PROTEASE Deproitenasi Kulit Udang Secara Fermentasi Menggunakan Isolat Bacillus licheniformis F11 pada Ekstraksi Kitin

3. Komposisi Media Secara umum, media fermentasi menyediakan semua nutrien yang dibutuhkan oleh mikroba untuk memperoleh energi, pertumbuhan, bahan pembentuk sel dan biosintesis produk-produk metabolisme. Tergantung pada jenis mikroba dan produk yang akan diproduksi, setiap fermentasi memerlukan media tertentu karena bila media tidak sesuai dapat menyebabkan perubahan hasil metabolisme mikroba. Senyawa-senyawa sumber karbon dan nitrogen merupakan komponen terpenting dalam media fermentasi, karena sel-sel mikroba dan berbagai produk fermentasi sebagian besar terdiri dari unsur karbon dan nitrogen. Di samping itu media fermentasi juga harus mengandung air, garam-garam anorganik dan mineral. Mineral seperti magnesium, fosfat, kalium, sulfur, kalsium dan kromium merupakan komponen penting dalam media fermentasi. Pemberian unsur tersebut ke dalam media fermentasi harus diperhatikan agar tidak melebihi kebutuhan. Konsentrasi nutrien yang terlalu tinggi dapat menghambat metabolisme Rachman,1992. Sumber nutrien yang digunakan sebagai media fermentasi harus memiliki syarat dapat memproduksi produk atau biomassa dengan hasil maksimum dan laju reaksi yang juga maksimum, mutu harus konsisten, murah dan tersedia sepanjang tahun, dan juga tidak menimbulkan masalah terhadap aerasi, agitasi, ekstraksi dan pemurnian serta perlakuan limbah. Sumber karbon yang biasa digunakan dalam media yaitu glukosa, sedangkan sumber nitrogennya dapat berasal dari ekstrak daging sapi, ekstrak khamir, garam triamonium sitrat dan sumber mineral lain seperti K 2 HPO 4 , Na asetat.3H 2 O, MgSO 4 .7H 2 O dan MnSO 4 .4H 2 O Atlas,1995.

E. PROTEASE

Protease dinamakan juga enzim peptidase, karena enzim protease bekerja dalam pemecahan molekul protein dengan memutuskan ikatan peptida Girindra, 1986. Menurut Suhartono 1989, dilihat dari letak pemecahan ikatan peptida, protease dibedakan menjadi eksoprotease dan endoprotease. Eksoprotease menguraikan protein dari ujung rantai, sehingga dihasilkan satu asam amino dan sisa peptida. Pada tingkat lanjut, enzim ini akan menghasilkan sejumlah asam amino. Golongan endoprotease menguraikan ikatan peptida dari bagian dalam rantai protein, sehingga dihasilkan peptida dan polipeptida. Oleh karena itu kebanyakan endoprotease hanya akan menghasilkan asam amino dalam jumlah terbatas. Berdasarkan aktivitas pH optimumnya, protease digolongkan menjadi protease asam, netral dan basa alkalin. Protease asam banyak dihasilkan oleh kapang dan khamir, tetapi jarang ditemukan pada bakteri. Enzim ini mempunyai pH optimum 3-4. Protease alkalin mempunyai pH optimum sekitar 9-11 Ward, 1983. Bacillus licheniformis merupakan bakteri yang potensial sebagai penghasil protease. Jenis protease yang dihasilkan oleh bakteri ini adalah enzim ekstraselular yang tergolong proteinase serin alkali Aunstrup, 1978. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Bisping 2004, yang hasilnya disampaikan pada Discussion Forum Program Prospect Of Chitin Production And Application In Indonesia, Jakarta. September 14 th 2005 , Bacillus licheniformis, secara khusus galur F11 sangat potensial untuk digunakan dalam penelitian selanjutnya karena bersifat termofil yang banyak digunakan untuk produksi enzim industri. Selain itu proses fermentasi menggunakan Bacillus licheniformis dapat dijalankan tanpa tahap sterilisasi dengan suhu tinggi dan dapat menggunakan pH optimum Bacillus licheniformis untuk menghasilkan protease. Protease yang dihasilkan oleh Bacillus licheniformis merupakan golongan endoprotease netral dan basa alkalin yang telah dapat dimurnikan dan dikristalkan. Enzim ini termasuk dalam protease serin karena mengandung gugus serin pada sisi aktifnya. Enzim ini bekerja sebagai endopeptida dan dihambat kuat oleh senyawa diisopropil- fluorofosfat DFP karena adanya reaksi DFP dengan gugus hidroksi dari residu serin pada sisi aktif Aunstrup,1978. Bacillus licheniformis menghasilkan dua jenis protease, yang aktif pada pH netral sedangkan yang lainnya pada pH alkali. Protease yang dihasilkan oleh Bacillus licheniformis dikenal dengan nama Subtilisin Carlberg, yang diisolasi pertama kali oleh Guntelberg Lang dan Ottensen pada tahun 1953 Ward,1983. Subtilisin Carlberg mempunyai pH optimum untuk aktivitasnya pada pH 8,0 sampai 11,0 dan stabil pada pH 5,0 hingga 10,0 pada suhu 25˚C. Enzim ini tahan sampai suhu 50˚C selama satu jam pada pH 8,5 serta dapat diinaktifkan dengan cepat pada pH di bawah 5,0 dan di atas 11,0 Ward, 1983. III. METODE PENELITIAN

A. WAKTU DAN TEMPAT