Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam buku Sadiman 1986 Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi penyampaian pesan dari sumber pesan melalui media tertentu ke penerima pesan. Pesan, sumber pesan, media dan penerima pesan adalah komponen-komponen proses komunikasi. Pesan yang akan dikomunikasikan adalah isi ajaran atau didikan yang ada dalam kurikulum. Sumber pesannya bisa guru, siswa, orang lain, ataupun penulis buku dan produser media. Salurannya adalah media pendidikan dan penerima pesannya adalah siswa atau juga guru. Hartono 1996 menyatakan bahwa para ahli pendidikan berpendapat media sangat diperlukan pada anak-anak tingkat dasar sampai menengah dan akan banyak berkurang jika mereka sudah sampai pada tingkat pendidikan tinggi. Pada tingkat sekolah dasar dan menengah, pengajar akan banyak membantu anak didik dengan mengembangkan semua indera yang ada, yakni dengan mendengar, melihat, merasa, meraba, memanipulasi, atau mendemonstrasi dengan media yang dapat dipilih. Untuk selanjutnya Hartono 1996 menyatakan bahwa media pengajaran adalah sarana yang membantu para pengajar. Anak-anak yang peka dan auditif mungkin tidak banyak memerlukannya, tetapi anak yang bersifat visual akan banyak meminta bantuan media untuk memperjelas pemahaman bahan yang disajikan. Demikian pula waktu penyajian media sangat menentukan berhasil tidaknya penjelasan dengan bantuan media ini. Dalam pengertian teknologi pendidikan, media merupakan komponen dari sistem instruksional disamping pesan, orang, teknik latar dan peralatan. Media adalah perangkat lunak software berisi pesan atau informasi pendidikan yang biasanya disajikan dengan mempergunakan peralatan. Peralatan atau perangkat keras hardware merupakan sarana untuk dapat menampilkan pesan yang terkandung pada media tersebut Sadiman, 1986: 19. Media pengajaran sebagai alat bantu pengajar dalam suatu proses pembelajaran merupakan faktor penting untuk merangsang dan memusatkan perhatian peserta didik. Interaksi dalam proses pembelajaran yang berjalan baik dapat tercipta jika semua indera peserta didik dapat dikembangkan, yakni indera mendengar, melihat, merasa, meraba, memanipulasi dan mendemonstrasi dengan bantuan media. Berkaitan dengan hal tersebut maka sebaiknya media yang digunakan hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar, dan dibaca. Ditinjau dari kesiapan pengadaanya, menurut Sadiman 1986 media dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu media jadi karena sudah merupakan komoditi perdagangan dan terdapat di pasaran luas dalam keadaan siap pakai media by utilization, dan media rancangan karena perlu dirancang dan dipersiapkan secara khusus untuk maksud atau tujuan pembelajaran tertentu media by design. Sudah menjadi keharusan bagi seorang guru untuk mengeksplorasi berbagai macam sumber untuk mendapatkan alat bantu yang tepat untuk mengajar dan melengkapi apa yang sudah disediakan di dalam buku cetak, untuk menambah informasi, untuk memperluas konsep, dan untuk membangkitkan minat peserta didik. Pendidikan merupakan pendewasaan peserta didik agar dapat mengembangkan bakat, potensi dan ketrampilan yang dimiliki dalam menjalani kehidupan, oleh karena itu sudah seharusnya pendidikan didesain guna memberikan pemahaman serta meningkatkan prestasi belajar peserta didik siswa. Proses belajar dalam pendidikan yang terselenggara secara formal di sekolah-sekolah ini dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa secara sengaja dan terencana, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Dalam buku Kochhar 2008 Sejarah merupakan salah satu komponen ilmu-ilmu sosial. Pembelajaran ilmu-ilmu sosial adalah untuk mengembangkan kemampuan anak agar dapat menghargai warisan budaya serta menyadari adanya hal-hal kuno. Pembelajaran ini bertujuan menanamkan perilaku dan meresapkan pengetahuan yang diperlukan untuk mencapai nilai-nilai dasar bagi tatanan dunia yang adil, memaksimalkan kesejahteraan ekonomi dan sosial, dan kelestarian ekologi, serta meminimalkan kekerasan. Dalam proses pembelajaran pengajar tidak saja diharapkan mampu menguasai bahan dengan mendalam dan baik, tetapi mereka dituntut juga mampu mencari upaya dengan metode dan model mengajar yang dapat dipilih serta fasilitas yang tersedia disajikan secara efektif kepada anak-anak. Selanjutnya Kochhar 2008 juga mengatakan bahwa guru sejarah mempunyai tugas untuk membuat relevan tentang apa yang terjadi berabad-abad yang lalu. Penjelasan-penjelasan lisan belaka tidak dapat membuat sejarah menjadi hidup, gamblang, dan relevan dengan kehidupan para pelajar yang berorientasi masa kini atau masa depan, untuk itu dalam prosesnya guru membutuhkan alat bantu pembelajaran yang tepat dan efektif. Alat bantu pembelajaran sejarah adalah perlengkapan yang menyajikan satuan-satuan pengetahuan melalui stimulasi pendengaran atau penglihatan atau keduanya untuk membantu pembelajaran. Mereka membuat nyata pengetahuan yang harus disampaikan, dan dengan demikian membantu dalam membuat pengalaman belajar tampak nyata, hidup, dan vital Kochhar, 2008:214. Menurut Sadiman 1986 pada mulanya media hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar guru teaching aids. Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, misalnya gambar, model, objek, dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman konkret, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa. Namun sayang, karena terlalu memusatkan perhatian pada alat bantu visual yang dipakainya orang kurang memperhatikan aspek desain, pengembangan pembelajaran instruction produksi dan evaluasinya. Hartono 1996 mengatakan bahwa media yang tersedia di sekolah mungkin cukup lengkap, mungkin juga sangat minim dan terbatas. Hal ini bukan berarti pengajar tidak mampu mengajar tanpa tersedia media. Media-media sederhana dapat dibuat sendiri oleh pengajar dengan bantuan beberapa anak, misalnya media grafis, kliping, mengumpulkan gambar-gambar sejarah, membuat peta, fotografi, dan lain-lain yang mudah dibuat. Bertitik tolak dari pendapat diatas, Sadiman 1986 mengatakan bermacam-macam perlatan dapat digunakan oleh guru untuk menyampaikan pesan ajaran kepada siswa melalui penglihatan dan pendengaran untuk menghindari verbalisme yang masih mungkin terjadi kalau hanya digunakan alat bantu visual semata. Dalam buku Sadiman 1986 Perkembangan peralatan pendidikan sudah sedemikian majunya, media apapun yang dibuat, seperti kaset audio film bingkai, film rangkai, transparansi OHP, film, video, ataupun gambar, dan permainansimulasi harus dapat di sesuaikan dengan materi, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Hal ini penting untuk diingat dan dilakukan karena banyak orang beranggapan bahwa sekali membuat media, pasti seratus persen ditanggung baik. Anggapan itu sendiri tidaklah keliru. Hal itu karena sebagai pengembang media secara tidak langsung, telah diturunkan hipotesis bahwa media yang dibuat tersebut dapat memberikan hasil belajar yang lebih baik. Hipotesis tersebut perlu dibuktikan dengan mengujicobakannya ke sasaran yang dimaksud. Salah satu faktor pembelajaran Sejarah terkesan membosankan dan terkesan monoton adalah cara guru menyampaikan materinya dengan hanya menggunakan metode ceramah. Siswa tampak tidak memiliki rasa semangat ketika sedang dalam pelajaran Sejarah. Selain dari cara penyampaian guru, fasilitas yang tersedia disetiap sekolah juga sangat mempengaruhi situasi pembelajaran. Permasalahan dalam pembelajaran Sejarah seperti ini masih bisa kita jumpai di beberapa sekolah di Kota Semarang. Diketahui bahwa siswa kurang berminat untuk mengikuti pelajaran Sejarah. Terdapat berbagai faktor yang menyebabkan kurangnya minat siswa mengikuti pelajaran Sejarah di SMA tersebut, diantaranya adalah guru yang hanya menggunakan metode ceramah dalam penyampaian materinya, dan guru yang terkesan monoton tidak bisa menghidupkan suasana pembelajaran. Sejauh ini pelajaran Sejarah juga hanya mengandalakan sebuah LKS yang didalamnya hanya berisikan materi-materi pokok yang pada akhirnya membuat siswa semakin malas untuk membaca. Berkaitan dengan hal tersebut guru sejarah dituntut agar bisa menghidupkan suasana pembelajaran di kelas agar tidak terkesan membosankan. Hal tersebut dapat guru peroleh dengan cara menggunakan media pembelajaran sebagai alat bantu penyampaian materi dalam setiap pembelajaran agar semua indera peserta didik dapat dikembangkan. Selain media yang disediakan disekolah, guru juga dituntut aktif dan kreatif untuk menyiapkan, membuat, memilih dan menggunakan media disetiap pembelajaran. Dalam proses pembelajaran sejarah guru memanfaatkan media yang disediakan oleh masing-masing sekolah, pada SMA Negeri 10 dan SMA Islam Hidayatullah dengan kreatifitas guru dalam menggunakannya, sehingga berdampak pada keragaman media yang digunakan dalam pembelajaran sejarah. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengadakan sebuah penelitian dengan judul “KERAGAMAN MEDIA YANG DIGUNAKAN GURU SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH PADA DUA SMA DI KOTA SEMARANG TAHUN A JARAN 20132014”

