Layanan Bimbingan dan Konseling.

14 dengan matangnya organ-organ fisik seksual sehingga mampu bereproduksi. Oleh sebab itu, remaja perlu diberikan layanan bimbingan dan konseling agar dapat berkembang dengan baik dalam kehidupannya di masa mendatang.

2.7. Layanan Bimbingan dan Konseling.

Layanan bimbingan dan konseling merupakan layanan yang diberikan kepada setiap individu yang membutuhkan layanan. Di sekolah, layanan bimbingan dan konseling diberikan kepada siswa oleh guru pembimbing. Salah satu jenis layanan yang biasanya dilaksanakan di seklah adalah layanan konseling kelompok yang dilaksanakan oleh guru pembimbing dalam menangani sejumlah peserta didik yang memiliki kebutuhan yang relatif sama. Konseling kelompok bersifat memberikan kemudahan dalam pertumbuhan dan perkembangan individu, dalam arti bahwa konseling kelompok memberikan dorongan dan motivasi kepada individu untuk membuat perubahan-perubahan dengan memanfaatkan potensi secara maksimal sehingga dapat mewujudkan diri. Pendekatan ini menitik beratkan pada interaksi antar anggota, anggota dengan pemimipin kelompok dan sebaliknya. Interaksi ini selain berusaha bersama untuk dapat memecahkan masalah juga anggota kelompok dapat belajar untuk mendengarkan secara aktif, melakukan konfrontasi dengan tepat, memperlihatkan perhatian dengan sungguh-sungguh terhadap anggota lain. Dalam konseling kelompok, dengan memanfaatkan dinamika kelompok para anggota kelompok dapat mengembangkan diri dan memperoleh keuntungan- keuntungan lainnya. Arah pengembangan diri yang dimaksud terutama adalah dikembangkannya kemampuan-kemampuan sosial secara umum yang selayaknya dikuasai oleh individu-individu yang berkepribadian mantap. Keterampilan berkomunikasi secara efektif, sikap tenggang rasa, memberi dan menerima, toleran, mementingkan musyawarah untuk mencapai mufakat seiring dengan sikap demokratis, 15 memiliki rasa tanggung jawab sosial seiring dengan kemandirian yang kuat merupakan arah pengembang pribadi yang dapat dijangkau melalui diaktifkannya dinamika kelompok itu. Layanan konseling kelompok memberikan kesempatan kepada anggota kelompok berinteraksi antar pribadi yang khas, yang tidak mungkin terjadi pada layanan konseling individual. Interaksi sosial yang intensif dan dinamis selama pelaksanaan layanan, diharapkan tujuan-tujuan layanan yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan individu anggota kelompok dapat tercapai secara mantap. Pada kegiatan konseling kelompok setiap individu mendapatkan kesempatan untuk menggali tiap masalah yang dialami anggota. Kelompok dapat juga dipakai untuk belajar mengekspresikan perasaan, menunjukan perhatian terhadap orang lain, dan berbagi pengalaman. Konseling kelompok sebagai bagian dari Pola 17 Plus Bimbingan Konseling, merupakan salah satu bentuk layanan yang diberikan di sekolah . Di dalam http:belajarpsikologi.compengertian-konseling-kelompok, Tohirin 2007 menyebutkan bahwa konseling kelompok adalah suatu cara memberikan bantuan kepada individu siswa melalui kegiatan kelompok. Konseling kelompok merupakan sarana untuk menunjang perkembangan optimal masing-masing siswa, yang diharapkan dapat mengambil manfaat dari pengalaman pendidikan ini bagi dirinya sendiri Winkel Sri Hastuti, 2004. Sementara itu, Dewa Ketut Sukardi 2008 menyatakan hal yang sama mengenai konseling kelompok, yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari narasumber tert entu terutama dari pembimbing atau konselor yang berguna untuk menunjang kehidupannya sehari-hari baik individu maupun pelajar, anggota keluarga dan masyarakat serta untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan. 16 Di dalam http:smkn1bansari.wordpress.com20100504layanan-konseling- kelompok-untuk-meningkatkan-kepercayaan-diri -siswa, Corey 1985 menerangkan bahwa konseling kelompok sangat berguna bagi remaja karena memberikan kesempatan untuk mengekspresikan perasaan, konflik dan merealisasikan bahwa mereka senang berbagi perhatian dalam kelompok. Corey 1985 dalam