan kurang diterima dengan baik oleh siswa,
menurut penuturan dari Saniya Audifa siswa kelas X 8. ”pembelajaran sejarah di SMA 10 kurang menyenangkan, karena guru
dalam mengajar tidak bisa santai dan monoton, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi dan tidak ada mood untuk mengikuti
pembelajaran”wawancara dengan Audifa, 19 Februari 2014
Berbeda dengan Saniya Audifa, menurut Alfian Farhan siswa kelas XII IPA 1 pembelajaran sejarah di SMA Negeri 10 Semarang terkadang
membosankan tetapi kadang juga menyenangkan, tergantung dengan suasana hati. Hampir sama dengan Audifa, guru Alfian juga dalam memberikan materi sejarah
cenderung monoton, hanya menggunakan media konvensional yaitu ceramah. Dalam hal ini siswa menjadi bosan karena pembelajaran hanya diisi dengan guru
ceramah siswa mendengarkan, dan guru menulis di papan tulis siswa diharuskan
mencatat. Siswa menganggap hal tersebut sudah kuno, kurang efektif dalam pembelajaran sejarah jika dilihat materi sejarah yang begitu luas. Tetapi terkadang
guru juga menggunakan media LCD untuk menyampaikan materi dalam pembelajaran sejarah, walaupun intensitasnya terhitung kurang siswa merasa
bahwa penggunaan LCD dalam pembelajaran sangat membantu siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru.
“mengenai penggunaan media, guru jarang menggunakan media dalam pembelajaran, pernah tapi tidak sering yaitu menggunakan media
LCD”wawancara dengan Alfian, 19 Februari 2014
Menurut penuturan dari Ibu Sumarsi salah satu guru sejarah di SMA Negeri 10 Semarang, pembelajaran sejarah merupakan hal yang sangat penting
karena sesuai untuk mengubah sikap moral, sopan santun dan menanamkan nilai luhur pada generasi muda di era globalisasi ini. Pembelajaran sejarah di SMA
Negeri 10 Semarang menurut beliau sekarang kurang kondusif, setelah bergantian kepemimpinan kepala sekolah dengan kebijakan baru. Kebijakan kepala sekolah
lama pembelajaran dilakukan secara moving class, jadi setiap kelas mata pelajaran sudah dilengkapi dengan media, alat peraga, gambar-gambar, dan peta yang
mendukung pembelajaran seperti halnya pada kelas sejarah. Berdasarkan wawancara dengan Ibu Sumarsi, dahulu pembelajaran sejarah
dilakukan secara moving class sehingga guru lebih maksimal dalam mempersiapkan media pembelajaran yang disesuaikan dengan materi yang akan
disampaikan karena media pembelajaran sudah tersedia dan sangat memadai untuk mendukung pembelajaran. Siswa juga lebih antusias dalam mengikuti
pembelajaran, kelas menjadi lebih hidup karena pembelajaran dilakukan secara dua arah, pemahaman siswa terhadap materi sejarah sangat baik, hal tesebut
dibuktikan dengan nilai sejarah yang didapatkan siswa sangat memuaskan. Menurut beliau media memang berperan sangat penting dalam setiap proses
pembelajaran, dengan media materi yang disampaikan oleh guru akan lebih mudah dipahami karena siswa tidak hanya mendengar namun juga melihat wujud
kongkrit bahan materi yang diajarkan, selain itu penggunaan media juga lebih meningkatkan motivasi belajar siswa. Seperti contoh dalam materi reformasi guru
menampilkan gambar pak Harto untuk apersepsi siswa dan meningkatkan respon siswa dalam menaanggapi materi yang diajarkan, siswa akan lebih tertarik dengan
menayangan gambar-gambar tokoh sesuai dengan materi yang diajarkan. ”dulu sewaktu masih ada kelas sejarah, masih moving class setiap
pembelajaran pasti menggunakan media karena media sudah tersedia di kelas sejarah, seperti gambar tokoh nasional, jadi setiap saya akan
menerangkan materi, media sudah tersedia disitu, guru hanya tinggal stand by dikelas sejarah, karena kelas sejarah digunakan untuk semua
kelas”wawancara dengan Sumarsi, 24 Februari 2014 Menurut penuturan dari Ibu Sumarsi, beliau sering menggunakan media
LCD dalam proses pembelajaran sejarah, dalam persiapannya beliau sudah menyiapkan gambar-gambar terkait materi yang akan diajarkan, karena beliau
merasa dengan menggunakan media gambar, respon siswa akan lebih baik dan tertarik untuk mengikuti pelajaran sejarah. Media sangat berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa karena siswa akan lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dan materi yang diajarkan akan
mudah dipahami oleh siswa.
