Persamaan untuk Menentukan Faktor Pencahayaan Buatan

dengan membuat tabung lecutan dari keramik yang berisi xenon, merkuri, dan sodium. Efikasi lampu HID mencapai lebih dari 95 lmwatt. 4. Lampu LED Light Emitting Diode : cahaya dihasilkan oleh dioda semikonduktor yang mengeluarkan energi cahaya ketika diberikan tegangan. Semikonduktor merupakan material yang dapat menghantarkan arus listrik, meskipun tidak sebaik konduktor listrik. Semikonduktor umumnya dibuat dari konduktor lemah yang diberi material lain. Pada LED digunakan konduktor dengan gabungan unsur logam aluminium, gallium, dan arsenit. Konduktor AlGaAs murni tidak memiliki pasangan elektron bebas sehingga tidak dapat mengalirkan arus listrik. Oleh karena itu dilakukan proses doping dengan menambahkan elektron bebas untuk mengganggu keseimbangan konduktor tersebut, sehingga material yang ada menjadi semakin konduktif.

3.5.3. Persamaan untuk Menentukan Faktor Pencahayaan Buatan

9 Untuk menghitung penerangan di satu titik oleh suatu sumber cahaya, rumus yang digunakan adalah : E = ϕ A Dengan E = penerangan rata-rata lux Φ = total arus cahaya di bidang bersangkutan, lumen A = luas area, m 2 Dalm kenyataannya, perhitungan penerangan dipengaruhi distribusi intensitas cahaya luminer, efisiensi, bentuk, dan ukuran ruang, pemantulan 9 Ibid.,h.225-229 Universitas Sumatera Utara permukaan, dan ketinggian lampu dari bidang kerja. Untuk itu, perlu ditambahkan faktor CU coefficient of utilization. Sehingga, rumusnya menjadi : E = ϕ. CU A Selama penggunaan lampu, intensitas cahayanya akan berkurang oleh timbunan debu dan nilai lumennya akan menyusut. Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan faktor LLF light-loss factor. Sehingga, rumusnya menjadi : E = ϕ.CU.LLFA Nilai CU sangat bergantung pada bilangan pantul permukaan. Semakin tinggi bilangan pantul permukaan langit-langit, ruang dan lantai maka nilai CU akan semakin tinggi. Bila permukaan-permukaan ruang memiliki bilangan pantul yang berbeda-beda maka harus dicari bilangan pantul rata-rata : ρ = ρ 1 A 1 + ρ 2 A 2 + … + ρ n A n A 1 + A 2 + … + A n Langkah selanjutnya adalah mencari bilangan pantul rongga efektif effective cavity reflectance. Bilangan pantul rongga efektif untuk setiap permukaan ruang adalah : ρ cc = billangan pantul rongga langit-langit efektif effective ceiling cavity reflectance ρ rc = billangan pantul rongga ruang efektif effective wall cavity reflectance ρ fc = billangan pantul rongga lantai efektif effective floor cavity reflectance Setelah menemukan CU, kemudian nilai LLF light-loss factor dihitung. LLF terdiri atas nonrecoverable factor dan recoverable factor. Nonrecoverable factor terdiri atas : Universitas Sumatera Utara 1. LAT luminaire ambient temperature, suhu disekitar lampu. Jika lampu beroperasi dilingkungan normal sesuai desain pabrik, maka LAT = 1. 2. VV voltage variation, variasi tegangan listrik. Jika lampu dioperasikan pada voltase sesuai desainnya maka VV = 1 3. LSD luminaire surface depreciation, depresiasi permukaan luminer. Permukaan luminer akan mengalami penurunan kualitas, seperti penutup berubah warna, reflector tergores, dan sebagainya. 4. BF ballast factor, faktor kehilangan yang ikut berperan dalam ketidakmampuan lampu untuk beroperasi pada level daya tertentu . Sedangkan recoverable factor meliputi: 1. LDD luminaire dirt depreciation, depresiasi cahaya akibat penimbunan kotoran pada luminer. LDD dipengaruhi oleh tipe luminer, kondisi atmosfer lingkungan dan waktu antara pembersihan luminer berkala. 2. RSDD room surface dirt depreciation, depresiasi cahaya akibat penumpukan kotoran di permukaan ruang. LLD lamp lumen depreciation, faktor depresiasi lumen yang tergantung pada jenis lampu dan waktu penggantianny Tabel 3.6. Room Surface Dirt Depreciation Jenis Pencahayaan Nilai RSDD Pencahayaan langsung 0,92 ± 5 Pencahayaan semilangsung 0,87 ± 8 Pencahayaan langsung-tak-langsung 0,82 ± 10 Pencahayaan semi-tidak-langsung 0,77 ± 12 Pencahayan tak-langsung 0,72 ± 17 Sumber : Fisika Bangunan, 2008 Universitas Sumatera Utara Tabel 3.7. Lamp Lumen Depreciation Jenis Lampu Penggantian Bersamaan Penggantian Berdasar Lampu yang Mati Lampu pijar 0,94 0,88 Tungsten-halogen 0,98 0,94 Fluorescent 0,90 0,85 Mercury 0,82 0,74 Metal-Halide 0,87 0,80 High-Pressure Sodium 0,94 0,88 Sumber : Fisika Bangunan, 2008 3. LBO lamp burnout, perkiraan jumlah lampu yang mati sebelum waktu penggantian yang direncanakan. Bila lampu diganti seluruhnya, LBO = 1. Bila penggantian hanya pada lampu yang mati maka LBO = 0,95. Sehingga, nilai light loss factor LLF dapat dihitung dengan mengalikan semua faktor tersebut : LLF = LAT X VV X BF X LSD X RSDD X LDD X LLD X LBO

3.7. Produktivitas dan Cahaya