1. Hidrolisis dengan Asam Hidrolisis asam dilakukan dengan menggunakan asam anorganik kuat
contohnya HCl dan dipanaskan dengan suhu mendidih serta dapat juga dilakukan dengan tekanan diatas satu atmosfer. Hidrolisis ini
dilakukan dalam beberapa jam. 2. Hidrolisis dengan Basa
Hidrolisis basa dilakukan dengan menggunakan basa kuat seperti NaOH dan KOH, juga dilakukan pada suhu tinggi dalam beberapa jam.
3. Hidrolisis dengan Enzim Hidrolisis enzim dilakukan dengan menggunakan enzim yang
dihasilkan oleh mikroba penghasil protease seperti Bacillus licheniformis
. Hidrolisis protein secara enzimatis tidak seperti hidrolisis dengan
asam atau basa. Hidrolisis menggunakan enzim dapat mencegah terjadinya kerusakan produk. Selain itu menurut Muchtadi et al. 1992, penggunaan
enzim untuk suatu proses lebih menguntungkan karena kerja enzim sangat spesifik, sehingga tidak didapatkan reaksi samping atau hasil samping
yang tidak dikehendaki. Bila mempergunakan enzim, tidak diperlukan suhu yang ekstrim seperti pada cara kimiawi, sehingga dapat lebih
menghemat energi, dan yang juga menguntungkan yaitu dalam pemisahan produk yang dihasilkan aman dari bahan-bahan kimia sintetik yang
umumnya bersifat toksik.
D. FERMENTASI
Fermentasi adalah proses pemecahan senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana dengan bantuan mikroba. Proses ini dapat
berlangsung dalam lingkungan aerob atau anaerob, tergantung dari sifat
mikroba. Proses fermentasi akan berlangsung secara optimum dengan mengatur kondisi optimum dari mikroba untuk tumbuh Rachman,1992.
Fermentasi dapat dilakukan dengan metode kultur terendam media cair dan kultur permukaan media padat. Dewasa ini proses fermentasi
untuk memproduksi berbagai produk lebih banyak menggunakan teknik kultur terendam, walau demikian kultur permukaan yang menggunakan
media padat masih banyak digunakan untuk memproduksi berbagai jenis asam organik dan enzim Rachman, 1992.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses fermentasi adalah sebagai berikut.
1. Suhu Setiap spesies bakteri tumbuh pada suatu kisaran suhu tertentu.
Bakteri psikrofil tumbuh pada 0-30˚C, mesofil 25-40˚C, dan termofil pada suhu 50˚C atau lebih. Suhu tersebut mempengaruhi pertumbuhan
atau peningkatan massa sel, reproduksi dan semua aktivitas yang dilakukan oleh mikroba. Suhu yang rendah dapat memperlambat
aktivitas metabolisme, sedangkan suhu tinggi sampai batas tertentu akan mempercepat aktivitas sel. Suhu yang tinggi melebihi suhu
maksimum akan menyebabkan kerusakan sel yang menyebabkan proses metabolisme menurun. Bacillus licheniformis tumbuh pada
suhu maksimum 50-55˚C dan suhu minimum 15˚C Gordon, 1972. 2. pH
Nilai pH optimum pertumbuhan bagi kebanyakan bakteri terletak antara 6,5-7,5. Namun beberapa spesies bakteri dapat tumbuh dalam
keadaan sangat asam ataupun sangat basa. Bagi kebanyakan bakteri, nilai pH minimum dan maksimum ialah 4 dan 9. Bakteri yang tumbuh
pada suasana asam disebut asidofilik, pada susana netral disebut neutrofilik dan pada suasana basa disebut alkalifilik. Kondisi pH lebih
dipengaruhi oleh komposisi media dan senyawa-senyawa asam atau basa yang dihasilkan dalam pertumbuhannya. Bacillus licheniformis
optimum pada pH alkali mulai pH 8 sampai 11 Ward, 1983.
3. Komposisi Media Secara umum, media fermentasi menyediakan semua nutrien
yang dibutuhkan oleh mikroba untuk memperoleh energi, pertumbuhan, bahan pembentuk sel dan biosintesis produk-produk
metabolisme. Tergantung pada jenis mikroba dan produk yang akan diproduksi, setiap fermentasi memerlukan media tertentu karena bila
media tidak sesuai dapat menyebabkan perubahan hasil metabolisme mikroba.
Senyawa-senyawa sumber karbon dan nitrogen merupakan komponen terpenting dalam media fermentasi, karena sel-sel mikroba dan
berbagai produk fermentasi sebagian besar terdiri dari unsur karbon dan nitrogen. Di samping itu media fermentasi juga harus mengandung air,
garam-garam anorganik dan mineral. Mineral seperti magnesium, fosfat, kalium, sulfur, kalsium dan kromium merupakan komponen penting dalam
media fermentasi. Pemberian unsur tersebut ke dalam media fermentasi harus diperhatikan agar tidak melebihi kebutuhan. Konsentrasi nutrien
yang terlalu tinggi dapat menghambat metabolisme Rachman,1992. Sumber nutrien yang digunakan sebagai media fermentasi harus
memiliki syarat dapat memproduksi produk atau biomassa dengan hasil maksimum dan laju reaksi yang juga maksimum, mutu harus konsisten,
murah dan tersedia sepanjang tahun, dan juga tidak menimbulkan masalah terhadap aerasi, agitasi, ekstraksi dan pemurnian serta perlakuan limbah.
Sumber karbon yang biasa digunakan dalam media yaitu glukosa, sedangkan sumber nitrogennya dapat berasal dari ekstrak daging sapi,
ekstrak khamir, garam triamonium sitrat dan sumber mineral lain seperti K
2
HPO
4
, Na asetat.3H
2
O, MgSO
4
.7H
2
O dan MnSO
4
.4H
2
O Atlas,1995.
E. PROTEASE