“setiap saya mau mengajar, saya terlebih dahulu menyiapkan gambar yang terkait dengan materi yang akan diajarkan, dengan keadaan saya yang
seperti ini menggunakan kursi roda, dalam pembelajaran saya sering menggunakan LCD walaupun dalam penerapannya saya membutuhkan
bantuan siswa untuk mengoprasikannya”wawancara dengan Sumarsi, 24 Februari 2014
Media sangat berperan penting dalam pembelajaran sejarah terlebih melihat materi sejarah yang sangat luas. Dengan adanya media dapat memperjelas
penyajian materi agar tidak terlalu bersifat verbalistis dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka.
Penggunaan media dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera yang dapat diserap oleh siswa seperti contoh objek materi yang akan
diajarkan dapat digantikan dengan gambar, foto, replika, peta, sehingga pemahaman siswa tidak hanya bayangan, tetapi lebih kongkrit. Kejadian atau
peristiwa yang terjadi dimasa laludapat ditampilkan lewat rekaman, video, hal tersebut membuat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan akan lebih
baik. Dikaitkan dengan materi jika akan menjelaskan materi G 30 SPKI guru akan menayangkan tentang gambar-gambar jendral yang tertembak, lubang buaya
sebagai tempat pembuangan mayat para jendral, itu membuat siswa lebih masuk dalam materi dan paham dengan materi yang diajarkan, berikut penuturan Ibu
Sumarsi tentang pentingnya media pembelajaran dalam proses pembelajaran sejarah.
“jelas dengan menggunakan media sangat berpengaruh pada pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan. Seperti contoh pada saat
menerangkan materi reformasi, saya menayangkan gambar pak harto, respon siswa baik saat saya menanyakan apa yang siswa ketahui tentang
gambar tersebut, kan siswa jadi aktif”wawancara dengan Sumarsi, 24 Februari 2014
Setelah pergantian kepemimpinan kepala sekolah baru, kebijakan moving class ditiadakan, jadi kelas disesuaikan dengan jenjang tingkat seperti biasa tidak
sesuai dengan mata pelajaran. Hal tersebut membuat Ibu Sumarsi selaku guru sejarah mengalami kesulitan dalam menerapkan media dalam setiap pembelajaran
sejarah, karena setiap kelas hanya dilengkapi dengan LCD saja, dan tidak semua LCD yang terpasang dalam kelas dapat beroperasi dengan baik. Oleh karena itu
Ibu Sumarsi jarang menggunakan media LCD dan lebih sering menggunakan media ceramah dalam setiap pertemuan.
”dulu waktu masih ada kelas sejarah tidak ada kendala, karena media sudah tersedia dikelas, sekarang setelah kelas dijadikan kembali ke model
tradisional, merasa kesulitan, guru juga harus menyesuaikan diri, karena tidak semua LCD dikelas dapat beroperasi dengan b
aik”wawancara dengan Sumarsi, 24 Februari 2014
Berdasarkan hasil pengamatan secara langsung pembelajaran sejarah di kelas XI IPS 2 dengan materi Pergerakan Nasional yang disampikan oleh Ibu
Sumarsi, pembelajaran diawali dengan guru menyampaikan SK, KD, tujuan pembelajaran dan bentuk penilaian. Pada materi ini guru menggunakan media
LCD, untuk menggali rasa ingin tahu siswa, guru menayangkan gambar-gambar pada slide yang berhubungan dengan materi. Setelah menayangkan gambar guru
menanyakan kepada siswa apa yang mereka ketahui tentang gambar pada slide. Siswa sangat antusias menjawab pertanyaaan dari guru sesuai dengan
pengetahuan yang mereka masing-masing, hal tersebut membuat proses pembelajaran berlangsung kondusif.