1.2 Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Kelemahan Penilaian Proses dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Sejarah yang dilaksanakan Guru pada SMA di kota Semarang tahun ajaran 2003 2004

0 6 85

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA N 1 REMBANG TAHUN AJARAN 2014 2015

0 2 21

PELAKSANAAN DAN KENDALA – KENDALA YANG DIHADAPI GURU SEJARAH DALAM MENILAI ASPEK AFEKTIF PADA PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA NEGERI 1 WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2014 – 2015

1 6 210

PERSEPSI GURU SEJARAH TENTANG EKSISTENSI MUSEUM KARTINI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH TAHUN AJARAN 2011 2012 DI SMA NEGERI 1 PECANGAAN

3 16 102

LAWATAN SEJARAH KOTA TUA SEMARANG DAN MINAT BELAJAR SEJARAH PADA PEMBELAJARAN MASA KOLONIAL DI KELAS XI SMA N 3 SEMARANG TAHUN AJARAN 2012 2013

2 23 166

PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS AUDIO VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 SEMARANG TAHUN AJARAN 2012 2013

0 8 151

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH OLEH GURU SEJARAH DI DALAM PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INOVATIF DI SMA KABUPATEN KUDUS TAHUN 2011

0 8 194

IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS BLOG OLEH GURU DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG

0 16 70

(ABSTRAK) PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH OLEH GURU SEJARAH DI DALAM PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INOVATIF DI SMA KABUPATEN KUDUS TAHUN 2011.

0 0 2

Pemahaman Guru Sejarah Terhadap Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi Dalam Pembelajaran Sejarah Di SMA Negeri 1 Ungaran Tahun Ajaran 2004/2005.

0 1 106