http:smkn1bansari.wordpress.com20100504layanan-konseling-kelompok-untuk meningkatkan -kepercayaan-diri-siswa juga menerangkan bahwa, konseling kelompok remaja mempunyai keunikan memberikan kesempatan untuk menjadi instrumen bagi perkembangan pribadi orang lain, karena kesempatan untuk berinteraksi sangat membantu situasi kelompok sehingga para anggotanya dapat menyampaikan apa yang diinginkan dan dapat saling membantu dalam hal pengertian dan penerimaan diri. Sedangkan menurut Prayitno, dalam http:id.shvoong.comsocial- scienseseducation2134792-layanan-konseling-kelompok menjelaskan bahwa, layanan konseling kelompok adalah suatu layanan konseling dengan memanfaatkan kelompok, guna membantu memberikan umpan balik feed back serta pengalaman belajar. Konseling kelompok sebagai salah satu layanan pemberian bantuan kepada individu-individu yang sedang berkembang untuk mencapai perkembangan yang optimal, kemandirian dan kebahagiaan dalam kehidupan memiliki kekuatan-kekuatan yang tidak dimiliki oleh jenis layanan lain. Beberapa kekuatan konseling kelompok dimaksud antara lain sebagai berikut ini: Pertama , adalah kepraktisan. Dalam waktu yang relatif singkat konselor dapat berhadapan dengan sejumlah siswa di dalam kelompok dalam upaya untuk membantu memenuhi kebutuhan yang berkaitan dengan pencegahan, pengembangan pribadi dan pengatasan masalah. Apalagi pada jaman yang menekankan perlunya efisiensi, perlunya 17 perluasan pelayanan jasa yang mampu menjangkau lebih banyak konsumen secara tepat dan cepat, layanan kelompok makin menarik. Kedua , di dalam konseling kelompok anggota akan belajar untuk berlatih tentang perilaku yang baru. Jadi kelompok sesungguhnya merupakan mikrokosmik sosial, artinya apabila seseorang dapat berubah di dalam kelompok, diharapkan bahwa ia dapat berubah di dunia yang lebih luas. Kelompok dapat digunakan sebagai ajang latihan untuk mengubah perilaku yang kurang memuaskan menjadi lebih memuaskan. Ini tidak dapat ditemukan dengan mudah di dalam konseling individual, dimana siswa hanya berlatih dengan seorang konselor tanpa adanya umpan balik dari orang lain selain konselor. Ketiga , dalam konseling kelompok terdapat kesempatan luas untuk berkomunikasi dengan teman-teman mengenai segala kebutuhan yang terfokus pada pengembangan pribadi, pencegahan, dan pengatasan masalah yang dialami oleh setiap anggota. Bimbingan dan konseling kelompok juga dapat digunakan untuk belajar mengekspresikan perasaan, menunjukkan perhatian pada orang lain,, berbagai pengalaman, dan belajar untuk meningkatkan kepercayaannya pada orang lain, berbagai pengalaman, dan belajar untuk meningkatkan kepercayaannya pada orang lain . Keempat , konseling kelompok member kesempatan para anggota untuk mempelajari keterampilan sosial. Masing-masing anggota akan saling belajar untuk berhubungan pribadi dengan lebih mendalam. Anggota dapat meniru anggota lain yang telah terampil, dapat belajar memberikan umpan balik yang bermanfaat bagi anggota lain, dan dapat belajar dari pemimpin kelompok. Mereka juga belajar mendengarkan secara aktif, melakukan konfrontasi secara tepat, memperlihatkan perhatian yang sungguh-sungguh terhadap anggota lain dan belajar untuk membuat suasana positif bagi orang lain. Cara ini akan meningkatkan hubungan antar pribadi yang efektif 18 . Kelima , anggota kelompok mempunyai kesempatan untuk saling memberi bantuan, menerima bantuan dan berempati dengan tulus di dalam konseling kelompok. Keadaan ini menumbuhkan harga diri, keyakinan diri dan suasana yang positif diantara anggota, sehingga mereka akan merasa diterima, dimengerti, dan menambah rasa positif dalam diri mereka. Keenam , motivasi manusia muncul dari hubungan kelompok kecil. Manusia membutuhkan penerimaan, pengakuan, dan afiliasi, apabila unsur-unsur tersebut terpenuhi semua, maka perilaku, sikap, pendapat dan apa yang disebut ciri-ciri pribadi sebagai cirri unik individu yang berakar dari pola afiliasi kelompok yang menentukan konteks social seseorang hidup dan berfungsi dapat diwujudkan melalui intervensi konseling