Latar Belakang Masalah Pemetaan Penggunaan Energi Listrik dengan Analisis Pencahayaan di PT SC Johnson Manufacturing Medan

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pencahayaan merupakan salah satu faktor penting untuk mendapatkan keadaan lingkungan kerja yang aman, nyaman dalam melakukan pekerjaan. Pencahayaan yang baik ditentukan oleh faktor iluminansi, pencegahan silau, pengaturan arah sinar, dan pembagian sumber sinar yang tidak panas. Pencahayaan yang tidak memadai dapat menyebabkan keluhan visual symptoms lelah visual, misalnya mata merah, mata berair, pandangan ganda, sakit kepala, dan menurunnya kekuatan akomodasi. Lelah visual mengakibatkan berkurangnya daya konsentrasi, melambatnya kecepatan berpikir, sampai meningkatnya peristiwa kecelakaan Suma’mur, 2009. Pengaruh pencahayaan terhadap visual symptoms ditunjukkan riset “Tingkat Pencahayaan Pada Perpustakaan di Lingkungan Universitas Indonesia” Hendra, 2010. Hasil riset menunjukkan pencahayaan yang kurang memadai dapat menyebabkan mahasiswa dan pegawai perpustakaan mengalami gejala visual symptoms yaitu mengantuk dan tegang pada daerah leher. Keluhan umumnya dirasakan selama melakukan aktivitas. Hal ini mengindikasikan bahwa pencahayaan di perpustakaan UI harus segera dibenahi agar sesuai dengan standar sehingga aktivitas berjalan lancar dan memperkecil risiko visual symtoms. Pengaruh visual symptoms terhadap kecelakaan kerja ditunjukkan riset “Perancangan Lingkungan Kerja dan Alat Bantu yang Ergonomis untuk Universitas Sumatera Utara Mengurangi Masalah Back Injury dan Tingkat Kecelakaan Kerja pada Departemen Mesin Bubut ” Sritomo Wignjosoebroto, 2006. Hasil riset menunjukkan bahwa salah satu penyebab kecelakaan kerja pada departemen mesin bubut adalah pencahayaan yang kurang merata sehingga pekerja mengalami visual symptoms dan konsentrasi terganggu. Simulasi pencahayaan dengan software calculux ditunjukkan pada riset “Perancangan Sistem Pencahayaan Lapangan Futsal Indoor ITS” Kresna Eka Nugraha, 2012. Hasil riset menunjukkan bahwa iluminansi aktual adalah 130 lux dan iluminansi hasil simulasi adalah 294 lux. Sistem pencahayaan sarana olahraga yang baik sangat mendukung kenyamanan visual dan keamanan orang yang sedang melakukan olahraga maupun penonton. Permasalahan kenyamanan visual dialami karyawan bagian produksi PT. SC Johnson Manufacturing Medan. Bagian produksi pada perusahaan meliputi gudang bahan baku, formulasi, mixing, stamping, drying, wrapping, packaging, dan gudang produk. Studi pendahuluan peneliti memperoleh bahwa iluminansi aktual departemen stamping, drying, wrapping, packaging, dan gudang produk telah memenuhi standar iluminansi minimum menurut Kepmenkes Nomor 1405MENKESXI2002 sedangkan iluminansi aktual untuk departemen gudang bahan baku, bagian formulasi, dan bagian mixing rata-rata hanya 30 lux. Hasil wawancara pekerja departemen gudang bahan baku, bagian formulasi, dan bagian mixing juga menunjukkan adanya keluhan visual symptoms. Di sisi lain, penggunaan energi listrik aktual gudang bahan baku adalah 0,26 kW, bagian formulasi 1,12 kW, dan bagian mixing 0,83 kW. Menurut SNI Universitas Sumatera Utara 03-6197-2000, energi listrik maksimum untuk gudang bahan baku 5,29 kW, bagian formulasi 10,26 kW, dan bagian mixing 10,66 kW. Walaupun pemakaian energi listrik aktual ketiga departemen tersebut telah memenuhi standar energi maksimum SNI 03-6197-2000 namun iluminansinya tidak memenuhi Kepmenkes Nomor 1405MENKESXI2002 sehingga perlu dilakukan redesain pencahayaan. Penelitian ini bertujuan melakukan redesain pencahayaan berdasarkan pemetaan penggunaan energi listrik dengan analisa pencahayaan. Analisa pencahayaan dilakukan untuk mengetahui jumlah cahaya flux luminous yang direkomendasikan sehingga iluminansinya memenuhi Kepmenkes Nomor 1405MENKESXI2002 dan mengurangi keluhan visual symptoms pekerja. Sedangkan pemetaan penggunaan energi listrik dilakukan agar energi listrik dari jumlah cahaya yang direkomendasikan tidak melebihi energi listrik maksimum menurut SNI 03-6197-2000.

1.2. Perumusan Masalah