Remaja Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Layanan Konseling Kelompok Behavioral untuk Mengubah Perilaku Pacaran Siswa Kelas IX SMP N 2 Suruh T1 132007087 BAB II

12 menular kepada pasangannya. Kesehatan psikologis, terutama kesehatan emosional turut mempengaruhi hubungan pacaran. Ada individu yang secara emosional sangat temperamental sehingga emosinya kadang tidak terkendali; kondisi seperti ini akan mudah memicu pertengkaran di antara individu yang sedang dalam hubungan pacaran. Demikian juga halnya dengan kesehatan sosial turut mempengaruhi hubungan pacaran. Ada individu yang sedang pacaran memiliki sifat pencemburu sehingga melarang pasangannya untuk berkomunikasi dengan orang lain selain dengan dirinya sendiri. Hal ini tentunya akan menyebabkan hubungan pacaran menjadi tidak sehat secara sosial. Pada akhirnya kesehatan secara seksual perlu diperhatikan dalam pacaran yang sehat. Hal ini disebabkan alat seksual merupakan bagian tubuh manusia yang dapat pula terkena infeksi apabila tidak dijaga kebersihannya. Seringkali dalam hubungan pacaran, alat seksual ini menjadi sasaran dipegang-pegang atau bahkan dicium atau dikecup. Apabila, misalnya tangan yang meraba-raba alat kelamin tersebut dalam keadaan kotor maka ada kemungkinan akan menimbulkan iritasi atau infeksi karena kemasukan kuman. Oleh sebab itu, dalam hubungan pacaran, kesehatan alat seksual perlu dijaga dengan baik.

2.6. Remaja

Remaja adalah sebutan terhadap seseorang yang berada pada tahapan umur yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir. Di dalam http:www. anakciremai.blogspot.com, Konopka dalam Pikunas 1976 menjelaskan bahwa, masa remaja meliputi: a remaja awal 12-15 tahun; b remaja madya 15-18 tahun; dan c remaja akhir 19-22 tahun. Di dalam www.anakciremai.com200804makalah-psikologi-tentang- psikologi.html dijelaskan bahwa masa remaja ditandai oleh pertumbuhan fisik cepat, terutama dengan bagian fisik yang berkaitan dengan seksual. Pertumbuhan cepat yang 13 terjadi pada tubuh remaja pada bagian luar dan pada bagian dalam. Dijelaskan pula bahwa pertumbuhan fisik remaja membawa akibat yang tidak sedikit terhadap sikap, perilaku, kesehatan, serta kepribadian remaja. Salzman menjelaskan pula bahwa masa remaja merupakan masa perkembangan sikap tergantung dependence terhadap orang tua ke arah kemandirian independence , minat-minat seksual, perenungan diri, dan perhatian terhadap nilai-nilai dan estetika. Di dalam http:www. anakciremai.blogspot.com, Pikunas 1976 menjelaskan bahwa dalam budaya Amerika, periode remaja ini dipandang sebagai “ storm dan stress ”, frustasi dan penderitaan, konflik dan krisis penyesuaian, mimpi dan melamun tentang cinta, dan perasaan teralineasi tersisihkan dari kehidupan sosial budaya orang dewasa. Secara umum masa remaja dapat digambarkan sebagai berikut: a Masa remaja sebagai periode peralihan, yaitu peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. b Masa remaja sebagai periode perubahan. c Masa remaja sebagai usia bermasalah. d Masa remaja sebagai masa mencari identitas. e Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan, karena masalah penyesuaian diri dengan situasi dirinya yang baru, karena setiap perubahan membutuhkan penyesuaian diri. f Masa remaja sebagai ambang masa dewasa. g Ciri-ciri kejiwaan remaja: tidak stabil, keadaan emosinya goncang, mudah condong kepada hal-hal ekstrim, sering terdorong, bersemangat, peka, mudah tersinggung, dan perhatiannya terpusat pada dirinya. Sesuai dengan ciri-ciri masa remaja seperti dikemukakan di atas, dapat dikatakan bahwa fase remaja merupakan fase perkembangan individu yang sangat penting, yang diawali 14 dengan matangnya organ-organ fisik seksual sehingga mampu bereproduksi. Oleh sebab itu, remaja perlu diberikan layanan bimbingan dan konseling agar dapat berkembang dengan baik dalam kehidupannya di masa mendatang.

2.7. Layanan Bimbingan dan Konseling.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Menurunkan Kecanduan Facebook dengan Konseling Kelompok Behavioral pada Siswa Kelas 8E SMP N 10 Salatiga

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Menurunkan Kecanduan Facebook dengan Konseling Kelompok Behavioral pada Siswa Kelas 8E SMP N 10 Salatiga T1 132007018 BAB I

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Menurunkan Kecanduan Facebook dengan Konseling Kelompok Behavioral pada Siswa Kelas 8E SMP N 10 Salatiga T1 132007018 BAB II

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Menurunkan Kecanduan Facebook dengan Konseling Kelompok Behavioral pada Siswa Kelas 8E SMP N 10 Salatiga T1 132007018 BAB IV

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Menurunkan Kecanduan Facebook dengan Konseling Kelompok Behavioral pada Siswa Kelas 8E SMP N 10 Salatiga T1 132007018 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Menurunkan Kecanduan Facebook dengan Konseling Kelompok Behavioral pada Siswa Kelas 8E SMP N 10 Salatiga

0 0 31

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Layanan Konseling Kelompok Behavioral untuk Mengubah Perilaku Pacaran Siswa Kelas IX SMP N 2 Suruh

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Layanan Konseling Kelompok Behavioral untuk Mengubah Perilaku Pacaran Siswa Kelas IX SMP N 2 Suruh T1 132007087 BAB IV

0 1 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Layanan Konseling Kelompok Behavioral untuk Mengubah Perilaku Pacaran Siswa Kelas IX SMP N 2 Suruh T1 132007087 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Layanan Konseling Kelompok Behavioral untuk Mengubah Perilaku Pacaran Siswa Kelas IX SMP N 2 Suruh

0 0 24