Setelah siswa dianggap telah siap dan tertarik untuk mengikuti pelajaran, guru menyampaikan materi pergerakan nasional secara umum dan dilanjutkan
dengan diskusi kelompok. Dalam diskusi kelompok guru membagi siswa menjadi 5 lima kelompok sehingga dalam setiap kelompok terdapat 5 lima siswa yang
akan saling bekerja sama. Tugas yang diberikan guru adalah setiap kelompok mencari dan menceritakan secara rinci organisasi-organisasi yang tumbuh dan
berkembang pada saat pergerakan nasional, dalam prosesnya siswa diperbolehkan untuk menggunakan media internet dengan gadget yang dimiliki masing-masing
siswa. Selain media internet guru juga mengarahkan siswa untuk melakukan studi
pustaka di perpustakaan dengan mencari buku-buku yang terkait organisasi pergerakan nasional guna melengkapi informasi yang diperoleh melalui internet.
Guru memberikan alokasi waktu selama 20 menit, setelah semua kelompok selesai mengerjakan tugas yang diberikan guru melakukan evalusi pembelajaran
dengan menanyangkan organisasi-organisasi yang berkembang pada masa pergerakan nasional dan memberikan arahan kepada siswa untuk melakukan studi
mandiri di rumah terkait dengan tugas kelompok tadi karena pada pertemuan berikutnya setiap kelompok harus mempresentasikan hasil diskusinya di depan
kelas dan akan ditanggapi oleh kelompok lain. Untuk pendalaman materi tentang pergerakan nasional, guru juga memberikan soal-soal kepada siswa untuk
dikerjakan dirumah dan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.
Selain menggunakan media pembelajaran konvensional yaitu ceramah, guru juga menggunakan media bahan ajar, seperti buku dan LKS untuk membantu
siswa memahami materi sejarah yang diajarkan. Seperti penuturan dari ibu Sumarsi beliau juga sering menyuruh siswanya untuk membaca LKS, dan
mengerjakan LKS untuk pemahaman materi. “terkadang jika saya akan menerangkan materi tapi tidak ada media yang
tersedia saya menyuruh anak untuk mengerjakan LKS, karena kalau mencatat terus tidak ada waktunya”wawancara dengan Sumarsi, 24
Februari 2014
Dalam penggunaan media pembelajaran sejarah guru SMA Negeri 10 Semarang menyesuaikan dengan kondisi kelas, seperti contoh jika LCD yang
terpasang di kelas rusak maka guru mengalihkan media ceramah. Tetapi menurut menuturan dari Alfian dan Audifa guru sejarah jarang menggunakan media dalam
proses pembelajaran sejarah. Terkadang menggunakan LCD dalam materi-materi tertentu dalam intensitas penggunakan LCD sangat sedikit. Hal tersebut dirasa
bahwa guru kurang memaksimalkan media pembelajaran yang sudah disediakan oleh sekolah. Karena dalam proses pembelajaran sejarah hanya menggunakan
media ceramah, minat siswa terhadap pelajaran sejarah juga menjadi berkurang, yang berdampak pada hasil belajar siswa menjadi kurang maksimal.
Pembelajaran sejarah di SMA 10 Semarang kurang menarik antusias siswa dalam belajar karena hanya monoton menggunakan media ceramah satu arah yang
menurut penuturan Alfian merupakan media yang kuno dan membosankan. Dalam proses pembelajaran tidak dapat meninggalkan media ceramah, karena
penjelasan verbal sangat dibutuhkan siswa dalam memahami materi yang diajarkan, namun siswa berharap guru lebih memberikan variasi dalam proses
pembelajaran sehingga pelajaran sejarah menjadi menarik dan menyenangkan. Dalam hal ini kreatifitas guru dalam mengemas proses belajar mengajar sangat
dibutuhkan, karena siswa merasa selama ini pembelajaran sejarah di SMA Negeri 10 Semarang kurang menarik dan monoton.