kelompok. Ketujuh , setiap usaha untuk mengubah perilaku manusia diluar lingkungan alam dimana individu bekerja dan hidup sangat bergantung pada efektivitas tingkat transfer pelatihan yaitu, perilaku-perilaku baru, pemahaman dan sikap yang harus ditransfer secara sukses dari setting konseling kelompok ke kehidupan siswa. Melakukan transter perilaku merupakan salah satu dari masalah yang paling sulit di berbagai situasi pembelajaran. Kedelapan , konseling kelompok mempunyai manfaat besar untuk bertindak sebagai miniature situasi sosial, atau laboratorium yang mana individu-individu anggota kelompok tidak hanya mempelajari perilaku-perilaku baru tetapi bisa mencoba, mempraktekkan dan menguasai perilaku-perilaku ini dalam satu situasi yang hampir sama dengan lingkungan yang sebenarnya individu berasal. Kesembilan , melalui konseling kelompok individu-individu mencapai tujuannya dan berhubungan dengan individu-individu lain dengan cara yang produktif dan inovatif. 19 Keadaan nyata yang dihadirkan dalam kegiatan konseling kelompok, merupakan keunggulan yang tidak dijumpai dalam konseling individual. Kesepuluh , konseling kelompok lebih sesuai bagi siswa yang membutuhkan untuk belajar lebih memahami orang lain dan lebih menghargai kepribadian orang lain; membutuhkan bertukar pikiran dan berbagi perasaan dengan orang lain; yang mudah berbicara tentang dirinya; yang dapat mengambil manfaat dari umpan balik yang diberikan oleh seorang teman serta merasa tertolong dengan umpan balik itu. Kesebelas , dalam konseling kelompok interaksi antar individu anggota kelompok merupakan suatu yang khas, yang tidak mungkin terjadi pada konseling individual. Dengan interaksi yang intensif dan dinamis selama berlangsung konseling kelompok, diharapkan tujuan setiap anggota kelompok dapat tercapai lebih mantap. Keduabelas , konseling kelompok dapat merupakan wilayah penjajagan awal bagi anggota kelompok untuk memasuki konseling individual. Bagi anggota kelompok, dinamika interaksi di dalam kelompok membuahkan berbagai hal yang pendalamannya lebih lanjut akan dapat dilakukan dalam layanan konseling individual. Konseling kelompok dilaksanakan dengan tujuan agar berkembangnya kemampuan sosialisasi siswa, khususnya kemampuan komunikasi peserta layanan. Di samping itu, layanan konseling kelompok bermaksud mengentaskan masalah klien dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Adapun tujuan khusus konseling kelompok pada dasarnya terletak pada pembahasan masalah pribadi individu peserta kegiatan layanan. Melalui layanan kelompok yang intensif dalam upaya pemecahan masalah tersebut para peserta memperoleh dua tujuan sekaligus 1 terkembangkannya perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap terarah kepada tingkah laku khususnya dalam persosialisasikomunikasi, dan 2 terpecahkannya masalah individu yang bersangkutan dan diperolehnya imbasan pemecahan masalah tersebut bagi individu-individu lain 20 peserta pada layanan konseling kelompok khususnya. Dengan kata lain, layanan konseling kelompok dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut: a Melatih anggota kelompok agar berani berbicara dengan orang banyak. b Melatih anggota kelompok dapat bertenggang rasa terhadap teman sebayanya. c Dapat mengembangkan bakat dan minat masing-masing anggota kelompok. d Mengentaskan permasalahan-permasalahan kelompok. Layanan konseling kelompok mempunyai ciri-ciri khusus antara lain sebagai berikut: a. Kegiatan konseling kelompok bersifat preventif pencegahan, dengan konseling kelompok diharapkan klien termotivasi untuk dapat mengembangkan kemampuan sesuai dengan potensi yang dimilikinya. b. Kegiatan konseling kelompok bersifat perbaikan, dalam hal ini biasanya digunakan bagi siswa yang mempunyai perilaku suka menyalahkan diri sendiri self-defeating behavior , tetapi memiliki potensi untuk menyelesaikan masalahnya tanpa bantuan konseling. c. Kegiatannya biasanya berpusat pada hal-hal yang khusus seperti masalah pendidikan, pekerjaan, sosial, dan pribadi dari kesepakatan anggota kelompok. d. Pembicaraannya bersifat rahasia. e. Kegiatan ini merupakan hubungan antar pribadi yang menekankan pada proses berfikir secara sadar, perasaan, dan perilaku anggotanya. f. Kegiatan ini berkaitan erat dengan penyelesaian tugas-tugas perkembangan siswa selama hidupnya. g. Konseling kelompok menumbuhkan empati dan dorongan yang memungkinkan terciptanya rasa saling percaya dan saling peduli yang diawali antar sesama anggota kelompok dengan konselor. 