7
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Pacaran
Pacaran merupakan proses perkenalan antara dua insan manusia yang biasanya berada dalam rangkaian tahap pencarian kecocokan menuju kehidupan berkeluarga yang
dikenal dengan pernikahan. Di dalam http:wppi.wordpress.com20071125definisi- pacaran-sangat-jelas, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, 2002 menjelaskan
istilah “Berpacaran” adalah bercintaan; atau berkasih-kasihan dengan sang pacar. Pacaran dapat pula diartikan sebagai hubungan yang dijalani ketika seorang pria dan
seorang wanita saling menyukai satu sama lain. Kedua individu yang berpacaran ingin menjajaki kemungkinan untuk melangkah ke hubungan yang lebih serius lagi yang
melegalkan hubungan antara pria dan wanita. Melalui pacaran, pria dan wanita merasa bebas saat berduaan dan saling mengungkapkan ekspresi sayang; hubungan pacaran
dijalani sebagai kesempatan untuk mengenal lebih dalam seseorang yang akan menjadi suami atau istri dikemudian hari. Pendapat lain mengatakan bahwa pacaran adalah
sebuah hubungan romantis atau suatu hubungan hasil kombinasi antara passion, komitmen dan intimasi perasaan kedekatan secara fisik dan emosional. Pacaran
merupakan proses perkenalan antara dua insan manusia. Ini merupakan proses pencarian kecocokan menuju kehidupan berkeluarga yang dikenal dengan pernikahan.
Apabila para remaja ditanyakan apa alasannya berpacaran akan ditemukan banyak alasan yang dikemukakannya. Akan tetapi jika disimak secara teliti, pada umumnya
alasan berpacaran selama masa remaja adalah sebagai berikut: 1.
Hiburan Apabila berkencan dimaksudkan untuk hiburan, remaja menginginkan agar
8
pasanganya mempunyai berbagai keterampilan sosial yang dianggap penting oleh kelompok sebaya, yaitu sikap baik hati dan menyenangkan.
2. Sosialisasi
Kalau anggota kelompok sebaya membagi diri dalam pasangan-pasangan kencan, maka laki-laki dan perempuan harus berkencan apabila masih ingin
menjadi anggota kelompok dan mengikuti berbagai kegiatan sosial kelompok.
3. Status
Berkencan bagi laki-laki dan perempuan, terutama dalam bentuk berpasangan tetap, memberikan status dalam kelompok sebaya, berkencan dalam kondisi
demikian merupakan batu loncatan ke status yang lebih tinggi dalam kelompok
sebaya
www.anakciremai.com200804makalah-psikologi-tentang-psikologi.html.
Tradisi pacaran memiliki variasi dalam pelaksanaannya dan sangat dipengaruhi oleh tradisi dalam masyarakat individu-individu yang terlibat. Hubungan pacaran
dimulai dari proses pendekatan, pengenalan pribadi, hingga akhirnya menjalani hubungan afeksi yang ekslusif. Perbedaan tradisi dalam pacaran, sangat dipengaruhi oleh
kebudayaan yang dianut oleh seseorang. Berdasarkan tradisi zaman kini, sebuah hubungan dikatakan pacaran jika telah menjalin hubungan cinta-kasih yang ditandai
dengan adanya aktivitas-aktivitas seksual atau percumbuan. Hubungan pacaran diartikan sebagai tahap untuk saling mengenal antara seorang pemuda dan pemudi yang saling
tertarik dan berniat untuk mengadakan hubungan yang eksklusif terpisah, sendiri, istimewa.
2.2. Dampak Positif dan Negatif Pacaran