Melihat alokasi waktu pelajaran sejarah yang sangat terbatas yaitu untuk IPA hanya 1x45 menit dan kelas IPS 2X45 menit dalam satu minggu dengan
materi sejarah yang sangat luas, membuat guru merasa kesulitan untuk mengemas materi dan media yang digunakan dalam setiap pertemuan. Karena dianggap
media ceramah adalah media yang sangat memungkinkan dilakukan di setiap pertemuan pada setiap jenjang kelas sehingga guru lebih sering menggunakan
media tersebut. “alokasi waktu mata pelajaran sejarah dalam satu minggu 1x45 menit
untuk IPA dan 2x45 menit untuk IPS, dengan alokasi tersebut dirasa sangat kurang, apalagi berhubungan dengan sejarah penjelasannya harus
detail”wawancara dengan Alfian, 19 Februari 2014
Berdasarkan hasil wawancara terhadap perwakilan siswa di SMA Negeri 10 Semarang dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran sejarah di SMA
Negeri 10 Semarang cenderung masih monoton, media yang digunakan guru kurang bervariasi yaitu hanya menggunakan media konvensional ceramah dan
terkadang menggunakan media LCD yang terpasang di masing-masing kelas. Penggunaan media oleh guru dinilai siswa masih kurang maksimal, guru hanya
sebagian besar menyampaikan materi melalu verbal saja, tidak ada perwujudan secara nyata agar siswa lebih memahami materi yang diajarkan. Hal tersebut
membuat pelajaran sejarah kurang menarik. Dari hasil pengamatan langsung terhadap proses pembelajaran sejarah di
kelas dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran sejarah di SMA Negeri 10 Semarang, guru cenderung sering menggunakan media ceramah untuk
menyampaikan materi yang diajarkan. Hal tersebut membuat kelas kurang kondusif. Tetapi disaat guru menggunakan media LCD dalam memberikan materi
antusias siswa untuk mengikuti pelajaran sejarah menjadi meningkat. Guru juga menggunakan media internet dalam proses diskusi kelompok untuk mencari
informasi terkait tugas yang diberikan. Dalam proses pembelajaran guru menuntut siswa untuk berperan aktif
dengan cara presentasi di depan kelas dan teman yang lain memberikan tanggapan. Hal tersebut sangat merangsang pola berfikir siswa untuk lebih kritis
dalam menganggapi hasil diskusi kelompok lain dan membuat siswa lebih paham terhadap materi yang diajarkan. Selain media ceramah, LCD, guru juga
menggunakan alat bantu seperti bahan ajar, buku, dan LKS untuk pendalaman materi.
Berbeda dengan hasil kesimpulan wawancara terhadap guru mata pelajaran sejarah yang menyebutkan bahwa sebelum pergantian kepemimpinan
kepala sekolah yang baru, dulu di SMA Negeri 10 Semarang diterapkan sistem moving class, jadi ada kelas sejarah sendiri yang lengkap dengan media
pembelajaran seperti gambar-gambar pahlawan, peta, alat peraga, replika bangunan bersejarah dan LCD yang membantu guru dalam menyampaikan materi.
Namun setelah pergantian kepemimpinan kepala sekolah kebijakan moving class ditiadakan diganti dengan kelas biasa. Hal tersebut membuat guru merasa
kesulitan dalam menerapkan media dalam proses pembelajaran, terlebih lagi LCD yang terpasang di masing-masing kelas tidak semua beroperasi dengan baik,
membuat terhambatnya proses belajar mengajar sehingga guru cenderung lebih sering menggunakan media ceramah.
2. SMA Islam Hidayatullah Semarang
Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan pengirim kepada penerima, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa yang menjurus ke arah terjadinya
proses belajar. Secara umum manfaat media pembelajaran adalah memperlancar
interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih afektif dan efisien. Secara lebih khusus ada beberapa manfaat media lebih rinci.