21 h. Kegiatan konseling kelompok biasanya dilakukan di dalam situasi kelembagaan seperti di sekolah. Selain karakteristik layanan konseling kelompok seperti dikemukakan di atas, perlu pula diperhatikan unsur-unsur yang terkandung dalam layanan konseling kelompok tersebut. Unsur-unsur layanan dalam konseling kelompok ini perlu diperhatikan agar proses layanan konseling berlangsung secara efisien dan efektif. Beberapa unsur yang perlu diperhatikan dalam layanan konseling kelompok adalah sebagai berikut: a Anggota kelompok adalah siswa normal yang mempunyai masalah penyesuaian yang masih dapat diatasi. b Konseling kelompok dipimpin oleh konselor dengan latihan khusus bekerja dengan kelompok. c Permasalahan yang dihadapi antar anggota adalah sama. d Metode berpusat pada proses kelompok dan peranan kelompok. e Interaksi antar anggota sangat penting. f Berdasar pada alam kesadaran. g Menekankan pada perasaan dan kebutuhan anggota. Sebagai salah satu jenis layanan bimbingan dan konseling, layanan konseling kelompok perlu dilaksanakan secara bertahap seperti diuraikan berikut ini. a. Tahap I : Tahap permulaan Orientasi dan Eksplorasi Pada tahap I ini dilakukan kegiatan menentukan struktur kelompok, mengeksplorasi harapan anggota, anggota mulai belajar fungsi kelompok, sekaligus mulai menegaskan tujuan kelompok. Secara sistematis pada tahap ini langkah yang dilakukan adalah perkenalan, penetapan agenda kegiatan tujuan yang ingin dicapai, norma kelompok, dan penggalian ide dan perasaan anggota kelompok. 22 Jadi, pada tahap permulaan ini anggota memulai kegiatan menjalin hubungan sesama anggota kelompok. Selain klien mulai memperkenalkan diri satu sama lain, mereka menyusun saling kepercayaan.Tujuan lanjutannya adalah menjaga hubungan yang berpusat pada kelompok dan tidak berpusat pada ketua kelompok, mendorong komunikasi dalam iklim yang saling menerima dan saling memberi dorongan, membantu memiliki sikap toleran di antara anggota kelompok terhadap perbedaan dan memberikan reinforcement untuk masing-masing anggota. b. Tahap II : Tahap transisi Pada tahap II inidiharapkan masalah yang dihadapi masing-masing anggota kelompok klien yang dirumuskan dan diketahui apa sebab-sebabnya. c. Tahap III : Tahap kerja kohesi dan produktifitas. Jika masalah yang dihadapi oleh masing-masing anggota kelompok telah diketahui, langkah berikutnya adalah menyusunrencana-rencana tindakan. Penyusunan tindakan ini disebut pulaproduktifitas. Kegiatan konseling kelompok terjadi yang ditandai dengan kegiatan membuka diri lebih besar, menghilangkan defensifnya, terjadi monfrontasi antar anggota kelompok, modeling, belajar prilaku baru, terjadi tranferensi. Kohesivitas mulai terbentuk, mulai belajar bertanggung jawab tidak lagi mengalami kebingungan. d. Tahap: IV Tahap akhir konsolidasi dan terminasi. Anggota kelompok mulai mencoba melakukan perubahan-perubahan tingkah laku dalam kelompok. Setiap anggota kelompok memberi umpan balik terhadap yang dilakukan oleh anggota yang lain, selain itu terjadi transfer pengalaman dalam kelompok dalam kehidupan yang lebih luas. Jika ada klien yang memiliki masalah dan belum terselesaikan pada fase sebelumnya, pada fase ini harus diselesaikan. 23 Jika semua peserta merasa puas dengan konseling kelompok, maka konseling kelompok bisa diakhiri. e. Tindak lanjut dan Evaluasi Setelah berselang beberapa waktu, konseling kelompok bisa dievalausi. Tindak lanjut dilakukan jika ada kendala-kendala dalam pelaksanaan di lapangan. Mungkin diperlukan upaya perbaikan terhadap rencana-rencana semula atau perbaikan.

