12
menular kepada pasangannya. Kesehatan psikologis, terutama kesehatan emosional turut mempengaruhi hubungan pacaran. Ada individu yang secara emosional sangat
temperamental sehingga emosinya kadang tidak terkendali; kondisi seperti ini akan mudah memicu pertengkaran di antara individu yang sedang dalam hubungan pacaran.
Demikian juga halnya dengan kesehatan sosial turut mempengaruhi hubungan pacaran. Ada individu yang sedang pacaran memiliki sifat pencemburu sehingga melarang
pasangannya untuk berkomunikasi dengan orang lain selain dengan dirinya sendiri. Hal ini tentunya akan menyebabkan hubungan pacaran menjadi tidak sehat secara sosial.
Pada akhirnya kesehatan secara seksual perlu diperhatikan dalam pacaran yang sehat. Hal ini disebabkan alat seksual merupakan bagian tubuh manusia yang dapat pula
terkena infeksi apabila tidak dijaga kebersihannya. Seringkali dalam hubungan pacaran, alat seksual ini menjadi sasaran dipegang-pegang atau bahkan dicium atau dikecup.
Apabila, misalnya tangan yang meraba-raba alat kelamin tersebut dalam keadaan kotor maka ada kemungkinan akan menimbulkan iritasi atau infeksi karena kemasukan kuman.
Oleh sebab itu, dalam hubungan pacaran, kesehatan alat seksual perlu dijaga dengan baik.
2.6. Remaja
Remaja adalah sebutan terhadap seseorang yang berada pada tahapan umur yang datang
setelah masa
kanak-kanak berakhir.
Di dalam
http:www. anakciremai.blogspot.com, Konopka dalam Pikunas 1976 menjelaskan bahwa, masa
remaja meliputi: a remaja awal 12-15 tahun; b remaja madya 15-18 tahun; dan c remaja akhir 19-22 tahun.
Di dalam
www.anakciremai.com200804makalah-psikologi-tentang-
psikologi.html dijelaskan bahwa masa remaja ditandai oleh pertumbuhan fisik cepat, terutama dengan bagian fisik yang berkaitan dengan seksual. Pertumbuhan cepat yang
13
terjadi pada tubuh remaja pada bagian luar dan pada bagian dalam. Dijelaskan pula bahwa pertumbuhan fisik remaja membawa akibat yang tidak sedikit terhadap sikap,
perilaku, kesehatan, serta kepribadian remaja. Salzman menjelaskan pula bahwa masa remaja merupakan masa perkembangan sikap tergantung
dependence
terhadap orang tua ke arah kemandirian
independence
, minat-minat seksual, perenungan diri, dan perhatian
terhadap nilai-nilai
dan estetika.
Di dalam
http:www. anakciremai.blogspot.com, Pikunas 1976 menjelaskan bahwa dalam budaya Amerika,
periode remaja ini dipandang sebagai “
storm
dan
stress
”, frustasi dan penderitaan, konflik dan krisis penyesuaian, mimpi dan melamun tentang cinta, dan perasaan
teralineasi tersisihkan dari kehidupan sosial budaya orang dewasa. Secara umum masa remaja dapat digambarkan sebagai berikut:
a Masa remaja sebagai periode peralihan, yaitu peralihan dari masa kanak-kanak
ke masa dewasa. b
Masa remaja sebagai periode perubahan. c
Masa remaja sebagai usia bermasalah. d
Masa remaja sebagai masa mencari identitas. e
Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan, karena masalah penyesuaian diri dengan situasi dirinya yang baru, karena setiap perubahan
membutuhkan penyesuaian diri. f
Masa remaja sebagai ambang masa dewasa. g
Ciri-ciri kejiwaan remaja: tidak stabil, keadaan emosinya goncang, mudah condong kepada hal-hal ekstrim, sering terdorong, bersemangat, peka, mudah
tersinggung, dan perhatiannya terpusat pada dirinya. Sesuai dengan ciri-ciri masa remaja seperti dikemukakan di atas, dapat dikatakan bahwa
fase remaja merupakan fase perkembangan individu yang sangat penting, yang diawali
14
dengan matangnya organ-organ fisik seksual sehingga mampu bereproduksi. Oleh sebab itu, remaja perlu diberikan layanan bimbingan dan konseling agar dapat
berkembang dengan baik dalam kehidupannya di masa mendatang.
2.7. Layanan Bimbingan dan Konseling.