Media pembelajaran sangat penting dalam setiap mata pelajaran khususnya mata pelajaran sejarah yang menurut persepsi siswa adalah mata
pelajaran yang membosankan. Bapak Bahtiar adalah guru sejarah SMA Islam Hidayatullah Semarang yang sadar akan hal tersebut sehingga beliau selalu
mengaktualisasikan media pembelajaran yang digunakan dalam setiap pertemuan agar siswa tidak bosan dalam mengikuti pelajaran sejarah. Dalam wawancara
yang dilakukan, beliau menuturkan bahwa beliau selalu memperbaharui media yang digunakan sehingga media menjadi bervariasi.
“kalau kita selalu menggunakan media yang monoton atau sejenis anak- anak juga lama-lama menjadi bosan sehingga perlu adanya variasi dalam
penggunaan media. InsyaAllah saya selalu memperbaharui ya
mengaktualisasi media yang saya punya”wawancara dengan Bachtiar, 14 Maret 2014
Sebelum memulai pembelajaran guru sudah merancang dan mengemas perangkat pembelajaran agar proses pembelajaran mencapai tujuan yang
diinginkan. Menurut pendapat bapak Bahtiar media pembelajaran merupakan alat atau pendukung untuk menyampaikan materi dari guru kepada peserta didik.
Bapak bahtiar selalu menggunakan media dalam setiap pembelajaran dari media konvensional sampai media modern disesuaikan dengan materi yang diajarkan
tentu dengan variasi media yang beragam agar siswa tidak merasa bosan. Seperti media teka-teki silang, tebak kata sejarah, peta buta yang sebenarnya tegolong
media konvensional dipadukan dengan media power point sebagai pengantar penyampaian materi pembelajaran, di variasi dengan adanya film dokumenter,
gambar-gambar yang didapatkan dari internet dan untuk evaluasi menggunakan media kuis interaktif.
”media pembelajaran adalah alat atau pendukung untuk menyampaikan materi dari kita sebagai guru kepada peserta didik, ibarat kita
menyampaikan pesan, media adalah alat untuk menyampaikan pesan itu. Ya saya selalu menggunakan media baik media konvensional ataupun
modern yang disesuaikia
n dengan materi yang diajarkan”wawancara dengan Bachtiar, 14 Maret 2014
SMA Islam Hidayatullah Semarang dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang sangat mendukung dalam pembelajaran misalnya, LCD yang
terpasang di setiap ruang, speaker aktif yang masih terpasang di kelas X, ruang kelas yang representatif, siswa yang masing-masing sudah dibekali dengan leptop,
wi-fi yang bisa diakses disemua wilayah sekolah, namun dengan semua sarana yang ada akan menjadi percuma jika penggunaannya tidak dioptimalkan, sehingga
Bapak Bahtiar sebagai Guru di SMA Islam Hidayatullah Semarang selalu berusaha meningkatkan kreativitasnya dalam menciptakan atau memanfaatkan
media yang tersedia di sekolah. “saya rasa pembelajaran di sini masih perlu ditingkatkan, walaupun sudah
didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai tapi saya rasa harus dioptimalkan dengan memanfaatkan daya dukung yang ada di sekolah,
sehingga pembelajaran lebih optimal.”wawancara dengan Bachtiar, 14 Maret 2014
Berdasarkan hasil wawancara, Bapak Bahtiar mengatakan bahwa dalam setiap pertemuan beliau selalu menggunakan media pembelajaran agar siswa
merasa tertarik dan antusias dalam pembelajaran. Penggunaan media juga sangat bepengaruh terhadap hasil belajar dan pemahaman siswa terhadap materi yang
diajarkan. Media yang digunakan oleh Bapak Bahtiar sangat bervariasi yang diantaranya adalah media konvensional hingga media modern, antara lain adalah
teka-teki silang, tebak kata sejarah, peta buta, kuis sejarah, monopoli sejarah, penayangan film dokumenter, gambar-gambar dan power point melalui LCD yang
bahannya didapatkan dari internet serta buku-buku yang tersedia di perpustakaan.