2.8. Pendekatan Konseling Kelompok.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Menurunkan Kecanduan Facebook dengan Konseling Kelompok Behavioral pada Siswa Kelas 8E SMP N 10 Salatiga

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Menurunkan Kecanduan Facebook dengan Konseling Kelompok Behavioral pada Siswa Kelas 8E SMP N 10 Salatiga T1 132007018 BAB I

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Menurunkan Kecanduan Facebook dengan Konseling Kelompok Behavioral pada Siswa Kelas 8E SMP N 10 Salatiga T1 132007018 BAB II

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Menurunkan Kecanduan Facebook dengan Konseling Kelompok Behavioral pada Siswa Kelas 8E SMP N 10 Salatiga T1 132007018 BAB IV

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Menurunkan Kecanduan Facebook dengan Konseling Kelompok Behavioral pada Siswa Kelas 8E SMP N 10 Salatiga T1 132007018 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Menurunkan Kecanduan Facebook dengan Konseling Kelompok Behavioral pada Siswa Kelas 8E SMP N 10 Salatiga

0 0 31

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Layanan Konseling Kelompok Behavioral untuk Mengubah Perilaku Pacaran Siswa Kelas IX SMP N 2 Suruh

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Layanan Konseling Kelompok Behavioral untuk Mengubah Perilaku Pacaran Siswa Kelas IX SMP N 2 Suruh T1 132007087 BAB IV

0 1 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Layanan Konseling Kelompok Behavioral untuk Mengubah Perilaku Pacaran Siswa Kelas IX SMP N 2 Suruh T1 132007087 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Layanan Konseling Kelompok Behavioral untuk Mengubah Perilaku Pacaran Siswa Kelas IX SMP N 2 Suruh

0 0 24