“media konvensional kita menggunakan TTS, kemudian peta buta, tebak kata sejarah, kemudian tugas proyek, film dokumenter yang bahannya kita
bisa browsing di internet yang banyak sekali arsip-arsip yang sudah terpublish kita bisa memanfaatkan itu dan kita kombinasikan dengan
media sesuai dengan materi, selanjutnya ada kuis interaktif. Buku juga tersedia di perpustakaan anak-anak bisa mencari sumber belajar di
sana.
”wawancara dengan Bachtiar, 14 Maret 2014
Berkaitan dengan media yang digunakan oleh guru, yang dulu guru menggunakan peta besar untuk menjelaskan materi, oleh Bapak Bahtiar dikemas
dengan hanya menggunakan peta buta yang didapatkan dari internet untuk mengetahui pemahaman siswa terkait materi yang diajarkan. Bapak Bahtiar juga
selalu mengadakan evaluasi dalam setiap pembelajaran, agar pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan dapat diketahui. Mengenai bahan gambar dan film
bapak Bahtiar mencari sendiri melalui media internet. Menurut beliau media sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Jika menggunakan media siswa
akan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga pemahaman siswa akan lebih baik.
”peta yang kita dulu menggunakan peta besar sekarang kita tidak menggunakan lagi karena sudah canggih kita membuat lembar kerja buat
siswa yang dikemas dalam bentuk peta buta. Terkait bahan untuk media pembelajaran seperti film dokumenter saya dapat dari internet kemudian
kita masukan ke materi, untuk konvensional bahannya kita cari di internet tetapi kemudian kita kreatiftas sendiri. Mengenai pengaruh media
pembelajaran ya media sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, ketika menggunakan media siswa antusias tetapi ketika tidak
menggunakan siswa tidak ada mood sehingga ketika diuji kedalaman
materinya tidak tercapai”wawancara dengan Bachtiar, 14 Maret 2014
Media sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran, karena media sebagai alat penyampaian materi, sehingga jika tidak ada alat maka materi yang
disampaikan akan abstrak, dan pemahaman siswa terhadap materi akan kurang karena tidak ada bentuk visual dari materi yang diajarkan. Media mutlak
dibutuhkan oleh seorang guru dengan cara guru mengemas sedemikan rupa materi pembelajaran agar menjadi materi yang mudah dipahami oleh siswa sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai. Kreativitas guru dalam hal ini sangat berpengaruh besar terhadap terciptanya proses pembelajaran yang kondusif dan
menyenangkan. “media itu sangat mutlak dibutuhkan terutama bagi guru, bagaimana kita
bisa menyampaikan pesan jika alatnya tidak ada, terkait caranya bagaimana ya tegantung dengan kreatifitas kita sendiri, kita sebagai guru
mau kreatif atau tidak. Jadi media sangat perlu, untuk mendapatkannya kita harus menambah wawasan dengan membaca buku, browsing di
internet yang di sana banyak sekali media pembelajaran, intinya mengajak anak belajar dengan gembira ta
npa ada perasaan tertekan “wawancara dengan Bachtiar, 14 Maret 2014
Penuturan dari Ferdiansyah siswa kelas X-2 SMA Islam Hidayatullah Semarang, menurutnya pelajaran sejarah selama ini menyenangkan, serius tapi
santai. Ferdian juga tidak pernah mengalami kesulitan dalam memahami materi sejarah yang diajarkan. Berdasarkan hasil wawancara Ferdian mengatakan bahwa
setiap pertemuan mata pelajaran sejarah guru selalu menggunakan media seperti LCD, dan speaker. Penayangan materi melalui LCD juga sangat bervariasi seperti
gambar-gambar, foto-foto bersejarah, film dokumenter, materi terkait, dan kuis tergantung dengan materi yang diajarkan.
“pembelajaran sejarah sangat menyenangkan karena gurunya serius tapi santai, alhamdulillah saya tidak pernah mengalami kesulitan dalam
memahami materi sejarah yang diajarkan. Dalam pembelajaran sejarah guru selalu menggunakan media yaitu media LCD dan speaker aktif yang
terpasang dikelas tanpa kerusakan”wawancara dengan Ferdiansyah, 15 maret 2014
Ferdiansyah menuturkan bahwa dalam pembelajaran penggunakan media berperan sangat penting, karena dengan media dapat membantu siswa dalam
memahami materi dan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, menurutnya hanya alokasi waktu pelajaran sejarah yang sedikit hanya 1x 60 menit
membuat pemahaman siswa cenderung kurang karena siswa lebih sering belajar mandiri dirumah.
“media pembelajaran sangat penting di era sekarang, dunia lebih maju teknologinya dan itu akan membantu sebagai sarana pembelajaran
pendidikan di indonesia. Media juga membantu saya dalam memahami materi kalau guru tidak menggunakan media dirasa kurang komplit,
alokasi waktu untuk pelajaran sejarah seminggu satu kali pertemuan satu jam atau 60 menit. Menurut saya alokasi tesebut sangat kurang.
“wawancara dengan Ferdiansyah, 15 Maret 2014
Berdasarkan hasil pengamatan langsung dalam pembelajaran di kelas XI IPA 2 dengan materi G 30 SPKI guru menggunakan media LCD yang
digabungkan dengan metode ceramah, guru menayangkan materi dengan slide power point yang berisi penjelasan materi, film dokumenter, foto dan gambar
terkait materi G 30 SPKI. Pembelajaran sangat kondusif, siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran dan siswa juga mencatat materi yang ditayangkan.
Terkadang guru memberikan pertanyaan siswa juga menanggapi dengan jawaban yang serius. Setelah selesai menjelaskan materi untuk mengetahui pemahaman
siswa guru menggunakan media peta buta yang dikerjakan dengan metode 2 kepala, siswa hanya boleh mengerjakan dengan teman sekelompoknya dan tidak
boleh meminjam catatan teman lain dengan alokasi waktu 15 menit. Tugas tersebut sangat efektif untuk mengetahui pemahaman siswa terkait materi yang
baru saja diajarkan. Bapak bahtiar juga kadang menggunakan media internet dalam
pembelajaran sejarah, dengan memanfaatkan wifi sekolah dan leptop yang sudah dimiliki oleh masing-masing siswa. Dengan media internet guru menugasi siswa
secara kelompok untuk mencari materi dan menjawab pertanyaan yang sudah disiapkan oleh guru. Siswa secara kelompok mengerjakan tugas dengan alokasi
waktu yang sudah ditentukan. Selain media internet guru juga memanfaatkan blog pribadi untuk pengayaan dan remidial, buku-buku yang tersedia diperpustakaan
juga dimanfaatkan guru untuk media pembelajaran dengan menugaskan siswa melakukan studi pustaka terkait tugas yang diberikan. Untuk pendalaman materi
guru menggunakan media LKS yang dikerjakan secara mandiri di rumah. “kita memberikan tugas proyek kepada siswa karena di sini sudah di
fasilitasi dengan wi-fi dan masing-masing anak sudah dibekali leptop jadi kita beri tugas proyek, kita tentukan waktu pengerjaannya kemudian anak-
anak mengumpulkan tugas tersebut, ada juga komparasi peristiwa sejarah
contohnya peristiwa tritura dan reformasi”wawancara dengan Bachtiar, 14 Maret 2014
Dari hasil pengamatan dan wawancara terhadap siswa dan guru sejarah di SMA Islam Hidayatullah Semarang dapat disimpulkan bahwa dengan media yang
disediakan oleh sekolah guru sudah mengoptimalkan dari segi guna dan intensitas penggunaan. Dalam pembelajaran sejarah guru selalu menggunakan media
pembelajaran yang tersedia di sekolah yang divariasikan dengan media yang dibuat sendiri oleh guru.
4.1.3 Kendala-kendala yang dialami guru dalam pemanfaatan media pembelajaran sejarah